Konflik berlaru-larut di internal Gereja Protestan Belanda PKN akhirnya berakhir. "Pendeta atheis" yang tidak percaya pada Tuhan, boleh tetap berkhotbah.
Selain itu PKN yang beranggotaan jutaan orang ini berjanji akan menggelar konferensi membahas siapa dan apa itu Tuhan. Peristiwa ini dinilai sebagai terobosan.
Saya, Maurice Laparlière, dibesarkan di daerahnya pendeta Klaas Hendrikse dan pengunjung gereja serupa. Menurut penghayatan saya Tuhan adalah seorang pria yang berjenggot panjang duduk di tahtanya. Ia bisa melihat segalanya dan malah tahu pikiran saya.
Yesus adalah anak-Nya dan teman saya. Kepadanya aku bisa meneritakan semua. Tiap minggu saya mendengarkan cerita-cerita ruwet dan khotbah-khotbah panjang di gereja. Tuhan dan Yesus bagi saya hebat, tapi saya harus waspada: di akhir hayat saya nanti keduanya akan menilai apakah perbuatan saya baik atau tidak. Ternyata setelah 25 tahun banyak terjadi perubahan.
Kehadiran Tuhan
Pendeta Klaas Hendrikse tidak percaya lagi dengan seorang pria berjenggot panjang duduk di tahta. Berdiri di dekat persimpangan jalan ramai antara sebuah perkampungan, gedung Radio Nederland dan hutan saya bertanya kepadanya apakah ia percaya bahwa Tuhan akan muncul di sana.
"Wah, untuk itu kita tidak perlu keluar rumah. Kan misalnya bisa saja terjadi antara saya dan Anda. Bisa saja terjadi sesuatu yang kemudian kita kaitkan dengan kata 'Tuhan'. Sehingga kita membuka hati terhadap masing-masing. Tuhan bagi saya adalah pengalaman manusia."
Klaas Hendrikse bukan orang pertama di Belanda yang menyatakan bahwa Tuhan hidup di bumi, di antara manusia dan bukan di surga. Tuhan adalah gabungan dari rasa kekaguman, inspirasi, tangan yang membantu, orang sakit yang sudah pasrah bahwa ia tidak akan sembuh lagi atau seorang pria yang pada saat sarapan pagi bertanya kepada istrinya yang diam apakah ia baik-baik saja.
Spinoza
Filsuf Spinoza pada abad ketujuhbelas juga punya pesan yang sama sehingga ia menjadi terkenal. Tapi Spinoza dan para pengikutnya mempunyai satu kesamaan: mereka tidak berdiri di mimbar seperti Klaas Hendrikse.
Aneh juga kok Hendrikse tetap boleh bertindak sebagai pendeta. Seorang atheis. Setelah bukunya 'Percaya pada Tuhan yang tidak ada' diterbitkan, pendeta ini menjadi fenomena. Baik orang yang beriman maupun yang tidak percaya pada Tuhan berdatangan ke Middelburg, di Belanda Selatan.
Dalam khotbah mereka mendengarkan ucapan seperti ini: "Mendoakan agar matahari terbit, tidak bermanfaat. Lebih bermanfaat kalau kita mendoakan agar kita dianugerahi hari yang baik."
Setan
Tidak semua orang menyambut baik pemikiran pendeta atheis ini. Terutama kalangan konservatif banyak mengkritik. Ada yang mengatakan si pendeta sudah tergoda setan. Ada yang mengatakan sangat tersinggung karena 'agama mereka diserang'.
Hendrikse mengatakan ia tidak berniat merampas Tuhan orang. Tapi pesan dia yang sebenarnya, menghilang di tengah kericuhan. Pesannya antara lain: "Jangan berdoa karena berharap agar suatu kekuatan yang lebih tinggi menyembuhkan penyakit seorang pasien, tapi berdoalah semoga si sakit menghadapi hidup dengan kekuatan dan perasaan positif."
PKN atau Gereja Protestan Belanda makin berkurang pengikutnya. Menurut Hendrikse tiap minggu sekitar seribu orang memutuskan keluar sebagai anggota. Menurut dia, pemimpin gereja tidak menghiraukan sinyal ini sama sekali dan pura-pura tidak tahu.
"Kita tidak bisa seumur hidup menyampaikan cerita yang sama, karena orang juga berubah. Penghayatan kepercayaan orang dewasa berbeda dengan anak-anak."
PKN tidak hanya mengizinkan pendeta Hendrikse tetap bekerja sebagai pendeta selama dua tahun lagi sampai ia pensiun, tapi PKN juga mau menggelar konferensi untuk membicarakan peranan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Dengan demikian, kata Hendrikse, ia berhasil mencapai tujuan tertingginya.
Hasil penelitian yang melibatkan Vrije Universiteit di Amsterdam menunjukkan bahwa satu dari enam pendeta di Belanda tidak percaya lagi pada Tuhan secara tradisional. Hampir semua gereja di Belanda makin kosong, tapi tempat parkir gereja pendeta Klaas Hendrikse dipenuhi bus.
Lucu!
[rnw]