Senin, 22 Syawwal 1446 H / 27 September 2010 11:21 wib
1.612 views
Kelompok Cacat AS-Syiria Rilis Komik Superhero Muslim

NEW YORK (Berita SuaraMedia) – Para penggemar buku komik segera akan mendapatkan kilasan pandangan pertama mereka pada seorang pahlawan super baru – seorang pemuda Muslim di atas sebuah kursi roda dengan kekuatan super.
Pahlawan super baru tersebut adalah gagasan dari sebuah kelompok pemuda penyandang cacat Amerika dan Syiria yang di bawa bersama-sama bulan lalu di Damaskus oleh Inisiatif Open Hands, sebuah organisasi non-keuntungan yang didirikan oleh seorang dermawan dan pengusaha AS, Jay T. Snyder.
Penampilan dari pahlawan super tersebut belum diselesaikan, dan sebuah sketsa awal menunjukkan seorang pemuda Muslim yang kehilangan kakinya dalam sebuah kecelakaan lahan ranjau darat dan kemudian menjadi Silver Scorpion setelah menemukan bahwa ia memiliki kekuaran untuk mengendalikan logam dengan pikirannya.
Sharad Devarajan, peserta pendiri dan CEO dari Liquid Comics yang perusahaannya sekarang mengubah ide-ide anak muda menjadi gambar-gambar dan sebuah jalan cerita, mengatakan tujuannya adalah untuk merilis buku komik pertama – yang meluncurkan superhero (pahlawan super) Muslim penyandang cacat – pada awal November di dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris.
Snyder mengatakan bahwa ia terinspirasi oleh upaya Presiden Barack Obama untuk menjangkau dunia Muslim pada pidato perdananya Januari 2009. Bulan lalu, Snyder menerbangkan 12 pemuda penyandang cacat ke Damaskus untuk bertemu dengan teman-teman mereka, dan salah satu dari tujuan mereka adalah untuk memunculkan ide-ide dan garis cerita untuk superhero baru tersebut.
"Satu-satunya batasan adalah imajinasi anak-anak tersebut memiliki – kesempatan untuk sebuah cerita yang hebat," kata Snyder, kolektor buku komik yang mengepalai HBJ Investment LLC. "Mereka membantu menciptakan sesuatu dengan menyatukan bakat mereka, dan yang menjadi sebuah berkah untuk dunia tersebut."
Devarajan merasa imajinasi anak-anak muda cukup mengesankan.
"Pertanyaan pembukaan yang kami tanyakan pada anak-anak ini adalah jika Anda memiliki kekuatan super, kekuatan apa itu yang Anda inginkan? Saya telah menanyakan pertanyaan tersebut di banyak kelompok sebelumnya dan jawaban yang umum adalah selalu kekuatan yang telah diharapkan seperti – terbang, membaca pikiran, atau menjadi sangat kuat," Deravajan mengatakan.
"Hal yang sangat menarik dari kelompok ini adalah bahwa saya tidak berpikir saya mendengar satu pun dari ketiga kekuatan tersebut," ia mengatakan.
"Setiap ide-ide mereka secara orisinil begitu berbeda, baik itu anak-anak Syiria atau anak-anak AS," ia mengatakan, menambahkan bahwa mungkin karena ketidakmampuan mereka, anak-anan muda tersebut berpikir sebagai individual tanpa terpengaruh oleh pihak luar. Seorang gadis, contohnya, ingin memiliki kekuatan untuk menyatukan energi bulan dan matahari.
Devarajan mengatakan, patut diperhatikan bahwa tidak ada dari orang-orang muda tersebut yang ingin kekuatan pahlawan menjadi sesuatu yang menyembuhkan ketidakmampuan mereka.
"Mereka diberdayakan oleh ketidakmempuan mereka sendiri, dan mereka tidak seharusnya dilihat sebagai sebuah sumber kelemahan," ia mengatakan.
Awalnya, 50.000 komik bahasa Arab akan didistribusikan ke seluruh Syiria, dan keluaran-keluaran yang selanjutnya akan didistribusikan di lain tempat seperti di Timur Tengah, Snyder mengatakan. Komik tersebut juga akan tersedia di seleruh dunia secara gratis dalam format digital melalui website Open Hands dan Liquid Comics.
Komik ini akan menjadi sebuah serial komik pertama dengan superhero internasional, dan sementara seseorang akan memiliki ketidakmampuan maka yang lain tidak akan, Devarajan mengatakan. Ia menambahkan bahwa hampir semua karakter yang direncanakan "didasarkan atas bibit yang diciptakan oleh anak-anak muda ini bersama-sama dalam perjalanan ini."
