Selasa, 21 Syawwal 1446 H / 19 Oktober 2010 09:28 wib
2.850 views
Perusahaan Saddam Hussein; Dari Bom Menjadi Terompet

BAGHDAD (Berita SuaraMedia) – Sebelum invasi tahun 2003 yang dipimpin oleh AS, perusahaan pemerintah Al-Shaheed Irak dulunya membuat ledakan bom. Sekarang membantu memproduksi musik.
"Kami dulunya biasa membuat selubung kulit mortar, namun para insinyur kami mengubah garis produksi, sehingga sekarang kami membuat kuningan untuk terompet-terompet dan vas-vas bunga, dan kabel-kabel tembaga," kata Amine Hawas, seorang teknisi perusahaan.
Nasib Al-Shaheed telah dicerminkan oleh sebuah rangkaian perusahaan lainnya yang diciptakan selama rejim Saddam Hussein dan sejak diubah di bawah sebuah pemerintah pasca-invasi dari diplomat AS Paul Bremer untuk mengubah industri militer menjadi industri sipil.
Diciptakan pada tahun 1982, perusahaan yang diubah tersebut menunjukkan barang perdagangannya di sebuah pameran industri milik pemerintah selama empat hari di Baghdad pekan ini.
Perusahaan lainnya di pameran tersebut telah banyak membuat banyak senjata, bom, dan teropong militer sampai alat penyembur air, mikroskop, dan robot pembuangan bom.
"Setelah invasi Amerika, pabrik kami dijarah dan kementerian yang mengawasi kami dibubarkan. Para personel kami benar-benar bingung," kata Haidar Hussein, seorang insinyur 34 tahun di gerai perusahaan Al-Karama.
Sebelum perang, perusahaan di distrik bagian utara Waziriyah dari ibu kota memproduksi sistem pembimbing untuk misil-misil jangkauan panjang, dan dikunjungi oleh para inspektur pelucutan senjata PBB pada tahun 1998, ketika Irak menderita di bawah sanksi mengikuti invasi negara tetangganya, Kuwait pada tahun 1998.
"Sebuah tim dari 10 insinyut kemudian mulai menjadi tertarik dalam proses-proses simulasi, peninjauan dan kendali sinar," kata Hussein, menjelaskan bahwa personel tersebut dilatih kembali dan pabrik tersebut dibuka kembali pada tahun 2008, membalik halaman tentang masa lalu militernya.
Sekarang perusahaan tersebut menumpuk keberuntungannya pada sebuah robot pembuangan bom, dengan bangga mengklaim bahwa mesin tersebut, yang meninggalkan pabrik hanya dua bulan yang lalu dan diungkapkan pada pameran tersebut, secara keseluruhan dibuat di Irak.
"Ada tuntutan tajam karena serangan kelompok perlawanan dan karena produk kami jauh lebih murah dari pada yang buatan Amerika," Hussein mengatakan.
Sebelum kejatuhan Saddam, ada 42 perusahaan di bawa kementerian industri militer, memperkerjakan hampir 50.000 orang.
Namun otoritas Bremer, Perintah Nomer 75, dikeluarkan pada April 2004 sedikit lebih banyak dari satu tahun setelah invasi, memerintahkan "rekonstruksi perusahaan-perusahaan semacam itu untuk kegunaan-kegunaan perdamaian dan banyak hal." Sejak itu, semua persenjataan untuk 800.000 tentara Irak dan polisi telah dibeli oleh pihak luar negeri, terutama dari AS.
Perusahaan Al-Ikhaa, didirikan pada tahun 1984 ketika Irak berada di tengah perjalanan menuju perang delapan tahunnya, juga membuat suatu kesuksesan perubahan haluan dari memproduksi artileri berat dan teropong militer.
"Kami menghasilkan banyak uang pada saat itu karena persenjataan adalah sebuah prioritas untuk Saddam Hussein, namun kemudian jelas penting mencarai kesempatan lainnya" dalam penghasilan, kata Amwer Eid, seorang insinyur 50 tahun di perusahaan tersebut, yang dibasiskan dekat dengan benteng Muslim Sunni Fallujah barat Baghdad.
Tutup selama beberapa bulan setelah invasi tersebut, pabrik yang mempekerjakan 3.800 orang tersebut kembali dibuka pada tahun 2004 untuk memproduksi penyaring, bahan-bahan onderdil untuk pabrik-pabrik semen, mesin-mesin pemurni air, mikroskop, dan baru-baru ini, silinder gas butana.
"Saya percaya bahwa kami melewati masalah finansial kami dan akan memulai membuat keuntungan tahun ini," ia mengatakan , menunjuk pada kesulitan-kesulitan masa transisi.
Perusahaan Noaman juga membuat sebuah perubahan haluan yang spektakuler, berpindah dari membuat selubung bom gugusan dan amunisi sampai pipa-pipa pemercik.
Salahaldin, didirikan pada tahun 1980 di bawa pengawasan raksasa eletronik Perancis Thomson dan yang membuat radar dan peralatan komunikasi militer dan bahkan dilibatkan dalam program nuklir Irak sampai tahun 1990, juga mampu menemukan kembali dengan sendirinya.
Dengan 8,5 juta dolar (enam juta euro) dari kementerian industri, pabrik di Tikrit, utara Baghdad dan tempat lahir akar suku Sadda, sekarang memproduksi kutub-kutub kelistrikan, pemisah rangkaian dan transformator.
Perusahaan-perusahaan tersebut ketika dituduh membuat persenjataan kimia sekarang membuat penyubur.
"Hanya perusahaan-perusahaan yang sangat dikhususkan yang memproduksi senjata, granat atau bahan-bahan peledak tidak membuat sebuah penggantian kembali," Eid mengatakan.
Membuka pameran tersebut pada Senin waktu setempat, Menteri Indsutri Fawzi Hariri mengatakan bahwa ia berharap melihat "produksi perindustrian nasional meningkat, tidak bergantung pada impor." Namun dengan industri yang memperhitungkan hanya untuk 10 persen produk kasar domestik dan minyak berkontribusi yang cukup besar, 65 persen, Irak masih memiliki sebuah jalan yang panjang untuk dilalui. (ppt/dn) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!