Kamis, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 5 November 2009 14:25 wib
23.290 views
Subhanallah, Miliader Amerika Masuk Islam
"Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk . . . " (QS. Al-A'raf: 178)
Gambaran ayat di atas terlihat pada disi seorang miliader asal negeri kafir Amerika. Mark Shaffer namanya. Dia mendeklarasikan keislamannya pada Sabtu, 17 Oktober 2009 yang lalu. Saat itu Mark sedang berwisata ke Saudi Arabia untuk mengunjungi beberapa kota terkenal seperti Riyadh, Najran, dan Jeddah selama 10 hari.
Mark adalah seorang miliader terkenal dan pengacara kawakan di Los Angeles Amerika Serikat, khususnya terkait hukum perdata. Kasus besar terakhir yang ditanganinya ialah terkait dengan penyanyi pop terkenal Amerika Michel Jackson sepekan sebelum ia meninggal.
Menurut pengakuannya, yang mengilhaminya masuk Islam adalah dorongan pribadinya yang kuat mengenal Islam. Dan setelah membaca informasi yang benar tentangnya, dia yakin bahwa Islam adalah agama yang benar.
Sebenarnya, Mark sudah memiliki sedikit pengetahuan tentang Islam. Dan ketika berada di Saudi dan menyaksikan langsung kehidupan kaum Muslimin, khususnya ketika mereka shalat berjamaah, dorongan untuk lebih mendalami Islam makin kuat.
Seorang guide wisata yang menemani Mark selama 10 hari di Saudi, Dhawi Ben Nashir menjadi saksi perjalanan keislaman Mark Shaffer. Ben Nasher menceritakan bahwa Mark mulai bertanya-tanya padanya tentang Islam sejak pertama kali menginjakkan kakinya di Saudi.
Sesampainya di Saudi, Mark menginap di kota Riyadh selama dua hari. Selama itu, Mark sangat concern pada Islam.
Setalah dari Riyadh, Mark pindah ke Najran, terus ke Abha dan Al-Ula. Di sanalah ketertarikannya pada Islam sangat terlihat. Ketika itu, dia sedang berwisata ke padang pasir.
Di sana, dia melihat tiga pemuda Saudi yang mendampinginya sedang shalat di atas bentangan padang pasir yang amat luas. Sungguh sebuah pemandangan yang sangat menakjubkan baginya.
Dia melihat tiga pemuda Saudi yang mendampinginya sedang shalat di atas bentangan padang pasir yang amat luas. Sungguh sebuah pemandangan yang sangat menakjubkan baginya.
Ben Nasher melanjutkan ceritanya, "Setelah dua hari di Al-Ula, kami, pergi ke Al-Juf. Sesampai di Al-Juf, Mark minta dicarikan buku-buku tentang Islam. Lalu saya berikan beberapa buku tentang Islam. Semua buku tersebut dibaca habis oleh Mark. Esok paginya, dia minta saya mengajarkannya shalat. Sayapun mengajarkannya shalat dan bagaimana cara berwudhu'. Lalu dia ikut shalat di samping saya."
Setelah ikut shalat bersamanya, Mark merasakan jiwanya sangat tentram. Sebuah kenikmatan yang tidak bisa dibayangkannya.
Kamis sorenya, Mark dan guidenya meninggalkan Al-Ula menuju kota Jeddah. Selama di perjalanan dia terlihat serius sekali membaca buku-buku tentang Islam. Dan pada Jum'at paginya, mereka mengunjungi kota tua Jeddah.
Setelah ikut shalat bersamanya, Mark merasakan jiwanya sangat tentram. Sebuah kenikmatan yang tidak bisa dibayangkannya.
Sebelum waktu shalat Jumat tiba, mereka kembali ke hotel. Ben Nasher minta izin untuk shalat Jumat. Saat itu Mark ingin ikut bersamanya untuk shalat Jumat agar bisa menyaksikannya seperti apa shalat Jumat itu. "Welcome…," jawab Ben Naher dengan semangat.