Puluhan anak-anak Amerika tersebut dipilh setelah sebuah seruan nasional untuk pendaftaran oleh Yayasan Victor Penada, sebuah organisasi pendidikan non-keuntungan yang memajukan hak-hak orang-orang muda dengan keterbatasan. Mereka termasuk para pemuda yang buta, tuna rungu, menggunakan kursi roda, atau yang menderita Down syndrome, autisme, dan ketidakmampuan kognitif.
Para pemuda Syiria diundang oleh sekolah Al-Amal untuk para penyandang cacat yang pemimpinnya, Asma Assad, istri dari presiden Bashar Assad, menghabiskan sebuah sore bertemu dengan para pemuda tersebut.
"Ini pastilah menjadi sebuah impian dari setiap anak-anak untuk menciptakan seorang pahlawan super," ibu Negara Syiria tersebut mengatakan dalam sebuah video yang tersedia untuk kantor berita AP. "Namun saya benar-benar berharap bahwa kita dapat membawa kekuatan kita bersama-sama – kekuatan manusia kita bersatu – untuk dapat membuat sebuah perbedaan."
Hamza Jaka, 18 tahun, dari Fontana, Wisconsin, yang merupakan wakil ketua dari Kids as Self-Advocates yang mempromosikan hak-hak para anak muda penyandang cacat, mengatakan bahwa kunjungan ke Syiria tersebut "sangat hebat" karena kunjungan tersebut adalah untuk orang perseorang, "bukan para politisi yang hanya datang dan mengoceh." Jaka, seorang mahasiswa baru di Universitas California di Berkeley yang mempelajari lingusitik, mengatakan bahwa perjalanan tersebut telah menginspirasinya untuk belajar bahasa Arab.
"Terlalu banyak kebencian, dan hal ini benar-benar dapat dihilangkan dengan hanya duduk dan berbicara kepada orang-orang dan menyadari bahwa Anda berbagi pengalaman yang sama," ia mengatakan. "Itulah yang terjadi ketika saya mulai berbicara kepada salah satu penyandang cacat Syiria. Kami berdua menemukan bahwa kami sama-sama mencintai bola basket dan … menyukai pemain yang sama," Kobe Bryant dan Shaquille O’Neal.
"Saya adalah seorang penyandang cacat Muslim dan saya menyukai buku-buku komik, jadi hal ini seperti menyoroti kehidupan saya," kata Jaka, yang menderita kelumpuhan otak dan menggunakan sebuah kursi roda.
"Sebagai seseorang yang memiliki begitu banyak buku komik dan telah mempelajari bagaimana mereka mempengaruhi perubahan sosial, menyenangkan untuk menjadi bagian dari sebuah pertukaran yang diharapkan dapat melakukan hal yang sama," ia mengatakan, terutama dalam mengubah sikap terhadap penyandang cacat, terhadap umat Muslim, dan terhadap Syiria.
Abdurahman Hussein, 20 tahun, seorang siswa Syiria yang terlahir cacat dan menggunakan sebuah kursi roda, mengatakan bahwa mempertemukan para orang-orang muda Amerika "membuat saya merasa bahwa saya harus meningkatkan kehidupan saya.’
Ia mengatakan bahwa ia mempelajari administrasi perpustakaan di sebuah univeristas dan ingin belajar bahasa Inggris sehingga ia dapat behubungan dengan lebih banyak orang.
Inisiatif Open Hands diluncurkan pada akhir November untuk menanggapi tawaran Obama kepada dunia Muslim dalam pidato perdananya untuk "merentangkan tangan jika Anda berkeinginan untuk melepaskan kepalan tangan Anda.’
Snyder mengatakan bahwa tujuan dari inisiatif tersebut adalah untuk mempromosikan "diplomasi" antara orang-orang biasa yang menekankan dialog, saling memahami dan menghormati.
Telah dimulai sebuah program untuk membawa musik Syiria ke AS dan merencanakan untuk membawa seniman-seniman terkemuka Amerika ke Damaskus untuk lokakarya dengan seniman-seniman muda Syiria.
Pada awal tahun 2011, Snyder mengatakan bahwa Open Hands berharap turun ke daratan Pakistan dengan program-program yang membawa warga Amerika dan Pakistan bersama-sama dalam bidang kesehatan masyarakat, sastra dan budaya – dan kemudian dalam tahun tersebut yayasan tersebut bermaksud untuk meluncurkan proyek-proyek di Afghanistan. (ppt/wlw) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!