Ahad, 24 Syawwal 1446 H / 22 Agutus 2010 11:41 wib
2.041 views
Politik dan Rasisme di Balik Pusat Islami Ground Zero

NEW YORK (Berita SuaraMedia) – Badai api yang muncul melawan sebuah pusat kebudayaan Muslim di pusat kota Manhattan adalah sebuah isu politik. Terlepas dari Undang-undang Hak dan dan argumen konstitusional, kasus ini menjadi kendaraan bagi beberapa kelompok untuk mencetak kemenangan politik dalam pemilihan kongresional paruh waktu mendatang.
Bagi Partai Republik dan kelompok neokonservatif serta orang-orang seperti Newt Gingrich dan Sarah Palin, isu yang sebenarnya bukan korban 11 September atau keluarga mereka, dan tentu saja, bukan Amandemen Pertama atau kebebasan beragama di negara itu. Isu sebenarnya adalah politik.
Pertama, yang diusulkan untuk dibangun di Manhattan bukan "Masjid", sebuah kata yang sering sekali digunakan oleh kelompok konservatif sayap kanan dan yang lainnya untuk membayangkan gambaran dari sebuah bangunan dari Masjid tradisional dengan menara yang tinggi dan sebuah kubah.
Dengan menambahkan kata-kata seperti "Ground Zero", 11 September, dan "Masjid", isu itu menjadi sebuah campuran yang mudah "terbakar" dalam pikiran mereka yang menganggap Islam bersifat jahat dan dalam pikiran orang Amerika biasa yang, untuk berbagai alasan, memandang Islam sebagai musuh dan bahwa pada tanggal 11 September lebih dari satu milyar Muslim menyerang AS, bukan beberapa pria yang kebetulan Muslim. Pusat kebudayaan itu bernilai 100 juta dolar dan akan mencakup pusat olahraga, kolam renang, restoran, sekolah kuliner, dan ruang sholat.
Meskipun pemilik pusat kebudayaan itu memiliki hak konstitusional untuk melanjutkan membangun pusat mereka di mana pun mereka inginkan, kelompok konservatif sayap kanan dan neokonservatif menyerang mereka bukan berdasarkan patriotisme karena kaum Muslim di negara itu sama Amerika-nya dengan mereka, setidaknya menurut teori, tapi lebih berdasar pada rencana keji untuk mencapai dua hal.
Satu: dengan menyerang Islam dan kaum Muslim, mereka memikat konstituensi tertentu dari kelompok konservatif Amerika, dan fundamentalis Kristen yang dengan atau tanpa isu 11 September akan selalu menentang kaum Arab dan Muslim di AS atau di luar negeri. Bagi Palin dan Gingrich dan bahkan pemimpin Mayoritas Senat dari Partai Demokrat, Harry Reid, isu yang sebenarnya bagi mereka adalah menjadi terpilih dalam pemilu paruh waktu, seperti dalam kasus Reid, atau untuk memposisikan diri mereka sebagai kandidat yang layak untuk pemilu presiden tahun 2012, seperti dalam kasus Gingrich dan Palin.
Dua: mengaitkan Presiden Obama dengan kontroversi ini terutama setelah dia memberikan dukungan pada hak legal kelompok Muslim tersebut untuk membangun rumah ibadah di manapun di AS termasuk di pusat kota Manhattan. Obama menjadi obyek kampanye kebencian yang mempertanyakan afiliasi relijiusnya, menuduhnya menjadi seorang Muslim dan mengklaim bahwa dia lahir di luar AS karena itu dia tidak memenuhi syarat untuk menjadi presiden. Teori gila lainnya menuduh Obama menjadi seorang "kandidat Manchuria" yang berarti bahwa Obama sebenarnya adalah kandidat, dan sekarang presiden, yang diam-diam penganut Islam, yang tujuan sebenarnya adalah untuk menghancurkan AS dari dalam.
Dengan menarik emosi dan sentimen anti-Muslim, kehebohan atas pusat kebudayaan Muslim di Manhattan adalah sebuah kendaraan yang sangat nyaman bagi Republik untuk memobilisasi konstituensi mereka dan menciptakan lingkungan yang mereka harap akan membawa mereka melalui semuanya dan mengalahkan Demokrat dan Presiden Obama di hari pemilu. (rin/an) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!