Ahad, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 18 Januari 2015 13:19 wib
18.948 views
Di Niger : Gereja-Gereja Dibakar Akibat Charlie Hebdo Menghina Nabi
NIAMEY (voa-islam.com) - Di seluruh negara-negara Islam tak tertahankan kemarahan Muslim terhadap para wartawan dan kartunis Charlie Hebdo yang sudah menghina Nabi Shallahu alaihi wassalam.
Kemarahan mereka tumpahkan dalam berbagai bentuk. Termasuk melakukan pembakaran gereja.
Sedikitnya tujuh gereja dibakar di Niamey, ibukota Niger, selama kerusuhan dalam menanggapi publikasi kartun Nabi Muhammad di majalah Prancis Charlie Hebdo, seorang koresponden AFP melaporkan, Sabtu, 17/1/2015.
Tempat-tempat gereja-gereja Evangelis, di ibukota Niamey, dan tak jauh dari kota terbesar di Niger itu, dibakar oleh amukan kemarahan massa. Massa terus membakar beberapa beberapa bangunan lainnya, seperti vila kecil yang menjadi tempat para pastur. Para pengunjuk rasa juga menuju bagian pinggiran kota Niamey, yang juga berdiri banyak gereja.
Sekitar 100 polisi anti huru harayang menggunakan helm menjaga di depan katedral Niamey, dan berusaha melindunginya dari amukan para pemuda yang melempari batu bangunan Katedral itu.
Sebelumnya, polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan sekitar 1.000 pemuda di depan masjid agung kota dan AFP menyaksikan demonstran di beberapa bagian kota menggunakan senjata besi dan bergai alat lainnya merusak bangunan gereja.
Kedutaan Prancis di Niamey memperingatkan warga Prancis untuk tinggal di dalam rumah setelah perusuh juga menggeledah beberapa tempat bisnis Perancis, termasuk kios telepon dijalankan oleh Orange.
Kemarahan di Niger itu meledak bersamaan munculnya aksi di Paris, dan beredarnya berita penyerbuan Charlie Hebdo yang menghina Nabi.
"Harap berhati-hati, menghindari pergi keluar," kata Kedutaan Perancis melalui situsnya.
Protes Sabtu terjadi sehari setelah seorang polisi dan tiga warga sipil tewas dan 45 terluka dalam protes terhadap Charlie Hebdo di kota Zinder, kota terbesar kedua Niger, di mana para pemuda menjarah tiga gereja, kemuidan bersama dengan pusat kebudayaan Perancis mereka bakar.
Ratusan ribu umat Islam seluruh dunia meledak kemarahannya pada hari Jumat, menyusul kartun Nabi Muhammad baru yang diterbitkan Charlie Hebdo di belakang serangan mujahidin terhadap kantor Charlie Hebdo dan di tempat lain di Paris pekan lalu.
Aksi demo terjadi di Pakistan, Ajazair, Turki, Jordania, dan sejumlah negara lainnya, Muslim mengutuk atas tindakan wartawan Charlie Hebdo yang sudah menghina Nabi Shallahu’ alaihi wassalam. Kemarahan ini akan membawa ketagangan hubungan antara Timur (Muslim) dengan Barat.
Banyak Muslim melihat lukisan atau kartun Nabi ini, sebagai bentuk ofensif, sementara banyak pemerintah Barat mendukung posisi Charlie Hebdo yang menerbitkan kartun adalah bagian kebebasan berekspresi.
Jadi demokrasi dan kebebasan ala Barat boleh melakukan apa seja, kecuali bagi Muslim yang ingin menegakkan Syariah Islam. Termasuk Muslimah di Barat di pasung, tidak boleh menutup aurat mereka.
Inilah ketidak adilan di Barat. Mereka bisa bertindak apa saja, sebaliknya Muslim tidak boleh melaksanakan hak-hak dasar mereka sebagai bentuk keyakinan mereka terhadap Islam.
Presiden Prancis Francois Hollande pada Sabtu menekankan bahwa negara memiliki "prinsip-prinsip, nilai-nilai, terutama kebebasan berekspresi."
Mingguan satir telah berulang kali menerbitkan kartun Muhammad selama bertahun-tahun dan edisi terbaru, yang dirilis pada hari Rabu, gambar kartun Muhammad di sampul memegang "Je Suis Charlie" (Saya Charlie) tanda di bawah judul "All", diampuni.
Kartun Muhammad itu diterbitkann lagi, seminggu setelah serangan oleh tiga mujahidin di kantornya, dan supermarket Yahudi, dan menewaskan 17 orang tewas, dan seorang polisi Paris.
Barat bertindak tidak adil. Membunuhi Muslim dengan dasar melawan teroris, sementara Muslim tidak boleh mempertahankan keyakinannya. [dimas/aby/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!