Kamis, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 24 Juni 2010 02:05 wib
27.095 views
KH. Sulaiman Zachawerus: Gerombolan Kristen Membuat Kisruh
Setelah gagal mencoba kekuatan tempur umat Islam di Ambon Maluku dan Poso Sulawesi Tengah satu dasawarsa lalu, tampaknya para fundamentalis dan teroris Kristen tidak kapok-kapok.
Kali ini giliran mereka akan mencoba kekuatan tempur dengan menguji kesabaran umat Islam Bekasi Jawa Barat.
Terbukti pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei lalu, kurang lebih 200 teroris fundamentalis Kristen berusaha menduduki Masjid kebanggan umat Islam Bekasi, Masjid Agung Al Barkah. Dibawah pimpinan tokoh fanatik fundamentalis Kristen Bekasi, Benny Tunggul, Pasukan Salib itu sengaja membentuk formasi Pedang Salib di halaman masjid Al Barkah.
Hal itu mengisyaratkan mereka siap mengobarkan perang melawan umat Islam. Persis seperti ketika Pasukan Salib dari Eropa pada abad pertengahan lalu ketika berusaha menguasai Dunia Islam dengan terlebih dahulu menguasai Kota Suci Baitul Maqdis (Yerusallem), dimana sebelum memulai perang mereka selalu membentuk formasi Pedang Salib terlebih dahulu.
Tampaknya kaum teroris Kristen Bekasi ingin sekali lagi menguji kekuatan umat Islam di daerah yang dulu dikenal sebagai kampung para syuhada dalam melawan pasukan kolonial Kristen Belanda tersebut. Kekuatan tempur umat Islam tentu saja sangat siap menghadapi kaum minoritas yang dikenal sangat fanatik dan agresif dalam memurtadkan umat Islam, dimana target jangka panjangnya adalah menjadikan Indonesia negara Kristen kedua di Asia setelah Filipina.
Berikut ini wawancara dengan Ketua MUI dan FKUB Kabupaten Bekasi, KH Sulaiman Zachawerus seputar Kristenisasi yang semakin gila-gilaan di Bekasi tanpa mengindahkan peraturan dan etika hubungan antar agama, serta bagaimana reaksi umat Islam dalam menghadapi bahaya pemurtadan tersebut.
Penghinaan terhadap Masjid Agung Al Barkah dan pelecehan Al Qur’an oleh kaum Kristen (Nasrani), bagaimana reaksi umat Islam Bekasi ?
Waktu kejadian pada 2 Mei lalu, mereka mendompleng Hari Kebangkitan Nasional. Waktu itu Masjid Al Barkah dalam keadaan sepi sehingga tidak ada yang bisa menghalangi. Sebab masjid bukan seperti gereja yang selalu terkunci, masjid selalu terbuka 24 jam sehari. Kita tidak tahu apa maksud mereka menghina masjid.
Gerombolan Kristen ini dengan sengaja menciprati seorang takmir masjid dengan air yang berarti pemberkatan. Pemberkatan berarti mengusir roh setan yang ada pada umat Islam. Itu jelas kelakuan kurangajar, berarti umat Islam dianggap seperti setan.
Tetapi langkah gerombolan Kristen memasuki masjid dengan membawa atribut salib dan bintang david Yahudi, jelas mempunyai maksud tertentu. Apa dia ingin menunjukkan diri sudah berani dengan mengatakan kepada kelompoknya kalau umat Islam penakut, sehingga bisa terjadi pengertian yang bermacam macam. Jelas ini membuat kisruh di kalangan umat Islam, sehingga forum anti pemurtadan Bekasi Ahad (9/5) lalu mengadakan apel akbar, yakni menyerukan sikap umat Islam Bekasi. Ini jelas merupakan penistaan agama. Seharusnya aparat keamanan seperti polisi dan Pemda pro aktif menyelesaikan masalah ini, dan terhadap oknum-oknum yang bertanggung jawab harus dihukum.
Bagaimana menurut anda tanggapan Walikota Bekasi Mochtar M setelah kejadian itu ?
Sampai sekarang Walikota masih diam saja, belum ada reaksi apa-apa. Saya sudah ketemu dengan Wakil Walikota untuk minta klarifikasi tentang masalah ini. Mengapa Wakil Walikota sebagai Ketua Badan Narkotika Kota (BNK) Bekasi kok dipakai untuk pawai alegoris. Wakil Walikota berjanji akan melakukan somasi terhadap Benny Tunggul, orang yang dianggap mencatut nama BNK Bekasi dan dirinya dari sekelompok orang dengan membawa nama panji-panji salib dan bintang david Yahudi. Kasus yang melibatkan sekolah Bellarminus ini harus diselesaikan secara hukum. Karena ada penistaan agama orang lain, pelecehan Kitab Suci Al Qur’an dan ada pencatutan nama BNK dan Wakil Walikota Bekasi.
