Senin, 12 Syawwal 1446 H / 13 Desember 2010 12:10 wib
1.922 views
Ritual Yahudi Tebar Ketakutan di Kapal Selandia Baru
PICTON, Selandia Baru (Berita SuaraMedia) - Seorang turis Yahudi yang taat agama memicu ketakutan adanya bom di sebuah feri Selandia Baru ketika ia mengikatkan sebuah kotak pada dirinya sebagai bagian dari ritual doa Yahudi, laporan berita AFP mengatakan pada Senin (13/12).
Polisi kontra-terorisme bersenjata mendatangi feri itu di Picton, di Pulau Selatan, dan memaksa pria itu dan pendamping perjalanannya ke darat sebelum membawa mereka pergi untuk diinterogasi, surat kabar Dominion Post melaporkan.
Dikatakan insiden pada hari Minggu ini terjadi ketika orang itu mulai melaksanakan ritual Yahudi di mana kotak kulit kecil yang disebut tefillin, mengandung ayat-ayat agama, diikat di lengan dan dahinya.
Operator Ferry Kiwirail mengatakan staf di kapal, dengan 750 penumpang, khawatir tentang ancaman bom yang mungkin terjadi dan menghubungi polisi sebelum berlabuh.
"Satu orang dengan dua kotak terpasang di badannya, satu kotak ditempel di kakinya dan satu kotak tampaknya ditempel dahinya ... ada pula apa yang tampaknya seperti kabel melekat pada kotak itu," kata juru bicara Kiwirail, Kevin Ramshaw, kepada kantor berita nasional NZPA.
Feri Interislander tidak memiliki ruang doa dan tidak ada rencana untuk mengubahnya setelah kejadian kemarin, Ramshaw berkata.
Pihak berwenang sedang dikritik karena respon yang berlebihan, tetapi Ramshaw membela tindakan awaknya.
"Ini mungkin telah menjadi bagian dari ritual agama, tetapi untuk orang-orang yang terlibat dalam perjalanan bisnis, itu telihat seperti ada kabel yang menyertainya."
Komisaris Hubungan Ras Selandia BaruJoris de Bres mengatakan tanggapan bersenjata itu disayangkan dan menunjukkan 'rasa takut yang berlebihan terorisme' di negeri ini. "Ini hanya mengingatkan kita harus berhenti dan berpikir sebelum kita melompat ke kesimpulan," katanya kepada Dominion Post.
"Hanya karena seseorang melakukan suatu ritual agama di depan umum, itu tidak berarti bahwa mereka adalah teroris. Jika Anda menganalisis apa yang mereka lakukan, itu tidak membuat kita untuk berpikir bahwa itu suatu aksi teroris seperti yang digambarkan
Sersan Senior Peter Payne, dari Picton, mengatakan pihak berwenang berkewajiban untuk menanggapi laporan tersebut dengan serius, khususnya ketika laporan itu melibatkan publik.
"Kapten itu berbicara kepada kita dan dia prihatin dan saya kira siapa saja ... yang bertanggung jawab atas setiap pengangkutan dengan anggota masyarakat, Anda harus menanggapi dengan serius, dan itu yang kami lakukan, sampai terbukti sebaliknya."
Kemudian diketahui bahwa pria itu melakukan perjalanan campervan di negara itu. Pada bulan Januari tahun ini, pesawat dari New York ke Kentucky dialihkan setelah alarm yang didorong oleh penumpang 17 tahun yang menggunakan tefillin untuk berdoa.
Hanya ada beberapa penumpang yang tampaknya tahu apa yang terjadi sementara petugas polisi berpakaian preman menggiring tersangka teroris dari terminal feri Interislander dengan memegang lengan tersangka dan membisikan instruksi ke telinganya.
Ketika kapal berlabuh di Picton kemarin, sekelompok kecil petugas polisi, mengenakan pakaian normal dan earphone radio, menggeledah di korsel bagasi sementara dua petugas bersenjata berdiri di luar dengan anjing polisi.
Salah satu petugas berpakaian preman membolak-balik gambar pada kamera digital sebelum mengidentifikasi tersangka, yang dibawa keluar dan disuruh berjongkok menghadap dinding dengan tangan mereka di belakang kepala mereka saat mereka digeledah.
Satu penumpang melaporkan melihat tiga pria ditangkap. Dia mendengar polisi berpakaian preman yang membahas orang yang mereka cari di dalam terminal sebelum salah satu ditangkap di luar, katanya.
Banyak penumpang yang tidak menyadari ada hal biasa yang sedang terjadi, tetapi melihat dua kali ketika mereka melihat polisi bersenjata. Kebanyakan tampak hanya sebentar sebelum berangkat ke mobil dan bus, yang diparkir hanya beberapa meter dari tempat polisi berdiri.
Sebuah helikopter Helipro mendarat tepat di belakang terminal. Dua ambulans St John siaga di terminal. (iw/stf/st) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!