Rabu, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 26 Agutus 2015 19:34 wib
6.631 views
Moskow Tetap Bersikeras Mendukung Rezim Syiah Bashar al-Assad
MOSKOW (voa-islam.com) - Para pemimpi negara-negara Arab yaitu Arab Uni Emirat Arab, Mesir dan Yordania melakukan kunjungan ke Moskow. Mereka akan bertemu dengan Presiden Vladimir Putin, Selasa, 25/8/2015.
Rusia sejauh tetap bergeming mendukung rezim Bashar al-Assad, dan tidak menerima bujukan Arab Saudi agar meninggalkan pemimpin zalim ini. Hal ini tak lain karena bujukan Iran yang menginginkan Moskow tidak mengubah kebijakan atas Suriah.
Abu Dhabi mengirim Deputi Putera Mahkota dan komandan Angkatan Bersenjata Mohammad bin Zayed al-Nahyan. Mesir diwakili oleh Presiden Abdulfattah al-Sisi dan Yordania oleh Raja Abdullah II. Mereka sedang menghadiri pameran pesawat tempur did Moskow. Dalam kesempatan kali ini Rusia menginginkan agar negara-negara Arab Teluk menggunakan arssenal militer Rusia.
Sheikh Mohammed bin Zayed, Putra Mahkota Uni Emirat Arab ( UAE) yang menjadi Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata, dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu saat pembukaan pertunjukan udara MAKS luar Moskow (Foto milik WAM). Putin mengatakan bahwa akan ada penandatanganan serangkaian "perjanjian serius".
Selama kunjungan ke Moskow itu, para pemimpin Arab membahas sejumlah isu Internasional dalam pertemuan tingkat tinggi yang sekarang berkecamuk di Timur Tengah, termasuk masalah Suriah dan Irak. Rusia bersiteguh mempertahankan Bashar al-Assad menindaklanjuti Menlu Iran Zarif yang melakukan kunjungan ke Moskow.
Putin dan As-Sisi dari Mesir, yang kali ini melakukan kunjungan resmi ketiga ke Rusia, juga akan membahas kerjasama bilateral, termasuk rencana Rusia untuk membangun stasiun tenaga nuklir di Mesir. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Kremlin.
Uni Emirat Arab, Yordania dan Mesir memiliki hubungan keamanan yang erat dengan Washington. Meskipun sebelumnya terjadi beberapa ketegangan menyusul pemberontakan Musim Semi Arab di Timur Tengah dan Afrika Utara.
"Mesir tetap tulang punggung stabilitas dan katup pengaman untuk kawasan Timur Tengah mengingat posisinya yang strategis dan menjalankan peran keamanan," kata putra mahkota UEA. "Posisi strategis ini memaksimalkan pentingnya dukungan dan tetap berdiri di sampingnya."
Moskow tetap berperan penting dalam konflik yang terjadi di Timur Tengah sekarang ini. Moskow dan Washington memiliki sikap yang sama, dan mendukung Bashar al-Assad dan rezim Syiah di Irak di bawah al-Abadi, menghadapi apa yang disebut 'teroris'. Adanya kekuatan ISIS telah menyatukan Moskow dan Washinton serta Teheran bersama-sama menghadapi kelompok Sunni yang sudah di beri lebel teroris. (dita/aby/voa-islam.com)
Editor: RF
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!