Selasa, 5 Jumadil Awwal 1446 H / 23 September 2014 12:00 wib
11.940 views
Ibukota Yaman Sana'a Jatuh ke Tangan Syi'ah Houthi
SANA'A (voa-islam.com) - Ibukota Yaman Sana'a jatuh ke tangan Syi'ah Houti. Jatuhnya Sana'a ini mengubah seluruh kondisi politik di kawasan semenanjung Arab. Sana'a dikepung milisi Syi'ah Houti berminggu-minggu, dan akhirnya jatuh, Senin, 22/9/2014.
Jatuhnya kota Sana'a itu, membuat para pendukung pemberontak Syi'ah Houthi merayakan kemenangan di ibukota Yaman dengan gembira, berpesta-pora. Perayaan kemenangan sebuah langkah provokatif, hanya sehari setelah penandatanganan kesepakatan pembagian kekuasaan antara pemerintah dengan Syi'ah Houthi, Senin.
Koresponden Al Arabiya News Channel di Yaman melaporkan bahwa kelompok Syi'ah Houthi "menduduki" kediaman Mayjen Ali Mohsen al-Ahmar, Komandan Divisi I Yaman, dan mengancam meledakannya, Senin.
Insiden itu terjadi sehari setelah Presiden Yaman Abd Rabbu Mansour Hadi menandatangani kesepakatan dengan pemberontak Syi'ah Houthi untuk mengakhiri krisis di negara Arab itu.
Kesepakatan, yang menetapkan bahwa pemerintah saat ini mengundurkan diri dan baru yang menggantikannya, ditandatangani di hadapan Utusan Khusus PBB ke Yaman Jamal Benomar, yang mengatakan presiden akan menunjuk penasihat politik Syi'ah Houthi sebagai bagian dari perjanjian itu.
Kekerasan di Yaman mencapai puncaknya Minggu setelah pemberontak Houthi menguasai pos-pos strategis, termasuk markas pemerintah.
Para pemberontak kembali mengontrol dari kompleks polisi militer, dan kantor berita Yaman mengatakan, menit-menit pengumuman perjanjian, yang menggambarkan Hadi sebagai "bersejarah." Ini kemenangan kelompok Syi'ah Houthi, setelah kekuatan militer Yaman lumpuh, akibat berperang terus-menerus menghadapi al-Qaidah. Sementara itu, Syi'ah Houthi bergerak dengan cepat bersamaan lemahnya militer Yaman.
Para pejabat Yaman memperkirakan bahwa lebih dari 100 orang tewas dalam pertempuran, yang sebagian besar telah terkonsentrasi di Sanaa utara. Kemenangan Syi'ah Houthi itu, membuat Yaman akan menjadi 'Lebanon', dan akan merembet ke Saudi.
Arab Saudi menolak membentu Sana'a, dan meminta sebelum memberikan bantuan kepada Sana'a, Raja Abdullah meminta agar Sana'a memerangi Ikhwan lebih dahulu. [afgh/aby/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!