Politisasi Masjid Babri Tak Mempan Terhadap Muslim

LUCKNOW (Berita SuaraMedia) - Usaha Presiden Partai Samajwadi Mulayam Singh untuk memainkan kartu Muslim belum berjalan lancar dengan komunitas itu, mayoritas yang tidak berminat bermain politik atas isu Ayodhya.

Pandangan umumnya adalah bahwa sejak putusan Pengadilan Tinggi Allahabad tentang kasus Masjid Babri merupakan persoalan hukum, hanya pilihan legal yang perlu dieksplorasi, dan oleh karena itu, partai politik dan pimpinannya sebaiknya menarik diri dari memolitisasi isu ini.

"Negara ini sedang memasuki fase kritis, dengan persoalan seperti Kashmir, terorisme, aktivis dan pemberontak Maoi di timur laut yang mengacau. Ini adalah tanggung jawab seluruh warga untuk mengusahakan perdamaian dan ketenteraman dan memastikan ketenangan menang di negara ini," ujar Mohammad Azam Khan, yang pernah sekali dijuluki sebagai "wajah Muslim" SP, yang dikeluarkan dari partai karena memberontak melawan aliansi Singh dengan mantan pemimpin BJP Kalyan Singh dalam pemilihan yang lalu.

Khan merupakan menteri senior dalam Kabinet Mulayam Singh di tahun 1989-1991, ketika pergolakan kuil, yang disokong oleh Rashtriya Swayamsevak Sangh, BJP dan Vishwa Hindu Parishad, berada pada puncaknya. Penyidang Komite Aksi Masjid Babri sampai pembongkaran masjid itu pada tanggal 6 Desember 1992, Khan, bagaimanapun juga, melihat "jasa" pada pernyataan pimpinan SP itu bahwa kaum Muslim merasa dicurangi dan kecewa pada putusan tersebut.

"Saya memiliki banyak perbedaan dengan Mulayam Singh di masa lalu, tapi sebaiknya tidak dilupakan bahwa Mulayam dan Partai Samajwadi menyaksikan badai Ayodhya dari jarak dekat, dan bagaimana usaha yang gagal untuk meruntuhkan Masjid Babri pada tanggal 30 Oktober 1990 menciptakan suasana krisis. Sejauh itu, Mulayam Singh menunjukkan apa yang Muslim pada umumnya tidak dapat menyampaikan," ia mengatakan pada kantor berita The Hindu lewat telepon dari Rampur. Menurut Khan, jika Muslim umum, atau para ulama, akan mengekspreskan opini "jujur" mereka tentang putusan itu, mereka segera saja akan disebut sebagai "pengkhianat."

"Setidaknya, Mulayam Singh tidak akan disebut sebagai seorang yang antinasional atau pengkhianat karena membuat pernyataan tersebut."

Bagaimanapun, Imam Naib dari Aishbagh Idgah di Lucknow dan anggota Badan Hukum Pribadi Muslim Seluruh India, Maulana Khalid Rasheed Firangi Mahali menyerang mantan Kepala Menteri karena mengatakan Muslim merasa dicurangi. "Bagaimana ia tahu bahwa Muslim merasa dicurangi ketika ada respons yang bercampur aduk terhadap putusan itu dari masyarakat? Dan kalau Muslim merasa mereka dicurangi, situasinya akan sangat berbeda," Maulana mengatakan pada kantor berita The Hindu.

Terhadap apa yang ia maksud dengan "respons yang bercampur aduk," Maulana mengatakan 70-80 persen Muslim muda, yang sedang berada dalam jalur cepat dengan pekerjaan yang baik dan kemakmuran, merasa persoalan itu harus diakhiri di sini, dan bahwa tidak ada perlunya masyarakat pergi ke Mahkamah Agung. Generasi tua merasa pengadilan harus diperiksa oleh ahli hukum sebelum keputusan diambil pada langkah selanjutnya, ujarnya.

"Muslim merupakan yang menderita paling parah sejak isu itu dipolitisasi. Pascapenghancuran, masyarakat didorong ke belakang dari 20 tahun menjadi 30 tahun."

Generasi yang lebih muda, kenyataannya, tidak ingin dibawa-bawa ke dalam kontroversi tersebut. banyak dari mereka yang bahkan belum dilahirkan ketika masjid itu diruntuhkan tahun 1992. bagi mereka, negara itu sudah berpindah sejak masa penuh turbulensi itu, dan yang paling penting, 2010 itu bukan 1992.

Nausheen Khan, yang sedang mengejar gelar B. Tech di bidang Bioteknologi di Universitas Amity mengatakan: "Begitu banyak pilihan yang diciptakan bagi pemuda Muslim untuk memperbaiki kehidupan dan karir mereka, kami hanya tidak tertarik dengan apa yang dikatakan politikus karena kami memiliki hal-hal lain yang lebih baik untuk dicapai dalam hidup." (raz/hin) www.suaramedia.com

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Suara Media lainnya:

• Guncangan Luar Biasa Kagetkan Warga Papua Kala Tidur Nyenyak
• Hijab & The City Jembatani Budaya Muslim Dan Perancis
• Dijerat Dakwaan Berlapis, Susno Terancam Hukuman Seumur Hidup
• Telanjangi Muslim, Trasportasi Air NY Terancam Hukum
• Televisi Dorong Pemirsa AS Buru Rumor Obama Muslim
• Muslim-Hindu Bersatu Dalam Pembangunan Masjid Kuno
• Kemenangan Akademisi Muslim Atas Pencekalan Inggris
• Komedian Wanita Muslim Membahana di Penjuru Dunia