Senin, 21 Jumadil Awwal 1446 H / 14 Juli 2014 10:12 wib
21.200 views
Izzat Ibrahim al-Douri : Baghdad Akan Segera Jatuh ke Tangan ISIS
BAGHDAD (voa-islam.com) - Wakil presiden dan orang kuat Irak di era Presiden Saddam Hussein, yang sudah dijatuhi hukuman mati, merilis sebuah rekaman audio mendesak semua rakyat Irak bergabung untuk "membebaskan" negaranya, dan memuji pejuang Sunni (ISIS) yang memimpin serangan dramatis bulan lalu melalui Irak utara.
Rekaman pidato berdurasi 15-menit dengan suara serak diakui bahwa Izzat Ibrahim al-Douri (72) adalah wakil presiden Irak, ketika pasukan koalisi pimpinan AS menginvasi pada tahun 2003, dan dia menghilang, hingga kini.
Rekaman, yang tidak dapat segera dikonfirmasi itu bahwa al-Douri, oleh situs web yang setia kepada Partai Baath Saddam. "Bergabung dengan ISIS yang telah membebaskan setengah negara," kata suara di rekaman itu, terdengar dalam kaset, yang sebelumnya dirilis pada nama Douri itu. "Pembebasan Baghdad adalah bagian dari perjuangan", tegasnya.
Setiap orang harus berkontribusi, sampai sesuai kemampuannya,membebaskan negeri tercinta, karena tidak ada kehormatan atau martabat tanpa pembebasan", tegasnya. Dia juga memuji "Pahlawan dan pejuang dari al-Qaeda dan Negara Islam (ISIS)" serta kelompok lain memerangi "Persia, dan penjajah Safawi (Syi'ah)", menunjuk kepada pemerintah Syiah yang dipimpin Perdana Menteri Nouri al-Maliki.
ISIS mencoba mencapai Baghdad. Sementara itu, ISIS merebut bagian kota Dhuluiyah Minggu (13/7), dalam pertempuran yang menewaskan enam orang, kata seorang pejabat, sebagai usaha menuju ibukota Bagdad, memasuki hari ketiga, ungkap Agence France-Presse.
Serangan di kota Dhuhuliyah, hanya 80 kilometer (50 mil) utara Baghdad, mulai awal pada hari Minggu, dan berhasil menguasai seluruh kantor polisi dan dua bangunan pemerintah daerah, kata Mitaab. Seorang warga Dhuluiyah mengatakan bahwa sebagian besar kota terkuasai, dan para pejabat militer dan pemerintah menyerah kepada ISIS.
ISIS tampaknya akan membuat gerakan militer baru bertujuan merobohkan benteng pertahanan kekuasaan Syiah, yang sekarang masih bertahan di ibukota Bagdad.
Perdana Menteri Nuri al-Maliki, meminta bantuan Iran dan Amerika guna mempertahankan pemerintahannya. Tetapi, kalangan Syi'ah meminta al-Maliki mengundurkan dan membentuk pemerintahan koalisi bari yang menceriminkan tiga kekuatan di Irak, Syi'ah, Sunni, dan Kurdi. Maliki menghadapi prahara sejak jatuhnyai kota kedua Mosul, 9 Juni lalu. (afgh/aby/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!