"Kamipun pergi ke sebuah masjid yang tidak jauh dari hotel tempat kami menginap di Jeddah. Karena agak terlambat, saya dan sebagian jamaah shalat di luar masjid karena jamaahnya yang mebludak. Terlihat Mark mengamati jamaah apalagi setelah selesai shalat Jumat, mereka saling bersalam-salaman dengan wajah yang cerah dan gembira. Mark semakin kagum dengan pemandangan tersebut," tutur Ben Nasher.
Setelah pulang ke hotel, tiba-tiba Mark menyampaikan kepada Ben Nasher tentang keinginannya untuk masuk Islam. Ben Nasher pun menyambutnya dengan gembira, "Silahakan Anda mandi terlebih dulu," sarannya.
Setelah mandi, Ben Nasher membimbing Mark mengucapkan dua kalimat syahadat lalu shalat sunnah dua rakaat. Setelah itu, Mark mengungkapkan keinginannya untuk mengunjungi Masjid Haram di Makkah dan shalat di sana sebelum dia meninggalkan Saudi Arabia.
Agar dapat memasuki kota Makkah dan Masjidil Haram, Mark ditemani Ben Nasher pergi ke kantor Dakwah dan Irsyad di kawasan Al-Hamro’ Jeddah untuk mengambil bukti formal keislamannya. Lalu Mark diberi sertifikat sementara masuk Islam. Karena beberapa anggota kru yang mengikuti kunjungan Mark ke Saudi Arabia sudah harus kembali ke Amerika sore Sabtunya. Al-Hamdullah, Ustadz Muhammad Turkistani bersedia mengantarkan Mark ke tanah haram Mekkah pagi itu juga.
Terkait kunjungan Mark ke Masjidil Haram, Ustazd Muhammad Turkistani menceritakan, "setelah Mark medapatkan sertifikat Islam sementara kamipun langsung berangkat menuju Masjidil Haram yang mulia. Ketika dia menyaksikan Masjidil Haram, tampak sekali wajahnya sangat cerah dan memancarkan kegembiraan yang luar biasa. Ketika kami masuk ke dalam Masjidil Haram dan menyaksikan langsung Ka’bah, kegembiraannya semakin bertambah. Demi Allah saya tidak bisa mengungkapkannya dengan lisan akan pemandangan tersebut. Setelah dia tawaf mengelilingi Ka’bah yang mulia, kami shalat sunnah dan kemudian keluar dari Masjid Haram. Saya lihat Mark sangat berat untuk berpisah dengan Masjid Haram."
Setelah Mark mengumumkan keislamannya, dia sempat mengungkapkan kebahagiaanya pada Koran Al-Riyadh sambil berkata, "Saya tidak sanggup mengungkapkan perasaan saya saat ini. Sekarang saya baru dilahirkan kembali dan kehidupan saya baru dimulai…" Mark menambahkan, "saya sangat bahagia. Kebahagiaan yang saya rasakan tidak sanggup saya ungkapkan pada Anda saat saya berkunjung ke Masjidil Haram dan Ka’bah yang mulia."
Mark menambahkan, "saya sangat bahagia. Kebahagiaan yang saya rasakan tidak sanggup saya ungkapkan pada Anda saat saya berkunjung ke Masjidil Haram dan Ka’bah yang mulia."
Setelah menjadi muslim, Mark bertekat akan lebih serius mendalami Islam dan akan kembali lagi ke Saudi Arabia untuk menunaikan ibadah Haji.
Pagi Ahad 18 Okteber 2009, Mark meninggalkan Bandara King Abdul Aziz Jeddah menuju Amerika. Sebelum meninggalkan Jeddah, saat mengisi fomulir imigrasi, Mark mencantumkan agamanya adalah ISLAM.
Selamat jalan saudaraku . . . semoga Allah senantiasa menjagamu dan memilihmu untuk menjadi duta Islam di Amerika. Semoga Allah menganugerahkan hidayah kepada rakyat Amerika melalui tanganmu. Membuka mata hati pemimpin negerimu melalui sebab dirimu. . . . (PurWD/era)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!