Kamis, 3 Jumadil Akhir 1446 H / 15 September 2022 10:23 wib
6.106 views
Kenaikan Harga Telur Bikin Rakyat Babak Belur
Oleh: Q. Rosa Anis, SPD.
Hingga saat ini harga telur belum beranjak turun secara signifikan. Harga komoditas ini masih dikisaran Rp 30.000,- per kilogram bahkan di wilayah luar Jawa harga tetap tinggi dikisaran Rp 33.000. Sebuah ironi nasib rakyat di negeri agraris yang kaya ini, sering kali tak mujur karena harga kebutuhan pokok yang terus meroket.
Bak api jauh dari panggang mengharap nasib mujur, dengan turunnya harga sembako, terutama telur. Karena pemerintah telah memberikan pengumuman resmi per tanggal 3 September 2022 dengan kenaikan harga BBM, yang tentu akan menambah beban biaya disektor distribusi. Kondisi ini akan memicu kenaikan harga-harga komoditas kebutuhan pokok yang memang sudah tinggi.
Kenaikan harga telur bukan hanya menyulitkan masyarakat dalam pemenuhan nutrisi pangan mereka. Dampak lain dari kenaikan harga telur yang tak kunjung turun akan mengganggu kelangsungan usaha UMKM, terutama yang bergerak di bidang kuliner, produsen roti, rumah makan, bahkan warung- warung kecil di desa. Jika modal mereka tidak berlipat dan menejemen tidak bagus, tentu bisa segera gulung tikar. Dampak lebih jauh adalah bertambahnya jumlah pengangguran dan kemiskinan.
Mencari Sumber Masalah
Menurut Menteri Perdagangan Zukifli Hasan salah satu faktor penyebab tingginya harga telur, karena bantuan sosial program Kementrian Sosial. Bantuan langsung pada masyarakat ini dalam bentuk pangan berupa telur dan lain-lain, sehingga peternak langsung menjual pada penyalur bantuan sosial. Hal ini menyebabkan kelangkaan komoditas telur.
Menanggapi tudingan tersebut, Menteri Sosial menegaskan pihaknya tidak memberikan aturan pembelian produk di masyarakat. Tetapi menyerahkan sepenuhnya pada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan kebutuhan hidupnya. ( detikNews 25/8/2022)
Sementara menurut Pengamat Ekonomi Universitas Airlangga, Imron Mawardi: kenaikan harga telur merupakan dampak dari beberapa tahun lalu, yaitu saat harga telur jeblok di kisaran Rp 13.000 bahkan ada yang di bawah Rp 10.000.
Kondisi ini menyebabkan pedagang banyak yang gulung tikar, karena harga pakan ternak yang terus meningkat. Karena kasus tersebut diperkirakan peternak yang masih operasi tinggal 60 persen. Tentu ini menyebabkan jumlah komoditas telur dimasyarakat berkurang drastis.
Sisi lain meski harga telur ayam naik drastis, ternyata ini tidak diikuti dengan kebahagiaan para peternak ayam petelur. Kondisi mereka saat ini makin menjerit karena harga pakan ternak, melambung hingga Rp 471.000,- dari harga normal Rp 335.000,- per sak konsentrat. Untuk harga jagung yang normalnya Rp 3.600 menjadi Rp 5.900 per kilogramnya saat ini.
Berikutnya menurut Azizah Fauzi Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) mengatakan, kenaikan harga telur yang terjadi selama hampir sepekan ini salah satunya disebabkan oleh tingginya harga jagung internasional ( KOMPAS.com 26/8/2022).
Indonesia dari produksi komoditas pangan dalam negeri yaitu jagung, tak mampu mencukupi kebutuhan masyarakat, terutama untuk kebutuhan produksi pakan ternak. Akibatnya untuk menyuplai kebutuhan dalam negeri pemerintah mesti mengimpor jagung. Secara otomatis harga jagung akan menyesuaikan dengan harga pasar internasional. Berikutnya menjadi hal yang wajar jika harga pakan ternak akan naik, mengingat jagung masih menjadi bahan utama dalam produksi pakan ternak.
Menyuplai Komoditas Pangan Sesuai Syariah Islam
Di dalam politik ekonomi Islam, negara menjadi penjamin kebutuhan pokok masyarakat, person to person harus di pastikan semua terpenuhi sandang, pangan dan papan.