Bagaimana reaksi Kapolres Bekasi menanggapi kasus menghebohkan ini ?
Belum ada reaksi apa-apa, bahkan Kapolres AKBP Imam Sugiyanto sepertinya keberatan dengan orasi para pembicara pada Apel Akbar umat Islam Bekasi di Masjid Al Barkah (9/5) lalu. Seperti orasi Ustad Abdul Kadir Jaelani dan Ustad Abu Bakar Ba’asyir yang menganggap negara ini kafir. Juga ada kata-kata bunuh seperti yang diucapkan Ustad Abdul Kadir Jaelani sebagainya. Menurut Ustad Abu, kalau tidak mengkafirkan berarti jadi kafir, maka harus perang.
Dalam pandangan polisi, ucapan ini bisa jadi delik karena memprovokasi umat. Untung tidak terjadi apa-apa, sebab kalau terjadi bisa dikatakan telah menghasut. Saya akan bilang pada Kapolres, umat Islam mana yang agamanya dihina tidak marah. Paling ini hanya perkataan saja. Buktinya setelah Apel Akbar semua aman, tidak terjadi apa-apa. Seandainya waktu itu ada yang mengkomando serbu, saya yakin Sekolah Bellarminus sudah habis. Bellarminus adalah sekolah Kristen sejak SD, SMP hingga SMA.
Kita masih bisa mengendalikan umat. Artinya, tokoh-tokoh umat, para ulama dan pimpinan umat di Bekasi ini masih berharap adanya dialog, adanya penyelesaian secara cool, sehingga tidak menimbulkan tindakan anarkhis. Waktu Apel Akbar itu saya diundang sebagai Ketua Forum Komuikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Bekasi. Meski persoalannya terjadi di Kota Bekasi, tetapi karena saya ikut aktif memantau berbagai perkembangan Kristenisasi di Bekasi, maka mereka juga mengundang saya pada Apel Akbar tersebut.
Sebagai kelompok minoritas, mengapa orang Kristen di Bekasi berani unjuk kekuatan terhadap umat Islam yang mayoritas ?
Apakah mereka yang berani ataukah kita yang penakut. Kalau mereka berani, tentu ada yang membeking, dimana sudah jelas bekingnya adalah tangan kekuasaan seperti Pemda. Sementara tangan keamanannya seperti Polres atau Kodim.
Ketika Pilkada tahun 2007 lalu dimana Mochtar terpilih sebagai Walikota, konon katanya andil dari pihak Kristen cukup besar untuk terpilihnya. Mungkin berupa donasi atau suara, sehingga mochtar terpilih menjadi Walikota. Kalau orang sudah menerima budi seperti itu, tentu saja mereka merasa bisa bertindak sebebas-bebasnya termasuk memurtadkan umat Islam Bekasi. Meski Mochtar sebagai Muslim, tampaknya tidak memiliki izzah untuk menanggani segala macam persoalan umat Islam. Persisnya bagaiman deal antara Walikota dengan pihak Kristen, sejarah nanti yang akan membuktikannya.
Makanya mereka mulai berani unjuk gigi, sepereti mengadakan bazar akbar di Galaksi, kemudian umat Islam langsung di baptis disitu. Tangan meraka dicap gereja dan dianggap telah sepakat untuk menjadi Kristen kemudian di babtis, sehingga menghebohkan umat Islam. Juga pembangunan berbagai gereja tanpa izin dan tanpa rekomendasi dari FKUB, Ini menunjukkan kepongahan mereka, tanpa mengindahkan perasaan umat Islam.
Kalau saya sebagai ketua FKUB di Kabupaten Bekasi cukup tegas. Gereja bisa dibangun kalau sudah memenuhi persyaratan administratifnya dimana 90 dan 60 harus setuju. Tetapi ternyata dalam faktanya ada protes umat Islam di lapangan, maka tidak akan kami berikan rekomendasi. FKUB Kota Bekasi kelihatan lebih kondusif daripada di Kabupaten Bekasi. Persoalannya, tetapi justru menimbulkan kekisruhan.
Menurut anda, Walikota Bekasi berpihak kepada kaum Kristen ?
Kalau ditanya dia selalu bilang tidak. Tetapi gebrakan-gebrakannya kelihatannya ya. Jadi kita susah membacanya. Walikota Bekasi berasal dari PDI Perjuangan. Kalau mengucakan salam ya fasih.
Apa memang Bekasi menjadi sasaran utama Kristenisasi di Indonesia ?
