Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
11.739 views

Artificialnya Bank Syariah 1 : Mencari Diferensiasi dengan Bank Konvensional

JAKARTA (voa-islam.com) - Setiap kali diskusi dengan kawan-kawan saya selalu dibuat tergagap dengan pertanyaan : apa beda bank syariah dengan bank konvensional? Mestinya saya nggak perlu gagap karena secara teoretis mudah sekali menjelaskan perbedaan keduanya. Mudah, semudah kita membedakan seekor kambing dengan seekor babi. Tapi itu secara teori. Bagaimana praktiknya?

Secara teori sebenarnya bank syariah diuntungkan variasi produk yang lebih banyak dibandingkan bank konvensional. Konvensional hanya mengenal tabungan dan deposito (produk funding), kredit (produk lending). Dengan hanya dua produk ini sebenarnya bank dalam kondisi fragile karena kredit yang biasanya jangka panjang (3-20 tahun)menggunakan dana tabungan dan deposito yang pasti bersifat jangka pendek (1 bulan sampai 1 tahun). Artinya ada mismatch antara penggunaan dana dengan sumber dananya. Artinya juga bank dalam kondisi bahaya sebab sewaktu-waktu ada penarikan dana besar-besaran akibat kondisi ekonomi dan politik secara makro sementara dananya sudah terserap untuk investasi jangka panjang. Jika bank syariah mengadopsi mentah-mentah apa yang ada di bank konvensional—seperti yang selama ini terjadi—maka bukan tidak mungkin apa yang terjadi pada perbankan konvensional tahun 1998 akan terjadi juga pada perbankan syariah. Apalagi sebagaimana disampaikan oleh mantan Dirut Bank Muamalat Indonesia, A. Riawan Amin, kemampuan BMI untuk bertahan dari krisis tahun 1998 bukan karena konsep syariah yang diterapkan tetapi lebih karena ukuran BMI yang saat itu masih sangat kecil dan loyalitas nasabah yang ketika itu memang didominasi oleh kalangan ideologis muslim.

Pada konsep syariah sebenarnya bank memiliki ruang untuk mempertemukan antara kebutuhan investasi jangka panjang dengan sumber dananya. Misal, kita mengenal apa yang disebut dengan mudharabah muqayyadah (investasi  terikat), dengan instrument ini bank dapat menawarkan kepada para debitur untuk berinvestasi pada sektor atau jenis usaha tertentu yang diketahui betul profil usahanya oleh semua pihak yang berserikat. Tentu sesuai dengan karakteristik investasi mudharabah, bank harus mampu mengedukasi kreditur agar tertarik dengan jenis instrument ini. Karakteristik dimaksud antara lain, pertama, investasi mudharabah bersifat jangka panjang dan kreditur tidak dapat sewaktu-waktu menarik dananya. Kedua, bagi hasil yang diterima kreditur sesuai riil pendapatan perusahaan yang dibiayai dan mulai diterima begitu perusahaan tersebut membukukan pendapatan. Ketiga, ada resiko yang diterima mudharib begitu menginvestasikan uangnya ke bank syariah.

Meskipun dengan karakteristik tersebut terkesan instrument ini terkesan kaku dan tidak menarik tetapi bank dapat memberikan return/bagi hasil yang jauh lebih tinggi kepada kreditur/mudharib sebab bagi hasil yang didasarkan pada pendapatan riil usaha pasti memberikan hasil yang lebih tinggi. Bagi debitur, instrument ini memberikan ketenangan dan kepastian dalam berbisnis ketimbang pembiayaan mudharabah dan musyarakah yang selama ini dipraktekkan bank dimana debitur harus membayar pokok pembiayaan dan bagi hasil yang—biasanya—disetarakan dengan bunga bank konvensional.

Tanpa membuat diferensiasi dari bank konvensional, niscaya perbankan syariah akan jalan ditempat. Memasuki tahun 2014 beberapa indikator keuangan perbankan syariah mengalami perlambatan. Tahun 2009 penyaluran pembiayaan tumbuh 22,74%, pada 2010 naik dua kali lipat menjadi 45,42% dan pada 2011 mencapai 50,56%. Mulai 2012 laju pertumbuhan berbalik arah dan melemah menjadi 43,69%, kemudian turun lagi menjadi 24,82% pada 2013 dan semakin terpuruk pada 2014 dimana hingga April 2014 pertumbuhan year on year (yoy) hanya tercatat 15,09%.

Dana pihak ketiga (DPK) yang menjadi dapur pacu perbankan syariah pun macet. Jika 2009 mencatat pertumbuhan 41,84%, lalu 45,46% pada 2010 dan meningkat lagi menjadi 51,79% pada 2011, maka pertumbuhan tahun 2012 hanya tercatat 27,81% dan sampai April 2014 secara yoy tercatat hanya tumbuh 17,03%.

Dengan angka-angka tersebut tidak heran jika target pangsa pasar 5% yang dicanangkan akan tercapai pada tahun 2010 hingga hari ini masih jauh panggang dari api. Alih-alih tercapai, market share perbankan syariah justru turun menjadi 4,88% dari sebelumnya 4,89% pada tahun 2013, begitu pula dengan jumlah kantor layanan yang turun dari 2588 unit menjadi 2564 unit.

Jika hal ini terus terjadi bukan tidak mungkin, perbankan syariah akan segera mati suri. [abu azzam/voa-islam.com]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Syariah Biz lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X