Italia Akan Tarik Tentaranya Dari Afghanistan

Roma  - Bantuan tentara Italia ke Afghanistan untuk pemilihan presiden di negara yang terkoyak perang tersebut mulai dipulangkan pada pekan mendatang, kata menteri pertahanan Italia pada Selasa (3/11).

Sekitar 400 tentara, yang dikirim untuk meningkatkan kekuatan bagi pemilihan umum pada 20 Agustus akan pulang, sesudah pembatalan pemungutan suara tahap kedua.
Pada dua pekan lalu, Italia menyatakan bantuannya akan tetap di Afghanistan untuk pemungutan suara tahap kedua antara calon bertahan Hamid Karzai dan penantangnya, Abdullah Abdullah, yang direncanakan berlangsung pada 7 November.

Karzai dinyatakan menjadi presiden untuk lima tahun lagi pada Senin sesudah Abdullah mundur dari pemilihan itu.

Kami mengatakan tentara akan tinggal sampai akhir pemilihan itu, yang sekarang sudah terjadi, sehingga kami sekarang memulai pemulangan berangsur-angsur mereka

"Kami mengatakan tentara akan tinggal sampai akhir pemilihan itu, yang sekarang sudah terjadi, sehingga kami sekarang memulai pemulangan berangsur-angsur mereka," kata Menteri Pertahanan Ignazio La Russa dalam tanggapan seperti dilaporkan di laman berita politik Affaritaliani.it.

Dengan 3.250 tentara, pasukan Italia saat ini merupakan yang keenam terbesar dalam 100.000 tentara asing di Afganistan.

Sejumlah 21 tentara Italia tewas di Afganistan sejak 2004, kata laman kementerian pertahanan Italia.

Enam tentara Italia tewas pada pertengahan September akibat serangan bom bunuh diri pejuang Taliban paling mematikan atas tentara persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO.

Pembom bunuh diri menabrakkan mobil sarat bahan peledak ke iringan dua kendaraan pasukan Italia di Kabul tengah, tidak jauh dari kedutaan besar Amerika Serikat di jalan ramai menuju bandar udara, menewaskan para tentara  dan 10 warga Afganistan.

Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi sesudah serangan itu menyatakan Roma sekarang ingin memangkas tentaranya di Afganistan

Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi sesudah serangan itu menyatakan Roma sekarang ingin memangkas tentaranya di Afganistan, tapi hanya dengan kesepakatan dari para mitranya di NATO.

"Kami ingin membawa anak kami pulang secepat mungkin," kata Berlusconi.

Taliban, yang memerintah Afganistan sejak 1996, mengobarkan perlawanan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Alqaida Osama bin Ladin, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah negara adidaya itu, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Bom rakitan, yang dikenal dengan IED, mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing, kata tentara.

NATO dan Amerika Serikat menempatkan lebih dari 100.000 tentara di Afganistan memerangi pejuang Taliban, yang pada tingkat paling mematikan dalam perang delapan tahun sejak serbuan 2001 pimpinan Amerika Serikat untuk menggulingkan pemerintah Taliban di Kabul.

Perang di Afganistan semakin mematikan pada beberapa bulan belakangan saat Taliban meningkatkan penggunaan IED, yang berdampak menghancurkan.

Pemimpin tentara menyatakan mencoba mengembangkan cara baru untuk berurusan dengan ancaman IED, tapi mendapati bahwa Taliban sudah mengubah siasat dengan cepat.

IED biasanya buatan sendiri, yang diledakkan oleh kendali jarak jauh dan sering di tanam di jalan-jalan raya, yang dipakai tentara asing. (EB)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• Saudi Siapkan Layanan Flu Babi Gratis
• Berbagi Kekuasaan, US Tawarkan Taliban 6 Provinsi
• Film Kepahlawanan Nabi Muhammad Akan Dibuat Lagi
• Malaysia Sita 15 Ribu Injil Bertuliskan 'Allah'
• Selama Oktober, 4 Warga Palestina Tewas dan 330 Ditahan
• Prajurit Senior Inggris Keluarkan Peringatan Sebelum Tewas Di Afghanistan
• Phobia Islam di Belanda Akibat Kelompok Sayap Kanan
• Blackwater di Balik Pengeboman di Peshawar