Jum'at, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 3 April 2015 15:00 wib
16.995 views
Tersenyumlah, Ukhuwah Terjaga & Raih Pahala Berlimpah
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Salah satu nikmat Allah yang besar adalah persaudaraan antara ahlul iman (ukhuwah Islamiyah). Yaitu seorang muslim dengan muslim lainnya sesamanya saling mengasihi, saling perhatian, saling menunjukkan sikap baik dan akhlak mulia.
وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
“Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara.” (QS. Ali Imran: 103)
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat." (QS. Al-Hujurat: 10)
Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ الْوَاحِدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan demam dan tidak bisa tidur.” (Muttafaqun ‘Alaih dari al-Nu’man bin Basyir)
Apabila ini terwujud di kehidupan kaum muslimin karena Allah, niscaya mereka akan diberi balasan kebaikan yang besar di dunia dan di akhirat.
Sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ , لا تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا ، وَلا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا
“Dan demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya (Demi Allah), kalian tidak akan masuk surga sehingga beriman, dan kalian tidak beriman sehingga saling mencintai..” (HR. Muslim)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran". Dan diserukan kepada mereka: "Itulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan."” (QS. Al-A’raf: 43)
Karenanya, Islam sangat serius menjaga ukhuwah ini dengan menyiapkan beberapa sarana dan beberapa jalannya. Di antaranya:
Pertama, ikhlas dan memperbanyak amal shalih.
إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (QS. Maryam: 96)
Kedua, memintakan ampunan untuk sesama mukmin dan berdoa agar dicabut sifat dengki kepada sesama mukmin dari hatinya.
Ketiga, tersenyum kepada sesama mukmin. Yaitu saat berjumpa sesama mukmin menunjukkan wajah berseri yang tersungging senyuman di bibir. Senyuman semacam ini akan melahirkan rasa cinta dan kasih sayang antara sesama. Bahkan Islam mengiming-imingi pahala berlimpah bagi yang melakukan hal ini.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
“Senyummu kepada saudaramu menjadi sedekah bagimu.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan Syaikh Al-Albani)
Diriwayatkan dari Abu Dzar Radhiyallahu 'Anhu ia berkata, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda kepadaku,
لَا تَحْقِرَنَّ مِنْ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
"Janganlah sekali-kali kebaikan sekecil apapun itu, walau engkau bertemu saudaramu dengan wajah berseri (menyenangkan)." (HR. Muslim) Yaitu berjumpa saudara mukmin sambil tersenyum dengan wajah berseri, menyenangkan, dan mengandung simpati kepadanya. Ini akan terhitung seperti pahala sedekah.
Inilah yang dipraktekkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam kehidupan beliau bersama para sahabatnya. [Baca: Tertawa; Antara yang Sunnah dan Terlarang]
Diriwayatkan dari Abdullah bin al-Harits bin Jaz-i berkata,
مَا رَأَيْتُ أَحَدًا كَانَ أَكْثَرَ تَبَسُّمًا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Aku tidak pernah melihat orang yang lebih banya tersenyum daripada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.” (HR. Ahmad dan dihassankan Syaikh al-Arnauth)
Dalam Al-Shahih, yang dituturkan Jarir bin Abdillah Radhiyallahu 'Anhu, setiap Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam berjumpa dengannya dan melihatnya maka beliau tersenyum kepadanya. Sehingga akhlak mulia beliau ini membuat para sahabatnya senantiasa merindukannya. Bagaimana dengan Anda? [PurWD/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!