Survei: 37 Persen remaja Yahudi AS Bersimpati Pada HamasSabtu, 23 Nov 2024 20:25 |
Ikhwah fiid diin rohimakumulloh:
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“ Demi Allah, Sesungguhnya kami Telah mengutus rasul-rasul kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), Maka syaitan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih.” (QS. An Nahl: 63)
Ada semacam kebingungan sebahagian orang, mengapa ada orang atau sekelompok orang yang sebenarnya tahu kebaikan dan kejahatan tapi malah menghalangi kebaikan dan melakukan kejahatan. Ayat Alloh diatas seharusnya sudah bisa menjawab dan memupus kebingungan tersebut, bahwa pengetahuan semata tidak bisa memberi manfaat bagi sang pemilik jika dirinya sudah dikuasai pihak ketiga, yakni Setan.
Menurut Ibnu Katsir rohimahullohu Ta’ala dalam tafsirnya, bahwa kaum musyrikin melakukan kejahatan berupa pendustaan terhadap para Rasul ‘alaihimussalam adalah karena didorong oleh Setan yang menjadikan perbuatan jahat itu indah dalam persepsi mereka. Yah, soal persepsi bung!
Sebagaimana pergolakan Suriah yang kini telah menelan korban jiwa tidak kurang dari 170 ribu kaum muslimin yang dibantai oleh rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad dan dibantu Iran, China, Rusia serta milisi-milisi Syiah dari Iraq, Libanon, Yaman, maka perang yang memakan korban nyawa dan harta sangat mungkin terjadi juga karena perbedaan persepsi yang dibarengi wujudnya kekuatan senjata. Kalau tidak pakai senjata biasanya digunakan medan opini sedangkan jika wujud kekuasaan maka senjata dan opini dipadukan untuk memojokkan dan menghantam lawan.
Jadi sebagaimana yang dialami para Rasul ‘alaihimussalam, penguasa yang memadukan senjata dan opini seolah-olah selalu dalam posisi sebagai pemenang dalam pergulatan karena senjata membunuh fisik sedangkan opini ‘membangkaikan’ kepribadian para Rasul ‘alaihimussalam dan para pengikutnya. Namun begitu, Alloh Yang Maha Gagah lagi Maha perkasa sudah menetapkan bahwa IA dan Rasul-rasulNya pasti menang.
Sehingga peperangan keji untuk menindas kebenaran yang disulut para tirani kebatilan hakekatnya akan selalu berujung pada kekalahan dan keterpurukan nasib mereka di dunia maupun di akherat yang abadi kelak. Firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. mereka akan menafkahkan harta itu, Kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan.”(QS. Al Anfaal: 36)
PERSEPSI SEBAGAI UNSUR PEMBANGUN NIAT
Imam An Nawawi rohimahulloh saat menjelaskan hadits Rasululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam yang disampaikan Umar bin Khoththob rodhiyallohu ‘anhu tentang tergadainya amal dengan niatnya, mengatakan bahwa hadits tersebut adalah poros agama yang agung. Karena mengajarkan kita betapa penting melakukan sesuatu kebaikan dengan kesadaran yang utuh dan benar. Imam Asy Syahid Hasan Al Banna rohimahulloh dalam bahasa yang lain menjelaskan bahwa Al Fahmu adalah rukun pertama dari bai’at anggota Ikhwanul Muslimin.
Menurut hemat kami, salah satu yang membangun niat dalam hati kita adalah apa yang sering diistilahkan kalangan pergerakan sebagai Ru’yatul Waadhih atau persepsi yang jelas. Wallohu Ta’ala a’lam. Persepsi yang membingkai pola fikir seorang atau sekelompok orang akan membangkitkan niat yang kuat untuk melakukan perbuatan sekalipun perbuatan itu menuntut wujudnya pengorbanan bahkan kehilangan sesuatu yang dicintainya.
Disinilah para ideolog memiliki peran sangat penting dalam membangun kekuatan mental pasukan agar siap berperang. Terlepas dari nilai haq atau bathilnya ideologi tersebut, tugas para ideolog adalah menjamin bersemayamnya doktrin sentral pasukan agar moralitas setiap prajurit bangga dengan segala hal yang terkait dengan simbol-simbol kesatuannya. Persepsi yang disakralkan melalui berbagai ritus ceremonial dan dilembagakan melalui pengaturan terstruktur ini jugalah yang akan membuat pasukan selalu merasa diatas ‘kebenaran’ sehingga timbul kerelaan menempuh berbagai kesulitan bahkan siap mati membela ‘kebenaran struktural’ yang diyakininya itu.
