Senin, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 8 Maret 2010 09:50 wib
17.456 views
Prinsip Islam (31) : Mengimani Mizan dan Shirath
Mizan (Timbangan)
Kemudian timbangan-timbangan amal perbuatan ditegakkan pada hari kiamat. Barangsiapa yang berat timbangan amalnya, maka ia selamat. Dan barangsiapa ringan timbangan amalnya, maka ia celaka.
Allah Ta'ala berfirman,
وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ
"Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan." (QS. Al-Anbiya': 47)
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا بِآَيَاتِنَا يَظْلِمُونَ وَلَقَدْ مَكَّنَّاكُمْ فِي الْأَرْضِ وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ
"Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barang siapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami." (QS. Al A'raf: 8-9)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "dua kalimat yang dicintai Allah, ringan diucapkan lisan, berat ditimbangan, dan memenuhi antara langit dan bumi. Dua kalimat itu adalah Subhaanallaah wa bihamdih, Subhaanallaah al 'Adziim. (Muttafaq 'alaih)
Shirath (jembatan di atas Jahannam)
Shirath adalah jembatan yang membentang di atas Jahannam. Ia adalah jembatan penghubung antara surga dan neraka. Seluruh manusia kelak akan melewatinya pada hari kiamat sesuai dengan amalnya. Ada yang selamat tanpa rintangan, ada yang selamat setelah menghadapi rintangan berat, dan ada juga yang langsung terjatuh ke dalam neraka jahannam.
Allah Ta'ala berfirman,
وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا
"Dan tidak ada seorang pun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang dzalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut." (QS. Maryam: 71-72)
Kata wurud bagi orang beriman dalam ayat di atas memiliki dua penafsiran. Pertama, menyeberangi shirath, atau masuk ke dalam neraka. Namun demikian, neraka bagianya terasa dingin dan tidak membakar sebagaimana yang terjadi terhadap Nabi Ibrahim.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " . . . lalu dibentangkan shirath. Dia terbentang di atas Jahannam. Lalu aku dan umatku adalah orang pertama yang melewatinya. Tak seorangpun yang berbicara ketika itu, kecuali para rasul. Doa para rasul ketika itu adalah Allaahumma sallim sallim (Ya Allah, selamatkan, selamatkan)." (Muttafaq 'alaih)
(PurWd/voa-islam.com)
Bersambung . . . . Insya Allah
BACA edisi sebelumnya
BACA edisi sesudahnya
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!