Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
Bulan Ramadhan, Momen Bagi Para Mafia Penghisap Keuntungan

Berita Terkait

2.979 views

Bulan Ramadhan, Momen Bagi Para Mafia Penghisap Keuntungan

KAIRO (Berita SuaraMedia) – Para pedagang oportunis telah dipersalahkan karena melambungkan harga-harga makanan di seluruh Timur Tengah yang telah menambahkan sebuah beban finansial pada keluarga-keluarga yang menjalani bulan suci Ramadhan.

"Setiap tahun ini adalah cerita yang sama," Abeer Salem mengeluh, seorang duda Mesir yang membesarkan dua anak. "Para pedagang mengetahui bahwa kami memiliki sebuah kewajiban untuk memberi nafkah keluarga kami dan para duafa sepanjang Ramadhan. Mereka mengeksploitasi hal ini dengan menaikkan harga-harga makanan."

Inflasi makanan adalah bagian Ramadhan yang sama banyaknya dengan tradisi berkumpul umat Muslim dengan keluarganya dan teman-temannya untuk berbagi iftar, makanan yang meandai akhir dari puasa sehari-hari. Konsumsi jenis makanan tertentu, terutama daging, meningkat sepanjang bulan tersebut karena para keluarga menghabiskan lebih banyak waktu di rumah.

Para kelompok konsumen telah menghadapi sebuah peningkatan yang tajam dalam harga-harga grosir sejak awal Ramadhan Rabu lalu meskipun pemerintah berjanji akan mematok batas maksimum harga-harga makanan dan memantau para penjual eceran. Di Abu Dhabi, harga-harga pasar dari buah-buahan dan sayur-sayuran dikabarkan telah melonjak 25 persen dalam satu minggu. Para konsumen Libanon telah mengeluhkan kenaikan harga dengan cepat pada daging dan sayur-sayuran.

Selain itu kenaikan tersebut telah meningkatkan inflasi makanan di seluruh daerah tersebut. Di Mesir, harga-harga eceran dari komoditi pokok seperti gula, beras dan telur meroket hingga 43 persen selama beberapa tahun terakhir. Biaya yang menanjak dalam memberi nafkah sebuah keluarga telah menyebabkan beberapa pedagang eceran mempermudah pembelian grosir dengan skema keuangan ketika menyimpan kendaraan dan barang alat rumah tangga.

"Belilah makanan Ramadhan Anda sekarang dan bayarlah dengan cicilan selama empat bulan ke depan," sebuah tanda di sebuah supermarket Kairo.

Di Yaman, di mana 40 persen dari jumlah penduduk yang tinggal di bawah garis kemiskinan, inflasi makanan musiman  memberikan beban yang berat pada keluarga yang terikat dengan uang. Menurut sebuah poling yang diadaan tahun lalu oleh Pusat Studi dan Media Ekonomi, pengeluaran rumah tangga meningkat 35 persen selama bulan Ramadhan. Hampir 30 persen dari keluarga di Yaman dikabarkan meminjam uang untuk menutupi pengeluaran tambahan , sementara 15 persen menjual properti pribadi untuk menambah uang, ungkap studi tersebut.

Pejabat pemerintah telah menuding para penjual menimbun pasokan makanan selama satu minggu ke depan di bulan Ramadhan untuk menciptakan defisiensi palsu yang melambungkan harga-harga. Para penjual berganti menyalahkan para konsumen, mengklaim bahwa peningkatan musiman pada konsumsi makanan tersebut akibat dari defisiensi pasokan yang menyebabkan harga-harga meningkat.

Ekonom Yordania Yusuf Mansour menyangkal penjelasan tersebut. Ia berpendapat bahwa pasokan standar dan paradigma permintaan tidak dapat diterapkan di negara-negara Timur Tengah karena mereka mengimpor dalam jumlah besar makanan mereka.

