Ahad, 22 Syawwal 1446 H / 26 September 2010 12:52 wib
1.832 views
Dialog Muslim-Kristen Mindanao Dimulai Dari Sekolah

MINDANAO (Berita SuaraMedia) - Di SMAN Talon-Talon di Zamboanga, 50 siswa Islam dan Kristen belajar dan berbagi nilai-nilai perdamain dan dialog lewat pengembangan esai, slogan dan lagu. Anak-anak ini dari dari sebuah komunitas yang dipisahkan oleh peperangan antara klan yang bersaing.
Lebih dari 50 siswa Muslim dan Kristen di Sekolah Menengah Atas Negeri Talon-Talon Zamboanga (Mindanao) bertemu tanggal 18 dan 19 September untuk mengadakan dalog dan perdamaian bersama di wilayah yang rusak karena perang selama 40 tahun. Acara dua hari itu diberi judul "Bergerak bersama untuk dialog dan perdamaian" diselenggarakan oleh para sukarelawan muda dari Profesional Muda untuk Dialog dan Perdamaian (Ypdp). Inisiatif juga muncul dari pimpinan kelompok lokal Muslim dan Kristen.
Terlahir dalam Silsilah, pergerakan bagi dialog Muslim - Kristen selama bertahun-tahun Ypdp menawarkan pemahaman antara Muslim dan Kristen lewat studi budaya dan agama mereka. Kelompok itu aktif terutama di sekolah umum lokal di area yang menjadi tempat pertikaian antara Kristen dan Muslim dan perang antar klan yang bersaing.
Siswa SMA Talon-Talon datang dari komunitas yang dalam beberapa bulan terakhir ini menyaksikan perjuangan antara dua klan, yang menyebabkan beberapa kematian dalam populasi. Selama dua hari, para siswa menulis esai, slogan dan lagu, dimana mereka mengungkapkan aspirasi dan harapan mereka untuk masa depan, sebagai alternatif terhadap situasi kekerasan yang sedang terjadi.
Kepala sekolah Arline Ramirez mengatakan: "Kami sangat bersyukur pada Silsilah karena telah menciptakan kesempatan ini untuk refleksi bagi siswa-siswa kami dan mendapatkan kepercayaan diri dalam kapasitas mereka sebagai pengajur nilai-nilai perdamaian dan dialog dalam komunitas dan sekolah."
Selama lebih dari 40 tahun wilayah yang banyak didiami Muslim Mindanao ini telah menjadi pentas peperangan antara tentara Filipina dan kelompok Front Kebebasan Islam Moro (MILF) dan Abu Sayyaf. MILF berusaha untuk menetapkan negara independen di pulau berdominansi Muslim ini.
Setelah pertikaian selama 10 tahun, perpecahan terjadi lagi di tahun 2008 karena kegagalan pembicaraan antara pemerintahan Arroyo dan para pemberontak, yang menyebabkan lebih dari 750 warga Kristen dipindahkan diantara Muslim dan Kristen dan beratus orang meninggal. Pada bulan September 2009 di Kuala Lumpu, MILF dan pemerintah yang berwenang membuka kembali negosiasi untuk mengakhiri konflik, tapi sejauh ini baik kedua sisi belum menunjukkan adanya kesepahaman pasti.
Kamis lalu, MILF menyatakan bahwa kelompoknya tidak lagi menuntut kemerdekaan dari Filipina dan disamping mengusahakan sebuah status yang sama dengan negara bagian AS.
Pengumuman kelompok tersebut "pastinya akan membuka jalan untuk menemukan sebuah pemahaman pengaturan secara politik yang layak yang mempertahankan integritas kawasan dan bangunan-bangunan fundamentalis dari kedaulatan orang-orang di satu republik." (raz/sf/sm) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!