Posisi Bekasi sebagai kota penyangga Jakarta, seperi Depok dan Tangerang, sehingga sangat strategis untuk dibangun kekuatan. Ketikaa Menteri Perumahan Rakyat dijabat Cosmas Batubara, semua perumahan difasiitasi untuk orang Kristen, itu jelas ada maksudnya. Anggota DPR RI yang Kristen, sangat memperhatikan apa yang terjadi dengan kasus pengembangan gereja illegal di Bekasi ini, Jika pembangunan gereja illegal dicegah umat Islam, maka anggota DRR dan Komnas HAM sampai turun ke lapangan.
Seperti pembangunan gereja illegal di Desa Cijalen, mereka menggunakan tanah kosong yang dibeli untuk aktifitas gereja dan diprotes umat Islam.
Akibatnya FKUB bersama aparat keamanan mengemboknya. Kemudian mereka bikin acara gereja di jalanan. Kapolres menjaga mereka yang mengadakan kebaktian di jalanan tersebut.
Karena pemberitaan itu, akhirnya Kapolres dipanggil Komisi III DPR dan saya juga turut diundang. Anggota Komisi III menganggap ada diskriminasi dan saya jelaskan duduk persoalannya. Umat Kristen sedang membangun citra bahwa dirinya terzalimi umat Islam. Ini jelas tidak betul ! Mereka sampai memanggil pengamat dari luar negeri. Mereka mengatakan kebebasan beragama dihalang-halangi umat Islam, sehingga aparat keamanan dan pemerintah juga terkena, seperti ikut menzalimi umat Kristen.
Padahal selama ini umat Islam tidak pernah menysuahkan umat Kristen. Sebab dalam kasus pembangunan rumah ibadah, punya peraturan sendiri. Sebab kalau dilanggar umat Kristen perlu kita pertanyakan. Dengan adanya FKUB sebagai hasil peraturan bersama antara Mendagri dan Menag, Nomor 8 Tahun 2006, justru makin membuat mereka berpeluang untuk mendirikan gereja, sebab persyaratannya begitu mudah.
Bayangkan, kalau 90 orang pengikut mereka tidak cukup dalam sebuah Kalurahan, mereka bisa mencari pada Kalurahan lain bahkan sampai Kecamatan dan Kabupaten. Kemudian didukung 60 warga yang tidak keberatan dan tidak perlu orang Kristen, sehingga persyaratannya menjadi mudah. Namun ternyata mereka tidak memenuhi syarat, dimana syarat yang begini mudahnya terasa begitu sulit bagi mereka. Memang mereka kekurangan umat tetapi terus ngotot untuk membangun gereja baru di lingkungan perkampungan Islam.
Saya memiliki pengalaman, dimana Kristen dikenal memiliki 223 sekte dan setiap sekte meminta didirikan gereja sendiri-sendiri. Lha lahannya dimana, sebab kalau diletakkan dalam satu lahan akan terlalu panjang, tetapi kalau dibikin bertingkat maka akan terlalu tinggi. Tetapi kalau Islam masjidnya hanya satu. Siapa saja dan dari mahzab mana saja bisa sholat di masjid yang sama. Tetapi kalau Kristen gerejanya harus satu sekte dengan dia.
Bagaimana seandainya orang Kristen ngotot sehingga terjadi bentrokan dengan umat Islam Bekasi ?
Mereka pasti akan terkena batunya, sebab umat Islam itu seperti kata orang Betawi “lu jual ku borong”. Kita selama ini kan sebagai umat yang paling toleran. Di negeri yang mayoritas muslim, semua umat yang berlainan agama akan dilindungi, mereka tidak akan diapa-apakan. Berbeda dengan umat Islam di negara yang mayoritas Kristen atau lainnya, maka umat Islam akan dinista, disiksa dan dibunuh.
Kalau penistaan yang mereka tujukan kepada umat Islam Indonesia yang mayoritas dilakukan terus menerus seperti yang kita baca di blok-blok internet dimana penistaan mereka luar biasa terhadap Islam, umat Islam sekarang sudah muak dengan segala aksi merekadan sudah habis kesabarannya, dimana ada saatnya kita sudah tidak tahan lagi. Saya sudah bilang pada aparat Kepolisian, sebagai orang tua yang masih sabar dengan umat ini, tetapi pada yang lain saya akan lepas tangan. Terbukti demo umat Islam pada Jum’at (14/5) lalu berjalan damai dan tidak anarkhis.
Sepertinya pihak Kristen Bekasi sengaja memancing supaya umat Islam bertindak anarkhis ?
Saya kira begitu. Ada skenario besar dibalik itu ! Seperti kasus mbah Priok, dan ini bisa terjadi di Bekasi. Apa motifasinya, sepertinya ada yang menutup-nutupi scenario politik yang diatas dan lebih besar lagi seperti kasus Century. Sehingga perhatian masyarakat nanti akan beralih pada kasus besar tersebut. Padahal selama ini masyarakat Bekasi rukun-rukun saja, meski di dalam terasa panas. Berbagai ruko dan perumahan digunakan sebaagi rumah ibadah tanpa izin, sehingga diprotes umat Islam namun tidak digubris.
