Rabu, 14 Jumadil Awwal 1446 H / 26 Juli 2017 12:16 wib
6.583 views
Inilah Alasan Masjid Al Aqsha Harus Diperjuangkan (Bagian Dua-Selesai)
Oleh
Zulfikri*
BEGITU cintanya para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam terhadap Masjid Al Aqsha, hampir seluruh sahabat utama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah berkunjung dan berziarah ke sana. Beberapa di antaranya yaitu Umar bin Khattab saat menjadi Khalifah, Abu Hurairah, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abdullah bin Umar, Abdullah bin ‘Abbas, Abu Ubaidah bin Jarrah, Mu’az bin Jabbal, Bilal bin Rabbah, Khalid bin Walid, Abu Dzar Al-Ghiffari, Salman Al-Farisi, Abu Darda, Abu Mas’ud Al-Anshari, Amr bin ‘Ash, Abdullah bin Salam, Said bin Zaid, Murrah bin Ka’ab, Abdullah bim Amr bin Ash, Mu’awiyah bin Abu Sufyan, Auf bin Malik, Ubadah bin Shamit, Sa’id bin Al-Ash, dan Shafiyah isteri Rasulullah.
Demikian pula kalangan ulama dari kalangan tabi’in dan tokoh-tokoh ahli fiqih terkenal pernah berziarah ke Masjid Al-Aqsha, di antaranya Imam Asy-Syafi’i, Imam Al-Ghazali, Sufyan Ats-Tsauri, Malik bin Dinar, Uwais Al-Qaruj, Imam Al-Auza’i, Muqatil bin Sufyan, Abu Al-Hasan Al-Zuhri, dan yang lainnya.
Khalifah Umar bin Khattab rela melakukan perjalanan ziarah ke Palestina, ketika penduduk negeri itu mensyaratkan bahwa yang berhak menerima penyerahan Palestina harus Umar sendiri selaku pemimpin umat Islam (Khalifah). Pada waktu itu warga Palestina termasuk kaum Nasrani memberikan mandat kepada Khalifah Umar bahwa diri mereka, harta mereka, dan semua kepecayaan di sana, untuk dijaga dan dipelihara oleh Islam. Khalifah Umar bin Khattab membebaskan kembali Masjid Al-Aqsha tersebut pada tahun 638 M. Khalifah Umar bin Khattab kemudian membangunnya kembali dengan kayu di atas pondasi aslinya. Khalifah Umar bin Khattab mewaqafkannya untuk umat Islam, agar jangan sampai diperjualbelikan dan jatuh ke tangan orang di luar Islam.
Jauh setelah masa Khalifah Umar bin Khattab, kemudian bangunan fisik Masjid Al-Aqsha disempurnakan dengan batu permanen pada jaman Mulkan Abdul Malik bin Marwan dari Bani Umayyah. Pada tahun 691 M. (72 H.), Abdul Malik bin Marwan selain merehab dan merenovasi Masjid Al Aqsha, dengan kubah berwarna kebiruan, juga mendirikan sebuah bangunan berbentuk kubah untuk melindungi batu tempat pijakan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam saat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam akan dimi'rajkan ke langit. Bangunan itu terletak sekitar 100 meter di sebelah utara Masjid Al-Aqsha, yang kemudian disebut dengan Kubah Ash-Shakhrah (artinya Kubah Batu), dalam bahasa Inggris disebut Dome of the Rock. Kubahnya berwarna kuning keemasan.
Masa berikutnya, panglima Shalahuddin Al-Ayyubi dari negeri Kurdi Iraq bersumpah kepada dirinya untuk tidak akan tersenyum selama hidupnya sebelum membebaskan kompleks Masjid Al Aqsha dan kawasan sekitarnya, dari penjajahan tentara Salibis yang juga bukan haknya. Setelah melalui perjuangan panjang, pada tanggal 27 Rajab 573 H / 2 Oktober 1187 Masjid Al Aqsha dan kawasan Palestina dan sekitarnya dapat dibebaskan kembali dari penjajahan yang telah menguasai selama 88 tahun.
Berikutnya, Sultan Abdul Hamid II (tahun 1876-1911 M.) dengan gigih mempertahankan Masjid Al Aqsha sebagai hak wakaf umat Islam, dan tidak memberikan sejengkalpun tanah Palestina dan kompleks Masjid Al Aqsha untuk dikuasai oleh selain umat Islam yang memang yang bukan haknya. Sentral kepemimpinan umat Islam mempertahankan tanah wakaf kompleks Masjid Al Aqsha dan kawasan Palestina dan sekitarnya berlangsung selama lebih kurang 1.200 tahun lamanya hingga tahun 1917 M.
Dengan segala keutamaan-keutamaan Masjid Al Aqsha tersebut, kedudukan Masjid Al Aqsha dapat dikatakan sejajar dengan kedudukan Masjid Al Haram dan Masjid Nabawi. Bahkan dalam kondisi saat ini, dimana masjid Al Aqsha dalam keadaan terkepung oleh Zionis Israel sedangkan Masjid Al Haram dan Masjid Nabawi dalam keadaan aman, kecintaan kita terhadap Masjid Al Aqsha selayaknya lebih besar. Jika kita marah saat ada teror di Masjid Al Haram dan Masjid Nabawi, maka seharusnya kita lebih sangat marah saat Masjid Al Aqsha dikangkangi oleh kaum Yahudi Zionis Israel. Dan pembebasan Masjid Al Aqsha itu hanya umat Islam sendirilah yang akan melakukannya.
Tugas Kaum Muslimin
Kita sebagai bagian dari umat Islam memiliki kewajiban untuk membantu dan berupaya membebaskan Masjid Al Aqsha meskipun hanya dengan upaya yang kecil. Berdoa untuk kemenangan para mujahidin di Palestina dan pembebasan Masjid Al Aqsha, mendonasikan harta untuk rakyat Palestina, mengutuk tindakan Zionis Israel, menuliskan/menyebarluaskan berita yang benar tentang kondisi rakyat Palestina dan Masjid Al Aqsha, atau mengurangi hingga menghentikan konsumsi produk yang mendukung penjajahan rakyat Palestina merupakan upaya-upaya kecil dalam melakukan pembelaan dan pembebasan Al Aqsha.
“Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana”. (Q.S. Al-Isra [17] : 5).
“Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar”. (Q.S. Al-Isra [17] : 6).
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai”. (QS Al-Isra [17] : 7).
Artinya : "Tidak henti-hentinya thaifah (kelompok kecil_pen) dari umatku yang menampakkan kebenaran terhadap musuh mereka. Mereka mengalahkannya, dan tidak ada yang membahayakan mereka orang-orang yang menentangnya, hingga datang kepada mereka keputusan Allah 'Azza wa Jalla, dan tetaplah dalam keadaan demikian.”
Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, di manakah mereka?". Beliau bersabda, "Di Bait Al-Maqdis dan di sisi-sisi Bait Al-Maqdis.” (HR Ahmad dari Abi Umamah).
Sebagai penutup, penulis kutip kalimat dari Syaikh Anwar Al Awlaqi. Ia mengatakan:
from here we begin and in Al Aqsha we will meet (dari sini kita memulai di Al Aqsha kita akan berjumpa / min huna nabda' wa fil Aqsha naltaqiy)
Ya Allah tolonglah kaum muslimin di Palestina. Amin. *Pemimpin Redaksi Muslimdaily.net
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!