Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
45.075 views

Siapakah Ulama yang Pertama Kali Membukukan Hadist Rasululloh SAW? Ini Jawabannya

Sahabat VOA-Islam...

Hisyam bin Abdul Malik, Khalifah kesepuluh Daulah Umayyah, ingin menguji seberapa kuat hapalan Imam az-Zuhri, seorang ahli hadits di masa­nya. Sang Khalifah ingin az-Zuhri mendik­te­kan hadits kepada anaknya dengan dibantu seorang juru tulis tanpa melihat catatan.

Dengan lancarnya Imam az-Zuhri mendikte­kan empat ratus hadits Rasulullah saw. Be­berapa bulan kemudian, Khalifah Hisyam kem­bali memanggil Imam az-Zuhri. Kepada­nya Khalifah berpura-pura menya­takan keke­cewaannya lantaran hilangnya catatan em­pat ratus hadits beberapa waktu lalu yang di­diktekan sang Imam. Menanggapi keluhan itu, Imam az-Zuhri menjawab.

“Anda tidak usah khawatir, saya masih cukup segar meng­hapalnya. Yang penting siapkan saja juru tulis untuk saya diktekan lagi!”

Setelah segalanya siap, Imam az-Zuhri mulai mendiktekan empat ratus hadits Rasu­lullah SAW yang kata sang Khalifah hilang. Si juru tulis mencatatnya dengan cermat setiap kata yang keluar dari lisan sang Imam. Se­telah selesai, diserahkanlah catatan itu ke­pada Khalifah Hisyam. Kha­lifah mengecek dan meng­kon­frontasikan dokumen ba­ru itu dengan catatan lamanya. Ternyata hasil­nya luar biasa. Tak ada satu kata pun yang berbeda antara catatan lama dengan catatan baru. Kedua catatan yang berisi empat ratus hadits itu persis sama! Atas dasar itulah Khalifah Hisyam menyuruh sang Imam mengajarkan hadits pada anaknya.

Imam az-Zuhri adalah orang pertama yang membukukan hadits. Langkahnya di­ikuti pakar-pakar hadits sesudahnya sehing­ga lahirlah kitab-kitab hadits mu’tabar. Di antaranya, al-Muwaththa’ susunan Imam Ma­lik; Shahih Bukhari oleh Imam Bukhari, Sha­hih Muslim oleh Imam Muslim dan kitab-kitab hadits lainnya yang tak terhitung jumlahnya.

Sebagian besar hadits yang diriwayat­kannya jarang diriwayatkan orang lain. De­ngan demikian, haditsnya akan melengkapi dan memperkaya hadits lain. Imam az-Zuhri amat cermat menilai sanad hadits. Dialah yang mendorong agar perawi menyebutkan sanad ketika meriwayatkan hadits. Sebab, tanpa sanad siapa pun bisa berbicara apa saja yang dimaui tanpa diketahui apakah itu hadits shahih atau bukan.

Banyak hal yang bisa kita teladani dari sosok perawi hadits ini. Di antaranya, keta­jaman otaknya dan kekuatan hapalannya yang tak tertandingi. Dengan kekuatan hapal­an yang luar biasa itu, Imam az-Zuhri berhasil menghapal al-Qur’an hanya dalam waktu yang amat pendek: delapan puluh hari! Sung­guh luar biasa!

Selain itu, Imam az-Zuhri merupakan sosok pengab­di hadits sejati. Ia mempunyai kumpulan hadits yang jumlah­nya mencapai dua ribu lebih. Ia juga mengkader murid-murid­nya dengan jalan mengajar, mem­biayai dan memfasilitasi segala keperluan yang mereka butuhkan. Dalam hal ini Imam Malik menuturkan, Imam az-Zuhri mengumpulkan orang-orang yang belajar hadits dan memberikan makanan dan perlengkapan lainnya dalam musim dingin atau musim panas.

Imam Malik sendiri pernah memberikan kesaksian akan kewibawaan Imam az-Zuhri, gurunya ini.

