Jum'at, 23 Syawwal 1446 H / 3 September 2010 09:58 wib
2.240 views
Kirim Kaus Anti-Jihad Ke Pemkot, Pria Belanda Dipenjara

DEN HAAG (Berita SuaraMedia) – Seorang warga distrik Hillsluis, Rotterdam, baru-baru ini ditahan setelah dia mengirimkan sepotong kaus ke balai kota dengan tulisan "Tidak boleh ada Jihad di jalan Rotterdam" tercetak di atasnya.
Kaus itu adalah kiriman untuk Hamit Karakus, anggota dewan kota Rotterdam untuk integrasi. Pria itu ingin menarik perhatian terhadap ancaman dan intimidasi yang menurutnya telah dia alami selama tiga tahun dari tetangga Pakistannya. Dia ingin tetap anonim karena ancaman-ancaman itu, menurut penyiar lokal RTV Rijnmond.
Dua jam setelah pria itu mengantarkan tas plastik berisi kaus di dalamnya, sebuah minibus polisi datang ke rumahnya. Dia diborgol dan dibawa ke kantor polisi. Di sana dia menginap satu malam di dalam penjara. Keesokan harinya dia dibebaskan dengan informasi bahwa dirinya tidak akan dituntut. "Saya tidak mendapat permintaan maaf apapun," ujarnya.
Polisi mengatakan mengambil tindakan itu atas permintaan petugas keamanan balai kota. "Pria itu dikenali di balai kota karena dia sudah melakukan kontak lebih dari satu kali dengan anggota dewan. Itulah mengapa mereka menganggap tindakannya mencurigakan."
Hamit Karakus memulai karirnya di tahun 1988 sebagai seorang petugas polisi di Rotterdam. Selama masa pengabdiannya di kepolisian, Karakus berpartisipasi dalam beberapa proyek penelitian dan merupakan aktivis serikat dan anggota dewan serikat. Dia juga disumpah sebagai penerjemah untuk bahasa Turki dan menyelesaikan kursus pelatihan manajemen selama periode tersebut.
Karakus tetap bertugas sebagai polisi sampai tahun 1998 sebelum kemudian menjadi wakil manajer sebuah agen perumahan. Sejak tahun 2006 dia menjadi anggota dewan untuk Perumahan dan Perencanaan Ruang di pemerintah kota Rotterdam.
Posisi selanjutnya dari Karakus adalah menjadi anggota beberapa dewan pemerintah dan komite eksekutif beberapa perusahaan di Belanda. Dia juga anggota Komite Partai Buruh Belanda.
Terdapat sekitar satu juta Muslim di Belanda, mewakili 5.8% dari populasi. Muslim Belanda berasal terutama dari Turki dan Maroko, tetapi ada minoritas substansial dari Irak, Iran, Afghanistan, Somalia, dan bekas koloni Belanda, Suriname. Kaum Muslim Belanda terkonsentrasi di daerah perkotaan besar, terutama di empat kota besar Amsterdam, Rotterdam, Den Haag, dan Ulrecht.
Oktober tahun 2008 menandai perkembangan paling baru bagi kaum Muslim dalam pemerintahan Belanda. Politisi Muslim kelahiran Maroko, Ahmed Aboutataleb terpilih sebagai walikota Rotterdam. Peristiwa itu dipuji oleh media dan lingkaran politik sebagai titik balik bersejarah yang penting bagi Belanda, sebuah negara yang masih agak terperosok dalam cengkeraman anti-Islam, anti-imigran pasca pembunuhan pembuat film Theo Van Gogh.
Aboutaleb, anggota Partai Buruh dan Menteri Urusan Sosial dan Pekerjaan negara bagian dalam pemerintahan Balkenende tahun 2007, memulai masa jabatannya pada tanggal 1 Januari 2009. Dia saat ini memiliki kewarganegaraan ganda Belanda-Maroko.
Rotterdam adalah salah satu kota besar Eropa pertama yang menunjuk seorang imigran Muslim sebagai walikota dan politisi Partai Buruh pertama yang kelahiran asing. (rin/nn/eb/ei) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!