Presiden Suriah Al-Sharaa Termasuk Salah Satu dari 100 Orang Paling Berpengaruh Versi Majalah TimeJum'at, 18 Apr 2025 09:57 |

NEW YORK (Berita SuaraMedia) – Sebuah studi yang memeriksa minat warga Amerika pada desas-desus bahwa Obama adalah Muslim memperlihatkan bahwa media mainstream – terutama televisi – masih mempengaruhi topik-topik yang melibatkan masyarakat.
Peneliti menemukan bahwa pencarian online tentang desas-desus Obama-Muslim meningkat pada hari-hari ketika topik itu banyak diliput di jaringan televisi nasional, dan pencariannya menurun di hari-hari ketika liputannya lebih sedikit.
"Dengan semua perhatian yang diberikan ke blog dan berita online, beberapa orang mengatakan bahwa peran media mainstream telah berkurang di dalam masyarakat kita," ujar Brian Weeks, penulis utama dalam penelitian tersebut dan saat ini menjadi mahasiswa doktoral jurusan komunikasi di Ohio State University.
"Tapi kami menemukan bahwa media mainstream, terutama televisi, masih membantu menempatkan sejumlah isu pada agenda publik."
Koran tidak memiliki efek sebesar televisi, mungkin karena kebanyakan artikel koran menepis desas-desus dengan efektif, membuat pencarian online jadi tidak perlu.
Weeks melakukan studi itu sebagai mahasiswa pascasarjana di Universitas Minnesota. Rekan penulisnya adalah Brian Southwell, seorang profesor jurnalisme dan komunikasi massa di Universitas Minnesota.
Studi itu muncul dalam jurnal Mass Communication and Society edisi September 2010.
Para peneliti mempelajari bagaimana media menyetir minat publik dengan memeriksa salah satu desas-desus yang paling banyak dibicarakan dari pemilu presiden tahun 2008 – desas-desus bahwa Obama diam-diam adalah Muslim. Meskipun dengan cepat terbukti tidak benar, rumor itu masih menarik minat yang cukup besar dan bahkan dipercaya oleh beberapa orang. Bahkan, kurang dari satu bulan sebelum pemilian, Pew Research Center menemukan bahwa 12% masyarakat percaya bahwa Obama benar-benar Muslim.
Dalam studi ini, para peneliti melihat pemberitaan media tentang rumor itu mulai tanggal 1 Juni 2008 sampai hari pemilihan, 4 November.
Mereka memeriksa pemberitaan pada tujuh jaringan televisi utama – ABC, CBS, CNN, Fox, MSNBC, NBC, dan News Hour PBS bersama Jim Lehrer. Mereka juga memeriksa pemberitaan rumor itu di lebih dari 25 koran nasional, termasuk USA Today, New York Times, dan Washington Post.
Para peneliti menggunakan pendekatan yang relatif baru untuk menentukan seberapa sering orang Amerika menggunakan web untuk mencari informasi tentang rumor itu. Mereka menggunakan Google Trends, sebuah layanan dari perusahaan pencari online Google, yang bisa digunakan untuk melacak seberapa sering istilah pencari dimasukkan ke dalam situs pencari itu.
Hasilnya menunjukkan bahwa pencarian Google tentang rumor itu melonjak secara signifikan di hari-hari ketika pemberitaan televisi meningkat. Di hari setelah pemberitaan televisi yang signifikan itu, pencarian menurun, dan pada hari keempat setelah pemberitaan tidak ada asosiasi antara pemberitaan dan pencarian online.
"Ketika kau melihat liputan rumor di TV, kau mungkin sedang berada di dekat laptop atau komputer, dan kau akan berusaha untuk segera menemukan lebih banyak informasi. Masuk akal bahwa sebagian besar orang tidak menunggu satu hari atau lebih untuk memeriksa laporan itu."
Liputan rumor di koran sebaliknya tidak dengan kuat memprediksi pencarian online. Weeks mengatakn penjelasannya mungkin berkaitan dengan sifat pemberitaan.
"Ini berujung pada seberapa banyak ambiguitas dan ketidakpastian yang dimiliki orang-orang setelah membaca sebuah artikel atau menonton liputan berita," ujar Weeks.
"Artikel koran cenderung menyajikan fakta dan menepis rumor dengan tegas, jadi pembaca tidak punya alasan untuk mencoba mencari informasi lebih banyak di internet."
Namun, berita televisi, terutama jaringan kabel, cenderung menyajikan informasi dengan sangat berbeda. Alih-alih menghilangkan rumor, acara jaringan kabel menunjukkan – yang melakukan 89% semua berita televisi tentang rumor itu – akan sering menyajikan para ahli yang berargumen dari kedua sisi masalah, dan membahas apakah rumor itu adalah topik diskusi yang legitimate.
"Hasilnya, banyak orang yang semakin tak yakin setelah menonton laporan TV tentang apakah rumor itu benar atau tidak," ujar Weeks. "Kami rasa itulah kenapa mereka beralih ke internet."
Weeks mengatakan itu mungkin salah satu alasan bahwa keyakinan terhadap rumor Obama seorang Msulim terus kuat sampai hari ini.
"Ketika orang-orang online, mereka bisa menemukan segala jenis kesalahan informasi dan kekeliruan informasi. Sampai ke tingkat tertentu, orang-orang mempercayai apa yang ingin mereka percaya, dan mereka bisa menemukan informasi online yang akan memperkuat prasangka mereka," ujarnya.
Para peneliti juga menyelidiki kemungkinan bahwa minat publik dalam rumor, seperti yang dibuktikan oleh pencari online, menyetir pemberitaan media. Dalam kasus ini, mereka memeriksa apakah hari pencarian tentang rumor terkait dengan pemberitaan media tentang rumor itu satu minggu kemudian.
Mereka tidak menemukan adanya kaitan, menyimpulkan bahwa pemberitaan media memang mempengaruhi pencarian online dan bukan sebaliknya. (rin/sd) www.suaramedia.com
FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id
Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com
Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com
Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%.
Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com
Presiden Suriah Al-Sharaa Termasuk Salah Satu dari 100 Orang Paling Berpengaruh Versi Majalah TimeJum'at, 18 Apr 2025 09:57 |