India: Muslim-Hindu Harus " Tahan Napas" Jelang Putusan Masjid Babri

NEW DELHI (Berita SuaraMedia) – Kabinet India telah mengeluarkan sebuah permohonan tertulis dalam harian besar, menyerukan untuk tenang menjelang putusan pengadilan minggu depan pada perselisihan Ayodhya yang sudah berlangsung lama.

Pada Jum’at waktu setempat, sebuah pengadilan di kota Lucknow menolak untuk menangguhkan putusan yang seharusnya diumumkan pada 24 September.

Pengadilan tersebut adalah untuk memutuskan siapa yang memiliki lahan di kota bagian utara Ayodhya, tempat Masjid Babri abad ke-16 dihancurkan oleh massa Hindu pada tahun 1992.

Pihak umat Hindu mengklaim bahwa tempat tersebut adalah tempat kelahiran dari Dewa mereka, Dewa Ram.

Penghancuran Masjid tersebut membimbing pada penyebaran kerusuhan antara umat Hindu dan Muslim, dan sekitar 2.000 orang meninggal.

Pada waktu itu adalah beberapa kekerasan terburuk antara umat Hindu dan Islam sejak pembagian India pada tahun 1947.

Permohonan kabinet tersebut membawa nama dan foto Perdana Menteri Manmohan Singh dan permohonan tersebut memakan setengah halaman di koran-koran besar.

“Permohonan pemerintah kepada semua bagian masyarakat dari orang-orang yang memprovokasi bagian lainnya atau memuaskan diri dalam ekspresi emosi apapun yang akan menyakiti perasaan orang lain,” permohonan tersebut mengatakan.

Para pejabat mengatakan bahwa permohonan tersebut juga akan dibawakan dalam berbagai bahasa di radio India selama bebrepa hari ke depan.

Chris Morris koresponden kantor berita BBC di New Delhi mengatakan bahwa ini adalah sebuah tanda atas betapa sensitifnya, dan betapa berpotensi besar menghasut, perselisihan di Ayodhya tersebut.

Dan pemerintahan Negara bagian di Uttar Pradesh, di mana Ayodhya berada, telah meminta tambahan pasukan keamanan sebesar 50.000 untuk berhadapan dengan masalah hukum dan perintah apapun.

Kelompok fundamentalis Hindu masih bertekad untuk membangun sebuah kuil di tempat yang sedang disengketakan di Ayodhya tersebut dan sekarang pengadilan akan mengeluarkan sebuah putusan hukum  tentang apa masalah yang diperdebatkan dari agama, koresponden tersebut menambahkan.

Sementara itu, sebuah aplikasi untuk menangguhkan keputusan tersebut karena rasa takut tentang keadaan keamanan ditolak pengadilan pada Jum’at waktu setempat.

Sebuah bangku pengadilan khusus tiga hakim tersebut menolak aplikasi yang diajukan oleh Ramesh Chandra Tripathi.

Tripathi telah menyerukan untuk menunda keputusan tersebut untuk member dua kubu tersebut waktu untuk mencapai sebuah kesepakatan yang bersahabat melalui rekonsiliasi.

Para hakim juga mendenda 50.000 rupe ($ 1.100) karena menyia-nyiakan waktu pengadilan.

Sekarang bahwa permintaan tersebut telah ditolak, India menahan napas dan berharap untuk tenang dalam waktu-waktu satu pekan tersebut.

Sementara itu, Berpidato dalam sebuah konferensi pers yang diselenggarakan oleh Federasi Minoritas, Maulana Zaheer Abaas Rizvi, sekretaris jenderal dari Dewan Hukum Pribadi Syiah, mengatakan bahwa putusan  tersebut kemungkinan akan membantu satu komunitas atau tidak membantu komunitas lainnya dan dalam kasus tersebut, kedua komunitas (Muslim dan Hindu) memiliki pilihan untuk banding. Perjalanan tidak berakhir di sini, ia menambahkan.

Dr. Azimuddin, presiden Pergerakan Kesejahteraan Manusia, mengatakan, apa pun hasil dari  tuntutan tersebut, permintaannya kepada kedua komunitas tersebut adalah mereka seharusnya tidak berpesta setelah putusan tersebut keluar, dengan sebuah maksud untuk memprovokasi yang lain. “Jangan berpesta jika keputusan tersebut menguntungkan Anda, atau protes jika putusan tersebut bertentangan dengan Anda,” ia mengatakan kepada dua pihak komunitas.

Ia juga mendesak beberapa pihak ingin menciptakan keretakan di kedua komunitas, bagaimanapun juga orang-orang semacam itu harus diboikot. (ppt/bbc/nk) www.suaramedia.com

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Suara Media lainnya:

• Karena Nama, Sekolah Milik Muslim Jadi Target Pembakaran
• Jerman Jadikan Pendidikan Islam Mata Pelajaran Wajib
• Kebijakan Anti-Burqa Perancis Dekati Kenyataan
• FoxNews Edit Komentar Imam Rauf Soal Hukum Syariah
• Larang Pegawai Ber-Idul Fitri, Royal Mail Terjerat Masalah
• Alarm Palsu Ancaman Bom Gemparkan Menara Eiffel
• Tiruan Terry Jones Jalankan Aksi Anti-Islam di Michigan
• AS Jual Senjata Besar-Besaran ke Arab Saudi