Jum'at, 16 Syawwal 1446 H / 3 Desember 2010 16:40 wib
1.752 views
Desak Hamas Bebaskan Shalit, Abbas Khianati Palestina
KOTA GAZA (Berita SuaraMedia) – Juru bicara gerakan Hamas Fauzi Barhoum berbicara menentang komentar dari pemimpin Fatah, Mahmoud Abbas dalam sebuah konferensi yang digelar bersama dengan Presiden Jerman Christian Wulff.
Barhoum berkata, seruan Abbas agar prajurit Israel yang tertangkap, Gilad Shalit, dibebaskan merupakan "indikasi bahwa isu tahanan tidak masuk dalam agenda presiden. Seruan itu dilakukan demi keuntungan penjajah, bukan demi kepentingan nasional," kata Barhoum.
Sehari sebelumnya, Abbas mengatakan kepada para wartawan, "Sejak semula, kami telah mengimbau agar tahanan ini (Shalit) dipulangkan pada keluarganya."
Ia menambahkan, "Kami juga menuntut pembebasan 8.000 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel, tapi kami tidak menghubungkan kedua hal ini."
Sejumlah analis di Tepi Barat mengklaim bahwa kata-kata Abbas bukan merupakan seruan pembebasan sang prajurit. Tapi, Barhoum mengatakan bahwa fokus sang presiden secara terus-menerus terhadap satu tahanan Israel yang dilakukan di atas nasib ribuan warga Palestina tidak bisa diterima.
Empat tahun setengah setelah Mahmoud Abbas menolak pembebasan bersyarat Gilad Shalit, ia menekan Hamas untuk melakukan hal itu. Tapi, ia menambahkan bahwa dirinya tak punya pengaruh di Gaza.
Dalam sebuah konferensi pers di Betlehem dengan Presiden Jerman, Abbas bahwa Shalit harus dibebaskan tanpa membebaskan ratusan tahanan Palestina.
Akan tetapi, ia mencatat bahwa Shalit pantas dipersatukan kembali dengan keluarganya, sama seperti para tahanan Palestina pantas mendapatkan hak yang sama.
Shalit ditangkap dalam penyerbuan pejuang Palestina di perlintasan Kerem Shalom, di luar Gaza. Dua orang prajurit rekannya tewas.
Media Israel menyatakan, meski Abbas mengaku tidak punya pengaruh besar terhadap Hamas, ia tidak mendukung pembebasan Shalit saat gerakan Fatah yang dipimpinnya mengendalikan Gaza saat Shalit ditangkap pada Juni 2006.
Abbas mengucapkan sejumlah pernyataan yang bertentangan pada tahun sebelum Hamas memenangkan kendali Gaza. Sepuluh pekan setelah Shalit ditangkap, Abbas mengatakan kepada sebuah surat kabar yang berbasis di Bahrain bahwa Shalit akan dikirimkan ke Mesir dan ditahan di sana hingga Israel membebaskan para tahanan, tapi pemerintah Israel mengaku tidak tahu apa yang diucapkan Abbas.
Juni 2007, Abbas berjanji bahwa Shalit akan segera dibebaskan tanpa syarat. "Saya ingin mengatakan bahwa kami tengah mengupayakan pembebasan Shalit, dan upaya-upaya tersebut akan segera membuahkan hasil. Kami optimis dia akan segera dibebaskan," kata Abbas kepada saluran berita France 24.
"Saya yakin kami harus membebaskan prajurit Shalit. Dia tidak bisa dipenjara sepanjang waktu," tambahnya.
"Di saat bersamaan, kami meminta Israel membebaskan para tahanan Palestina. Tapi, satu hal tidak bergantung pada hal lainnya. Shalit harus dibebaskan," kata Abbas.
Tahun berikutnya, karena khawatir bahwa kesepakatan pembebasan tahanan Hamas untuk ditukar dengan Shalit akan mendongkrak citra Hamas, Abbas mengancam akan membubarkan pemerintah Palestina jika terjadi kesepakatan. Ia mengirimkan peringatan kepada Mayor Jendral Gadi Shamni, kepala Komando Sentral IDF kala itu melalui Hussein al-Sheikh, kepala departemen urusan sipil pemerintahannya. Ia mengatakan bahwa ketika mengatakan "pembubaran," ia tidak hanya mengungkapkan soal pengunduran dirinya.
Dalam pernyataan lain yang bertentangan, Mahmoud Abbas menambahkan, "Kami menentang penahanan Gilad Shalit. Ia harus dibebaskan dan ditukarkan dengan para tahanan lain. Hanya ini satu-satunya jalan untuk mencapai sebuah solusi." (dn/mn/inn) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!