Senin, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 25 Januari 2010 13:00 wib
6.744 views
Nasaka Dan Antek-anteknya Lecehkan Pemimpin Agama Rohingya
Arakan State (Voa-islam.com) - Seorang pemimpin agama Islam Rohinya telah dilecehkan dan di denda oleh pasukan penjaga keamanan perbatasan Burma (Nasaka) bekerjasama dengan para kaki tangannya hari kamis (21/01) lalu saat mengambil photo keluarga di kota Maungdaw, negara bagian arakan, kata seorang kerabat korban.
Korban di identifikasi sebagai Maulana Nurul Islam (40) dari desa Raballa kota Maungdaw. Ia juga merupakan seorang imam masjid di desanya.
Sekelompok Nasaka, terdiri dari angkatan darat, polisi, penduduk dan pihak imigrasi dari Nasaka kamp No.12 dari komando wilayah No.5 hari Kamis (21/01) mendatangi desa untuk mengambil photo dari para penduduk Muslim Rohingya. Nasaka mengambil photo para keluarga Muslim Rohingya sesuai dengan daftar keluarga dan mengharuskan wanita di photo tanpa jilbab di kepala. Sementara itu Maulana Nurul Islam masuk ke ruangan dengan keluarganya, yang disekat dengan kain untuk mengambil photo dan meminta 2 orang dari kaki tangan Nasaka untuk keluar dari ruangan, kerabat tersebut menambahkan.
Korban di identifikasi sebagai Maulana Nurul Islam (40) dari desa Raballa kota Maungdaw. Ia juga merupakan seorang imam masjid di desanya.
Permintaan ini membuat kedua kaki tangan Nasaka, anak dari kepala desa bernama Zamil Khan (24) dan Yunus (22) marah. Dua orang pemuda tersebut mencaci maki Maulana dan menyakitinya. Mereka memasukkannya kedalam pasungan selama lima jam dengan bantuan anggota pasukan Nasaka lainnya.
Ia dilepas setelah memberikan 8 galon minyak tanah sebegai denda kepada pasukan nasaka, atau seharga dengan 40,000 Kyat, kata seorang pedagang yang tak mau disebutkan identitasnya.
Setiap tahun, di bulan Januari, pasukan lokal Nasaka dan departemen imigrasi kota Maungdaw secara terpisah memeriksa daftar keluarga dan mengambil gambar dari keluarga Muslim Rohingya. Mereka juga mengenakan biaya yang tidak sedikit pada para penduduk yang diambil gambarnya. Mereka melakukan hal ini untuk melacak jumlah penduduk Muslim Rohingya. (kp)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!