Partai Ekstrim Swedia Peringatkan Adanya Revolusi Islam

STOCKHOLM (Berita SuaraMedia) – Sebuah revolusi Islam seperti yang terjadi di Iran pada tahun 1979 bisa dengan mudah dialami oleh Swedia, klaim partai ekstrim kanan Demokrat Swedia.

"Itu bisa terjadi dengan sangat cepat," ujar sekretaris Partai Demokrat Swedia Bjorn Soder.

Soder berada di peringkat kedua di belakang ketua partai Jimmie Akesson dalam daftar Partai Demokrat Swedia. Sebagai sekretaris partai, perannya adalah untuk menjaga batas partai pada isu-isu utama.

Isu revolusi itu disebut ketika Soder menjelaskan pernyataan yang dibuat oleh sekretaris internasional Demokrat Swedia, Kent Ekeroth.

Ekeroth sebelumnya mengatakan bahwa Swedia dan negara-negara Barat terancam mengalami penderitaan karena pengaruh Islam, menghubungkan dengan 1400 tahun agresi Muslim.

Ekeroth juga tidak melihat perbedaan nyata antara Muslim biasa dan militan.

"Saya rasa dia mengangkat masalah yang sangat tepat waktunya dan seperti yang saya lihat, Islamisasi adalah persoalan takdir bagi seluruh dunia Barat," ujar Soder.

Menurut Soder, semua Muslim adalah pembawa ideologi.

"Ini adalah ideologi politik yang menyaru sebagai agama. Dan saya rasa ini adalah subyek yang sangat tepat untuk diperbincangkan, jika tidak kita akan menghadapi masalah yang sama seperti yang dihadapi Iran tahun 1979. Itu bisa terjadi sangat cepat."

Soder menjelaskan argumennya dengan menunjukkan bahwa kaum sosialis membuat tujuan bersama dengan orang Islam untuk menggulingkan shah Iran.

"Tapi ketika orang Muslim naik ke tampuk kekuasaan, mereka juga menyingkirkan kaum sosialis. Dan maksud saya adalah jika kita tidak menanggapi Islamisasi yang sekarang sedang terjadi di Eropa Barat dengan serius, mungkin sejarah akan mengulangi dirinya sendiri," ujarnya.

Ketika diminta untuk mengklarifikasi apakah menurutnya revolusi Islam mungkin terjadi di Swedia dan negara Barat lainnya, Soder menjawab dengan tegas.

"Ya, Swedia saat ini sedang di-Islamisasi. Kita sudah membahas banyak contoh tentang bagaimana Swedia beradaptasi dengan permintaan kaum Muslim dan kita melihat bagaimana Masjid-masjid bermunculan seperti jamur tumbuh dari dalam tanah di Swedia dan di seluruh Eropa. Bukan masalah bahwa kita semua akan menjadi Muslim, tapi bahwa kita akan harus mematuhi Syariah," ujar Soder.

"Melalui imigrasi Muslim dan penyebaran yang cepat, serta melalui keanggota Turki di Uni Eropa, Eropa bisa didominasi oleh kaum Muslim."

Teori "Eurabia" telah ditolak mentah-mentah oleh para akademisi Islam, yang membandingkannya dengan sudut pandang anti-Semit dari konspirasi Yahudi internasional.

Tapi Soder mengklaim sudut pandangnya bukan teori konspirasi dan mengeluhkan apa yang dia lihat sebagai melemahnya kemampuan budaya Swedia untuk menjaga dari pengaruh Muslim.

"Sayangnya, kemampuan itu sudah melemah melalui beberapa dekade ejekan dan meremehkan, yang berarti bahwa itu sangat dipinggirkan dan terancam," ujarnya.

Partai Demokrat Sosial Swedia bukan partai biasa. Jika Mona Sahlin, ketuanya, kalah dalam pemilu hari Minggu kemarin (19/9), dia akan menjadi ketua pertama dalam sejarah partainya yang tidak pernah menjadi perdana menteri. Partai itu telah berada di dalam pemerintahan  selama 65 dari 78 tahun terakhir, dan dalam periode itu tidak ada pemerintahan non-sosialis yang pernah terpilih kembali. Tapi sekarang sebuah partai ekstrim kanan, yang menyalahkan imigrasi Muslim untuk hampir semua penyakit negara, siap untuk memasuki parlemen dan memegang keseimbangan kekuasaan.  Partai itu sudah memiliki anggota di pemerintahan lokal di hampir separuh negara. (rin/iw/lc/gd) www.suaramedia.com

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Suara Media lainnya:

• Grafitti Anti-Larangan Burqa Beredar di Perancis
• Kurang Masjid, Muslim Moskow Dihimbau Sholat di Gereja
• Islamophobia Jerman Berubah Jadi Masalah Serius
• "Kaum Muslim Tidak Membenci Warga Amerika"
• India: Muslim-Hindu Harus " Tahan Napas" Jelang Putusan Masjid Babri
• Karena Nama, Sekolah Milik Muslim Jadi Target Pembakaran
• Jerman Jadikan Pendidikan Islam Mata Pelajaran Wajib
• Kebijakan Anti-Burqa Perancis Dekati Kenyataan