Selasa, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 2 Februari 2010 13:30 wib
3.714 views
Pasukan Thailand Didesak Gunakan Anjing Sebagai Detektor Bom
Thailand Selatan (Voa-Islam.com) - Anjing terlatih akan jauh lebih efektif dalam mendeteksi bahan peledak di Thailand Selatan daripada perangkat detektor bom kontroversial GT 200, kata seorang ilmuwan dari Universitas Chulalongkorn Thailand.
Keraguan serius telah meningkat tentang efisiensi dari detektor bom GT 200, yang dibuat oleh Britain-based Global Technological Co dan digunakan secara luas oleh pasukan keamanan di tiga provinsi utama di Thailand selatan untuk meredam pemboman yang dilakukan oleh pejuang Patani selama 6 tahun terakhir.
Ilmuwan Molecular Jetsada Denduangpan, yang telah melakukan studi pribadi tentang GT 200, mengangkat ide tentang anjing terlatih tersebut setelah menerima banyak informasi tentang perangkat deteksi bom GT 200 dari seorang perwakilan pasukan yang akhir tahun lalu menjelaskan fungsi dan keterbatasan alat tersebut kepadanya sebelum kepada komisi senat.
GT 200 telah menjadi sorotan sejak laporan BBC 2 pekan lalu mengatakan Jim McCormick, direktur perusahaan yang menjual detektor bom serupa, yakni ADE651, ke banyak negara, termasuk Irak, telah ditahan atas tuduhan penipuan setelah penemuan bahwa perangkat tersebut tidak bekerja.
..Jim McCormick, direktur perusahaan yang menjual detektor bom serupa, yakni ADE651, ke banyak negara, termasuk Irak, telah ditahan atas tuduhan penipuan setelah penemuan bahwa perangkat tersebut tidak bekerja..
Pembuat undang-undang Irak telah mengatakan pasukan keamanan agar menghentikan penggunaan detektor bom ADE651 setelah pemerintah Inggris melarang ekspornya.
Mr Jetsada berkata bahwa para pejabat keamanan Thailand mengatakan GT 200 "hanya efektif 30% , sedangkan setiap perangkat yang digunakan oleh petugas keamanan harus efektif setidaknya 70-80% ". Dia mengatakan memasukkan kartu chip ke dalam perangkat tidak bisa menjamin deteksi tepat.
Saat ini petugas keamanan Thailand menggunakan 535 perangkat GT 200, berharga sekitar 900.000 Baht perbuah, dalam mengatasi pemboman yang melanda provinsi Yala, Pattani dan Narathiwat.
Sersan Mayor Polisi San Warongkapaisin dari Explosive Ordnance Disposal unit di Narathiwat mengatakan ia tidak mengandalkan hanya pada GT 200 tapi menggunakan pengalaman dan keterampilan juga.
..GT 200 "hanya efektif 30% , sedangkan setiap perangkat yang digunakan oleh petugas keamanan harus efektif setidaknya 70-80% ".
Namun Komando Operasi Keamanan Internal Wilayah 4 menegaskan bahwa GT 200 bekerja dengan baik, mengatakan detektor bom telah terbukti memberikan hasil lebih akurat.
"GT 200 telah digunakan di daerah itu sejak tahun 2006 dan sejauh ini hanya ada dua kesalahan yang disebabkan dari pengguna, bukan perangkat," kata kepala humas ISOC kolonel Banpot Poonpean, mengutip sebuah laporan dari sebuah komite menyelidiki kesalahan.
Ia mengatakan para petugas yang terlibat tidak mengikuti prosedur yang tepat untuk deteksi bom. Mereka hanya mengandalkan perangkat GT 200 tanpa menggunakan batuan alat lain, yang diperlukan untuk mengkonfirmasi pembacaan awal dari GT 200.
"Ini bukan perangkat ajaib yang akan dapat mengidentifikasi bahan [peledak]," kata Kolonel Banpot . "GT 200 hanya membantu."
"GT 200 membantu petugas untuk mendeteksi wilayah sempit dengan menempatkan barang-barang yang dicurigai. Tapi untuk mengatakan secara tepat apakah ada bahan peledak terlihat, petugas harus menggunakan dua alat deteksi bom yang berbeda." katanya menambahkan. (aa/pn)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!