Telur menjadi komoditas pangan dalam rangka memenuhi gizi masyarakat. Persoalan yang memicu tingginya harga telur, hingga tak mampu dibeli masyarakat harus segera diselesaikan.
Sementara untuk menyelesaikan masalah tersebut tak cukup hanya diselesaikan perbagian tetapi butuh melibatkan penyelesaian pada beberapa sektor.
A. Sektor Pertanian
Jagung menjadi kebutuhan utama dalam produksi pakan ternak. Ini berarti sektor pertanian menjadi mata rantai yang harus dipecahkan, yaitu menyediakan bahan baku utama pakan ternak dalam negeri hingga tidak perlu impor dan terpengaruh harga dalam sekala internasional.
Mata rantai yang harus diurai disektor ini adalah tersedianya beberapa faktor yang menunjang produksi jagung antara lain:
(1) keberadaan lahan pertanian, pemerintah akan mengatur mekanisme lahan berdasar penataan kota, lahan industri dan lahan untuk pertanian guna swasembada pangan.
(2) jaminan hasil panen jagung bisa mensejahterakan petani. Mendorong para petani menanam jagung, kemudahan akses jual dengan harga yang berpihak pada petani, pengontrolan harga dan pemastian mekanisme pasar tidak merugikan petani.
(3) Memberikan modal dengan pemberian hibah pada petani secara cuma-cuma, terutama bagi yang tidak mampu
(4) Menjamin terjangkaunya dan tersedianya pupuk, obat- obatan pertanian, varietas unggul benih jagung, dan kemudahan akses pengairan lahan.
(5) Menjamin tersedianya teknologi untuk kemudahan serta efisiensi produksi pengolahan lahan dan hasil panen.
B. Sektor Industri
Untuk penyediaan pakan ternak dengan harga terjakau, sektor industri pakan ternak juga harus mendapatkan perhatian. Pertama, murahnya listrik dan BBM. Listrik dan BBM menjadi kebutuhan utama dalam produksi sebagai sumber energi teknologi pengolahan bahan dan distribusi hasil produksi. Kedua, ketersediaan bahan baku utama dalam Negeri dengan harga murah terjangkau. Ketiga, keberadaan modal usaha, negara memastikan keberadaan modal dengan pinjaman tanpa bunga. Disamping mencegah kemungkinan masuknya investor asing yang bisa berpengaruh pada kemandirian dan ketahanan negara. Keempat, mendorong penyediaan teknologi canggih guna peningkatan dan efisiensi hasil produksi.
C. Sektor Peternakan
Analisis pasar pada supply dan demand (penawaran dan permintaan) mesti dilakukan. Pemerintah dalam Islam akan memastikan semua permintaan yaitu kebutuhan masyarakat pada komoditas pangan khusunya telur bisa dipenuhi oleh peternak dalam negeri.
Dorongan untuk melakukan usaha dalam hal ini di sektor peternakan, dilakukan oleh pemerintah dengan memberikan ketrampilan dan manajemen usaha, kemudahan sarpras, penyediaan modal yg mereka butuhkan dengan hibah ( pemberian bantuan secara cuma-cuma) atau peminjaman tanpa bunga hingga jaminan kemudahan pasa akses penjualan dan kelancaran distribusi.
Disamping itu pemerintah juga akan terus mengontrol pasar, dari pelaku kecurangan penimbunan, dan jaminan keamanan, serta mekanisme lain yang melanggar syariat Islam dengan sanksi yang tegas.
D. Baitul Mal
Dalam Islam menajemen Baitul mal, menjadi penentu kelancaran ekonomi negara. Karena menyangkut modal dan pembiayaan urusan rakyat.
Sumber pendapatan baitul mal di jalankan sesuai syariah Islam, yaitu dari hasil kepemilikan umum, kepemilikan negara dan zakat mal kaum muslimin.
Baitul mal juga dikelola sesuai syariah, untuk memenuhi seluruh hajat rakyat dengan amanah, dan landasan keimanan serta ketaqwaan kepada Allah SWT.
Demikianlah gambaran solusi Islam dalam menyelesaikan masalah kenaikan harga telur, perlu ditunjang dari berbagai sektor. Termasuk dukungan dari Baitul mal yang akan menopang dan memastikan setiap kebutuhan rakyat terpenuhi. Insyaallah kesejahteraan akan tercapai dan nasib mujur bisa digapai. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!