Hanya saja keniscayaan yang akan terealisasi ketika peperangan harus terjadi adalah jika ‘kebenaran struktural’ menyelisihi nilai-nilai Rabbani maka fanatisme terhadap kebenaran struktural yang semu tersebut hanya akan menyeret pendukungnya pada penyesalan yang tidak akan berujung karena ternyata mereka berperang di jalan Syaithon. Sebagaimana firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala:
“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, Karena Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.” (QS. An Nisaa’:76)
ILMU SEBAGAI DASAR PERSEPSI
Karena persepsi ternyata berdampak luar biasa bagi eksistensi manusia, maka Islam memerintahkan ummatnya untuk membekali diri dengan ilmu (pengetahuan). Persepsi yang benar dan dapat dipertangungjawabkan hanyalah persepsi yang dibangun diatas ilmu. Persepsi seperti inilah yang dapat mewujudkan niat dalam hati sanubari manusia sehingga segala amalannya mendapat nilai disisi Alloh Jalla wa ‘Alaa. Aktivitas yang dilakukan tanpa persepsi yang benar boleh jadi dapat juga menimbulkan kemanfaatan namun pada saat bersamaan, aktivitas semacam ini justru melahirkan kemudharatan yang lebih besar dari perolehannya.
Perhatikan sabda Rasululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam:
ليس منا من دعا الي عصبية وليس منا من مات علي عصتية
“Bukan golongan kami orang yang menyeru kepada ‘ashobiyah dan bukan golongan kami (pula) orang yang mati diatas ‘ashobiyah.” (HR. Ahmad dari Jarir bin Muth’im)
Manusia pada dasarnya diperintahkan Alloh Jalla wa ‘Alaa untuk melakukan segala aktivitas diatas dunia ini berdasarkan niat beribadah kepadaNya semata. Akan tetapi betapa banyak orang yang melakukan perbuatan yang dhohirnya adalah aktivitas ibadah namun aktivitas baiknya itu tidak mampu menimbulkan ketaqwaaan yang kian mendekatkan diri pelakunya kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Jangankan orang lain sedangkan dirinya saja sedikit sekali memperoleh kemanfaatan yang seharusnya bisa wujud dari aktivitas peribadatan tersebut.
Inilah mengapa misalnya, Alloh Jalla wa ‘Alaa mencela orang-orang yang sholat namun lalai dari sholatnya itu bahkan memberikan label celaka bagi orang-orang yang lalai dengan sholatnya tersebut. Dan ternyata ada rahasia besar yang Alloh ungkapkan melalui Al Qur-an Surah Al Maa’un, bahwa ada penyakit hati berupa Riya’ (pamer kebaikan) yang menjadi sebab hancurnya aktivitas kebaikan dihadapan Mahkamah Alloh Azza wa Jalla kelak di Yaumil Qiyyamah.
Jadi persepsi ibadahnya tidak benar-benar ‘betul’(shohih) dikarenakan dasar keilmuannya tentang nash-nash Syar’i yang tidak sempurna. Riya’ yang melembaga atau sikap pamer terstruktur inilah sikap fanatisme golongan yang dicela oleh Syara’ sebagaimana yang diterangkan Rasululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam dalam hadits diatas. Fanatisme golongan ini pulalah yang mengakibatkan kaum muslimin menjadi sulit bersatu dan terus terpecah belah. Dimana fanatisme yang berujung pada pengkultusan (taqdis) doktrin, figur ataupun simbol-simbol kelompok bisa menjadi virus yang menggerogoti inti Diinul Islam yakni Tauhid. Wallohul musta’an.
Allohu Ta'ala berfirman:
“Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta Dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (QS. Ar Ruum: 31-32)
Dalam Terjemah Qur-an versi depag RI dijelaskan maksud memecah belah agama yakni meninggalkan agama tauhid dan menganut pelbagai kepercayaan menurut hawa nafsu mereka. Ambil saja pendapat sebahagian ahli pergerakan bahwa ta’addudul jama’ah dalam kondisi kontemporer adalah baik sepanjang hanya berbeda dalam medan garap pergerakannya namun masih dalam koridor aqidah yang satu.
Akan tetapi jika fanatisme golongan ini justru mengemuka maka tetap saja inti Diinul Islam yang semula menjadi perekat jama’ah masing-masing akan segera atau perlahan-lahan hancur dan ummat Islam akan terus terjebak dalam lumpur perpecahan yang semakin parah dan sulit dicarikan jalan keluarnya. Wallohu a’lam.
WE ARE ONE: SYAM
Jika saja kita telah memiliki ilmu yang cukup untuk mendapatkan persepsi yang benar dalam hal keyakinan (i’tiqody), pemahaman (fiqh) maupun perilaku (akhlaqy) kemudian kita ejawantahkan dalam amal, baik dalam medan keseharian apalagi dalam nuansa pergerakan, maka kami berkesimpulan bahwa sebagaimana yang sering dikaruniakan kepada kaum muslimin, kini kita kembali dibukakan rahmat oleh Alloh Azza wa Jalla untuk wujudnya sebuah solusi dari era keterpecah-belahan menuju ummat yang satu sebagaimana yang difirmankan Alloh:
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Ali Imron: 103)
Yakni dengan terbukanya medan amal yang strategis bagi pengembalian kejayaan Islam melalui pergolakan di Suriah setelah Alloh bukakan juga di Palestina sebelumnya. Kita tahu bahwa Suriah, Palestina, Libanon dan Yordania adalah kesatuan wilayah Syam yang sering kita baca melalui hadits-hadits Rasululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam.