"Para importir bukan penghasil barang; mereka tidak memiliki kapasitas yang mepersempit sehingga mereka dapat mengimpor kuantitas apapun yang mereka inginkan dari pasokan dunia dalam satu harga," ia mengatakan. "Jika apapun, dengan kuantitas yang ditingkatkan, biaya seharusnya menurun, dan dalam sebuah pasar persaingan penghematan biaya tersebut akan dibebankan pada pembeli."

Menurut Mansour, masalah yang mendasar ada dua: Impor makanan dikendalikan oleh sejumlah pejabat yang ditunjuk dan pengusaha yang berkuasa yang terlibat di dalamnya dalam "sikap seperti kartel," sementara para pedagang grosir di lingkungan tersebut memberikan biaya tambahan kepada para konsumen sebuah harga premium untuk menyesuaikannya.

"Ada bukti kuat dari kolusi di kedua akhir rantai pasokan," ia mengatakan kepada kantor berita IPS. "Para importir di tingkat atas bertemu tuntuk mencocokkan harga-harga atau secara diam-diam setuju untuk tidak bersaing, sementara pada dasar dari akhir toko-toko kecil bertindak sebagai monopoli lokal."

Pemerintah Arab dalam beberapa tahun ini telah menggunakan bermacam-macam kendali pasar dan tindakan pengawasan dalam sebuah upaya untuk menetralkan inflasi makanan Ramadhan. Pihak otoritas telah menggerakkan perusahaan makanan yang dijalankan pemerintah untuk memasok perusahaan dan supermarket, dan memaksakan patokan batas maksimum sementara pada produk makanan tertentu.

Qatar mengumumkan pada Juli bahwa pihaknya akan memaksakan sebuah harga beku pada 160 makanan pokok dan barang-barang non-makanan dari 25 Juli sampai akhir Ramadhan pada 11 September. Kabinet Yordania telah memberikan sebuah batas maksimum harga pada barang-barang yang harganya cenderung meningkat di bulan Ramadhan. Mesir mengumumkan harga-harga "resmi" untuk komoditi pokok.

Disamping upaya-upaya tersebut, para analis mengatakan kendali pasar telah menurunkan pengharapan yang pendek. Para penjual makanan mengantisipasi tindakan pemerintah telah meningkatkan harga-harga terlebih dahulu beberapa bulan ke depan menuju Ramadhan untuk mengunci penangguhan dengan bebas hukum.

"Para pemasok kami selalu memberikan kenaikan harga-harga kali ini sehingga kami dipaksa untuk menaikkan harga kami juga," Ali Ibrahim, pedagang grosir Kairo, mengatakan, mempertahankan peningkatan harga pasar di tokonya pada kebutuhan pokok Ramadhan seperti beras, pasta dan susu.

Mansour berpendapat bahwa pemerintah Timur Tengah baik politik ataupun sumber dayanya akan memotong praktik-praktik monopoli.

"Pada puncak akhir dari rantai pasokan adalah para importir besar dari keluarga besar dengan banyak uang," ia mengatakan. "Para birokrat, yang biasanya adalah para pejabat yang tidak terpilih, takut mengecewakan orang-orang berpengaruh tersebut, yang dapat membawa pesan pada penguasa. Sementara itu, pada akhir yang lebih rendah, masalahnya adalah begitu besar dan para pegawai pemerintah begitu disepelekan bahwa mereka dengan mudah disuap."

Tidak adanya alat pengatur yang efektif telah memberikan para penjual sebuah kebebasan sepenuhnya untuk mengeruk keuntungan dari konsumen, Mansour mengatakan. pengambilan keuntungan yang besar diharapkan berlanjut selama Ramadhan dan Idul Fitri.

"Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan ketika Idul Fitri tiba," Refaat Abdel Moneim, seorang tukang cukup mengatakan. "Ramadhan baru saja dimulai dan saya telah mempunyai hutang." (ppt/ips) www.suaramedia.com

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Suara Media lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X