Kalau umat Islam Bekasi terus menerus diprovokasi, apa mungkin bisa menjadi Ambon kedua ?
Saya tidak berharap begitu, tetapi tidak mustahil bisa terjadi seperti itu. Kalau kita terus dipancing, seperti Kota Harapan Indah yang akan dibangun gereja terbesar di Indonesia Santo Albertus dan dibangun tiga patung wanita, dimana jelas mencederai Bekasi sebagai Kota Santri dan Kota Syuhada.
Dimana pada waktu itu para pejuang Islam Hizbullah yang diimpin KH Noer Ali sama bertempur melawan tentara Kristen Belanda dan berhasil mengusirnya dari Bekasi. Banyak pejuang Hizbullah yang mati syahid di Bekasi ini. Sekarang kota ini dinista kaum Kristen dengan patung perempuan setengah telanjang dan dibangun gereja diberbagai tempat yang mayoritas beragama Islam.
Padahal di dekat Kota Harapan Indah terdapat Pondok Pesantren At Taqwa, kalau di Jawa itu termasuk daerah Kauman. Tetapi dengan bangga mereka akan membangun gereja terbesar di Indonesia yang diprotes umat Islam. Tetapi selama ini protes umat Islam tidak pernah digubris, padahal latar belakang perijinan pembangunan gereja itu muncul dengan cara penipuan terhadap umat Islam setempat. Katanya tanda tangan buat blangko kerja, tetapi kemudian mereka sama di baptis. Lama kelamaan mereja jadikan ijin pembangunan gereja dan diajukan ke Walikota, dimana mereka berdalih telah disetujui umat Islam. Ini merupakan penipuan terhadap umat Islam dan tindakan tidak fair.
Bagaimana sebaiknya sikap umat Islam Bekasi dalam menghadapi provokasi kaum Kristen ini ?
Kita akan selalu menempuh jalan musyawarah. Kita akan undang Pemda dan aparat keamanan untuk menertibkan tindakan yang tergolog pada pencemaran agama ini, seperti kasus Masjid Al Barkah. Berbagai gereja illegal supaya mengajukan permohonan agar menjadi legal dan sesuai dengan persyaratan yang ditempuh dan jangan sampai curang sesuai dengan UU dan peraturan yang berlaku.
Jangan sampai memancing umat Islam pada tindakan anarkhis. Sebab kalau sampai terjadi sekali lagi, maka itu sudah tidak terelakkan lagi. Sebab umat Islam sudah terlalu banyak menahan sabar. Kalau sampai meletus akan menjadi bom waktu, bisa menjadi Maluku atau Ambon kedua di Bekasi.
Saya sebagai orang yang dituakan umat Islam Bekasi, berusaha mendekati pihak Pemda dan aparat keamanan untuk diwaspadai. Aparat Kepolisian harus pro aktif untuk menyelesaikan secara hukum dan menindak orang-orang yang bertanggungjawab menodai Masjid Al Barkah. Sementara itu berbagai pembangunan gereja illegal harus dihentikan terlebih dulu.
Para pencemar Masjid Al Barkah harus dihukum dengan setimpal. Sebab kalau dibiarkan, maka umat Islam yang akan menghukumnya. Sekarang umat Islam masih bisa menahan diri, tetapi kalau saatnya sudah tidak bisa menahan diri bagaimana, itulah yang dikhawatirkan. Kita selalu mencari solusi terbaik. (Abdul Halim/suara islam)
***
Pejuang Islam dari Maluku Utara
Nama KH Sulaiman Zachawerus sudah tidak asing lagi bagi kalangan aktifis Islam di Kota dan Kabupaten Bekasi. Sebagai Ketua Garda Umat Islam Kota Bekasi (GAMIS), Ustad Sulaiman berperan sangat aktif dalam membentung upaya Kristenisasi dan pemurtadan umat Islam Bekasi.
Meski lahir di Jakarta pada 25 April 1948, namun kedua orang tuanya asli dari Ternate-Halmahera Maluku Utara. Maka tidaklah mengherankan jika bapak 10 anak dan suami dari 2 istri ini sangat bersemangat membela eksistensi umat Islam di Ternate dan Halmahera sebagai asal kampung halamannya dan umat Islam di Bekasi sebagai daerah tempat tinggal sekarang ini. Segala potensinya dikerahkan demi kejayaan Islam di Indonesia dan selalu siap jiwa raga dalam menghadapi setiap rongrongan eksistensi umat Islam di Indoensia. (Lim)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!