Wilayah ini dipecah belah oleh aliansi Kafir Inggris dan Perancis serta Rusia pada tahun 1916 melalui Perjanjian Sykes Pycot, karena mereka -orang-orang kafir- memahami letak kekuatan Islam di Syam. Dimana tidak mungkin Yahudi bisa merealisasikan Negara Israel Raya dengan merampok tanah Palestina dan mengusir serta membantai penduduknya sebelum mereka berhasil melemahkan kekuatan Islam dengan memecah belah Syam.
... “Bergabunglah dengan pasukan yang berada di Syam, karena ia merupakan bumi pilihan Allah, hamba-hamba-Nya yang menjadi golongan-Nya memilih pergi ke sana. Siapa yang enggan ke sana, hendaklah pergi ke Yaman dan hendaklah mengambil air dari saluran-saluran airnya, karena Allah telah memberiku jaminan bagi Syam dan penduduknya.” ...
Jadi, kini saatnya mendidik persepsi kaum muslimin Nusantara bahkan dunia seluruhnya yakni We Are One: SYAM, menurut hemat kami, inilah cara satu-satunya yang terbaik untuk mewujudkan persatuan kaum muslimin diatas aqidah dan manhaj yang shohiih dan waadhih sehingga wujudnya Jama’atul Muslimin yang syar’i (Khilafah Islamiyah) bisa segera direalisasi. Pendidikan Ummat bagi Syam adalah bentuk tarbiyah yang langsung berinteraksi dengan issue-issue strategis kaum muslimin yang kini bergolak dan bukan pendidikan yang melulu bergelut dengan teori-teori semata. Konflik Suriah jelas memilah antara firqotun Naajiyah (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) dengan firqoh-firqoh Naariyah wad Dholaalah (seperti Syiah baik itu Imamiyah yang Rafidhoh maupun Nushairiyah).
Bahkan pergolakan Suriah menampakkan makar nyata kaum Kuffar yang berkoalisi dengan kaum Zindiq wal Munafik, mulai dari negara Komunis semisal China dan Rusia, negara Majusi yang berkedok republik Islam Iran yang Syiah, milisi-milisi Syiah bersenjata dari Libanon, Irak, Yaman hingga Amerika dan Eropa beserta Israel amat berkepentingan untuk mencegah bangkitnya kaum Mujahidin Ahlus Sunnah yang dalam banyak hadits disebut dengan istilah Thoifah Manshuroh.
Jadi kepedulian dan keterlibatan kita untuk Syam sesungguhnya menyelamatkan nasib diri sendiri dengan mengingat usia dan kemampuan kita yang serba terbatas, sudah seharusnya kita bersegera bersikap dan fokus berbuat bagi kembalinya kejayaan Islam dan kaum Musimin melalui kemenangan Thoifah Manshuroh di bumi Syam, sebagaimana hadits Rasululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam dari Abdullah bin Hawalah Al-Azdi dimana Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“سَتُجَنِّدُونَ أَجْنَادًا جُنْدًا بِالشَّامِ وَجُنْدًا بِالْيَمَنِ وَجُنْدًا بِالْعِرَاقِ” فَقَالَ الْحَوَالِيُّ “يَا رَسُولَ اللهِ اخْتَرْ لِي! قَالَ: “عَلَيْكَ بِالشَّامِ، فَإِنَّهَا خِيْرَةُ اللهِ مِنْ أَرْضِهِ فَمَنْ أَبَى فَلْيَلْحَقْ بِيَمَنِهِ، وَلْيَسْقِ مِنْ غُدُرِهِ ؛ فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ تَكَفَّلَ لِي بِالشَّامِ وَأَهْلِهِ”
“Kalian akan dimobilisasi menjadi beberapa pasukan. Satu pasukan berada di Syam, satu pasukan berada di Yaman, dan satu pasukan berada di Irak.” Al-Hawali bertanya: “Wahai Rasulullah, pilihkan untukku.” Beliau bersabda: “Bergabunglah dengan pasukan yang berada di Syam, karena ia merupakan bumi pilihan Allah, hamba-hamba-Nya yang menjadi golongan-Nya memilih pergi ke sana. Siapa yang enggan ke sana, hendaklah pergi ke Yaman dan hendaklah mengambil air dari saluran-saluran airnya, karena Allah telah memberiku jaminan bagi Syam dan penduduknya.” (HR. Ahmad dan Thahawi dalam Musykilul Âtsâr; Abu Hasan Ar-Rib‘i dalam Fadhâ’ilusy Syâm wa Dimasyqa, dari lima jalur dari Abdullah bin Hawalah secara marfu‘, sebagiannya bersanad shahih)
Yaa Alloh, berkahilah negri Yaman kami, Yaa Alloh, berkahilah negri Syam kami..... Wallohu Ta’ala A’lamu bis Showwab. (Abu Fatih/voa Islam)
FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id
Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com
Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com
Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%.
Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com