Jum'at, 17 Jumadil Awwal 1446 H / 28 Agutus 2009 15:00 wib
3.463 views
600 Lebih Chek Point Militer Israel Melaratkan Warga Tepi Barat
Tepi Barat - Berbagai tragedi dan pelanggaran hak-hak kemanusiaan Palestina, berupa penyitaan tanah, pembangunan pemukiman-pemukiman Yahudi, tembok pemisah dan juga pembangunan perlintasan militer atau chek point, terus terjadi selama lebih dari empat dekade penjajahan Israel atas bangsa Pelestina.
Dalam kurun waktu tersebut, lebih dari 600 perlintasan militer Israel telah di bangun dengan alasan keamanan. khususnya di Tepi Barat yang memang di kelilingi langsung oleh Israel dan telah menyebabkan sebagian besar warga Palestina yang berada di sana kehilangan hak hidupnya yang normal, akibat sulitnya prosedur Israel di perlintasan tersebut.
Perlintasan-perlintasan militer Israel tersebut juga memiliki peran kotor dalam menciptakan kegetiran hidup warga Palestina di daerah tersebut.berrikut ini beberapa fakta yang terjadi dengan adanya perlintasan militer tersebut:
Lebih dari 600 perlintasan
Biro Urusan Kemanusiaan PBB di Al-Quds menegaskan bahwa jumlah perlintasan militer Israel di Tepi Barat lebih banyak 7 % dibanding apa yang disebutkan oleh pemerintah penjajah Israel yang pernah berjanji menguranginya. Israel membangun 140 perlintasan baru sehingga kini menjadi 600.
Anak-anak, Lansia dan Wanita Dibakar Terik Matahari
Perlintasan militer Israel tidak kenal usia warga Palestina dalam melakukan prosedur pemeriksaan dan itu diterapkan di seluruh kota-kota Palestina. Kecil, besar, orang sakit. Kebanyakan mereka ditahan di bawah terik matahari, seperti yang terjadi di perlintasan utara Ramallah dimana di antara warga yang ditahan adalah anak-anak, lansia dan wanita yang disemprot Israel dengan gas air mata. Padahal mereka hanya ingin pulang ke rumah mereka.
Represif Wartawan
Pasukan Israel tidak segan-segan merampas kamera dan peralatan tim wartawan yang melintasi perlintasan itu. Mereka pernah merampas kamera TV Aljazeera, kaset perekam, ID card Majdi Banurah. Hal itu terjadi ketika mereka hendak mengambil gambar situasi perlintasan militer Israel di dekat kamp pengungsi Qalanda utara Ramallah.
103 Lebih Gugur di Perlintasan
Laporan Pusat Wartawan Internasional menyebutkan bahwa lebih dari 103 orang gugur syahid di perlintasan militer Israel. Misalnya yang terjadi dengan Lamis Taisir Ibrahim Qasim, 26, dari Selvit. Perempuan ini kehilangan dua anaknya yang baru dilahirkan ketika ia hendak membawanya melalui perlintasan Israel. ia menunggu sebuah mobil ambulan milik desa Bet Rema di perlintasan gerbang desa lebih dari dua jam. Namun pasukan Israel menolak memberikan izin kepada mobil ambulan itu.
Melahirkan di perlintasan dan bayinya meninggal
Lamis menambahkan bahwa sopir dan kenek mobil ambulan yang mengangkut anaknya tiba datang kepadanya dua anaknya dengan kasur. Sebab pasukan Israel tidak memberikan izin membawa bayinya dengan mobil dan terpaksa dibawa dengan kasur.
“Pemeriksaan Israel sangat lambat sampai saya melahirkan di sana; Lathifah bayi pertama saya, tiga jam kemudian lahir anak kembar kedua Mufidah dalam keadaan pingsan. Setelah jam kemudian meninggal dunia demikian juga yang kedua meninggal beberapa jam kemudian.”
Bulan Sabit Merah di Tepi Barat menegaskan bahwa pasukan Israel terus menghalangi tim ambulan dan tim media. Sehingga mereka terpaksa jalan kaki dengan jarak yang jauh. Akibat tindakan Israel ini, banyak pasien Palestina terlambat ditangani secara medis di rumah sakit di Jalur Gaza. Misalnya, Israel menghalangi pasien ibu melahirkan yang hendak ke RS Muhammad Ali Muhtasib di Khalil. Akhirnya, tim media harus menggunakan dua mobil di masing-masing sisi perlintasan untuk mengangkut pasien.
Perlintasan Israel itu sering disebut “perlintasan kematian” karena telah banyak menelan korban. Saying Amerika Serikat justru menyetujui tindakan Israel ini dengan alasan keamanan.
2500 diculik di perlintasan dalam setahun
Lembaga Pusat HAM Palestina menegaskan bahwa pasukan Israel selama setahun terakhir 2008 menculik lebih dari 2500 warga Palestina, 2433 di Tepi Barat dan 68 di Jalur Gaza. Sehingga tahanan Palestina makin banyak. Selain itu Israel menangkap warga ketika menyerang wilayah-wilayah Palestina, desa, dan kotanya.
Sayangnya, dunia Arab dan internasional hanya diam saja terhadap tindakan Israel ini.
Sayangnya, dunia Arab dan internasional hanya diam saja terhadap tindakan Israel ini. lantas sampai kapan kemauan warga Palestina di Tepi Barat harus berada di tangan Israel?? (aa/infplstn)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!