Ahad, 6 Jumadil Awwal 1446 H / 10 Agutus 2014 15:00 wib
21.751 views
Hillary Akui ISIS Didirikan AS, Kedubes AS Buru-Buru Membantah
Jakarta (voa-islam.com) - Mantan Menlu AS Hillary Clinton membuat pernyataan yang mengejutkan dunia. Hillary mengakui, kelompok ISIS (Islamic State of Iraq and Suriah) merupakan buatan AS guna memecah belah dan membuat Timur Tengah senantiasa bergolak.
Pernyataan Hillary tersebut, selain disiarkan berbagai media massa barat juga dilansir harian Mesir, Elmihwar. Rabu (6/8/2014) lalu harian itu menuliskan bahwa Hillary menyatakan pengakuannya itu dalam buku terbarunya, “Hard Choice” (pilihan yang berat).
Mantan Menlu di kabinet Obama masa jabatan pertama itu mengaku, pemerintah AS dan negara-negara barat sengaja membentuk organisasi ISIS demi memecah belah Timur Tengah (Timteng). Hillary mengatakan gerakan ISIS sepakat dibentuk dan diumumkan pada tahun 2013.
“Kami telah mengunjungi 112 negara sedunia. Lalu kami bersama-sama rekan-rekan bersepakat mengakui sebuah 'Negara Islam' (Islamic State/IS) saat pengumuman tersebut,” tulis Hillary.
Dalam buku tersebut juga diuraikan bahwa ‘negara Islam’ itu awalnya akan didirikan di Sinai, Mesir, untuk melawan presiden Muhammad Mursi. Semua rencana berubah ketika terjadi kudeta yang digerakkan militer meletus di Mesir menggulingkan Presiden terpilih Muhammad Mursi tersebut.
“Kami memasuki Irak, Libya dan Suriah, dan semua berjalan sangat baik. Namun tiba-tiba meletus revolusi 30 Juni-7 Agustus di Mesir. Itu membuat segala rencana berubah dalam tempo 72 jam,” ungkap istri mantan presiden AS, BillClinton itu.
Pemerintah AS Buru-Buru Membantah Lewat Social Media
Mendengar ada mantan pejabat tingginya mengakui adanya sekenario tersebut, pihak pemerintah Amerika Serikat buru-buru membantahnya. Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Beirut, Lebanon menyangkal bahwa Amerika Serikat (AS) adalah sang pembuat ISIS.
Dilansir Upi.com pada Kamis (7/8/2014), Kedubes AS melalui akun Twitter dan Facebooknya telah membuat pernyataan bahwa tuduhan yang muncul itu adalah palsu.
"Setiap anjuran bahwa Amerika Serikat pernah mempertimbangkan mengakui Negara Islam Irak dan Levant (ISIS) atau memiliki peran dalam penciptaannya, sudah terbukti salah. ISIS tidak lain sebuah organisasi 'teroris'. Dugaan yang beredar di Lebanon yang bertentangan adalah palsu." katanya.
Mari kita lihat siapakah yang palsu; Hillary Clinton atau justru pemerintah Amerika sendiri? (aj/upi/tw/Elmihwar)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!