“Jika Imam az-Zuhri memasuki Madinah, tak seorang pun ahli hadits yang berani menyampaikan hadits di depannya sampai ia beranjak keluar dari kota itu,” papar Imam Malik.

Masih menurut Imam Malik, jika sejumlah ulama senior datang ke Madinah, orang-o­rang tidak begitu antusias menyambut me­reka dibandingkan dengan kedatangan Imam az-Zuhri. Jika Imam besar ini datang, maka penduduk pun beramai-ramai berdesak-de­sak­an memohon fatwanya.

Pakar hadits yang bernama asli Muham­mad bin Syihab az-Zuhri ini lahir pada 50 H pada periode akhir masa sahabat. Meskipun demikian ia masih sempat bertemu dengan beberapa sahabat ternama. Di antara mere­ka adalah Anas bin Malik, Abdullah bin Umar, Jabir bin Abdullah dan Sahal bin Saad. Mere­ka adalah ahli di bidang hadits. Di samping itu, ia juga masih mendapatkan rujukan lain dari para tabi’in senior, seperti Abu Idris al-Khaulani, Salim bin Abdullah bin Umar, Said bin Musayyab dan tokoh-tokoh tabi’in senior lainnya. Imam az-Zuhri wafat pada 124 H.

Sangat disayangkan, buah koleksi ha­ditsnya hilang tak tentu rimba. Kita kehilangan perbendaharaan ilmu yang berharga mele­bihi nilai emas dan perak.

Dalam keadaan situasi seperti sekarang, mengharap lahirnya Imam az-Zuhri baru, tentu bagai bermimpi. Apalagi, di tengah carut marutnya bangsa, kita juga sedang meng­alami kelangkaan ulama sejati. Merekalah para ulama yang tak hanya mampu mengua­sai ilmu, tapi juga bisa menjaganya. Tentu, menjadi penjaga ilmu jauh lebih sulit ketim­bang menjadi pencarinya. Menjaga hapalan al-Qur’an, tentu jauh lebih sulit ketimbang menghapalnya.

Karenanya, tak heran kalau kita saat ini menemukan banyak orang yang pernah meng­hapal al-Qur’an, tapi berapa banyak yang mampu menjaga hapalannya. Apalagi hadits yang jika dibandingkan dengan al-Qur’an menempati urutan kedua. Tentu ke­pedulian para ulama akan lebih berkurang.

Hal ini terkait langsung dengan watak dan moral para ulama. Bagaimana mungkin mereka yang mengaku ulama akan mampu menjaga ilmunya, kalau watak mereka jauh dari nilai-nilai Islam. Seperti dinasihatkan Imam Waqi’ pada muridnya, Imam Syafii, ilmu itu cahaya, dan cahaya Allah takkan diberi­kan pada ahli maksiat.

Sepertinya, dalam keadaan negeri yang carut-marut ini berharap lahirnya sosok se­perti Imam az-Zuhri dan empat imam madz­hab lainnya, benar-benar seperti mimpi. Mustahil akan terwujud.

Kita dapat bayangkan bagaimana nasib sebuah bangsa yang kekeringan ulama. Ulama ibarat suluh. Mereka bagai lampu. Penduduk negeri yang kekurangan ulama laksana mereka yang berjalan di tengah ke­gelapan. Tak tahu arah ke mana yang harus dituju. Beginilah nasih negeri ini. Pendu­duknya gamang, bingung, dan linglung. Jika demikian keadaan penduduknya, begitu juga keadaan pemimpinnya.

Untuk bangkit dari keterpurukan, para wanita di negeri ini harus rajin melahirkan sosok ulama sejati seperti Imam az-Zuhri. Merekalah yang akan membimbing para pe­mimpin bangsa untuk mengakhiri pen­de­ritaan. Itu, tak bisa terwujud dalam hi­tungan hari. Tapi, melalui tarbiyah (pendi­dikan) pan­jang dan berketerusan yang ka­dang dipe­nuhi beragam rintangan. Wallahu a’lam.[syahid/protonema/voa-islam.com]

*Disadur dari instagram Ustadz Hapy Andi Bustoni

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Analysis lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X