Rabu, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 11 Agutus 2010 08:24 wib
2.077 views
Kini Pancarluas Hilal Bisa Dilihat Via Internet
JAKARTA (Berita SuaraMedia) - Dalam sidang isbat penentuan awal puasa di Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Selasa (10/8/2010) tadi malam, Ahmad Ghazali Masruri, Ketua Laznah Falaqiah Nahdlatul Ulama, memprotes keputusan panitia memilih Cilincing sebagai salah satu lokasi pengamatan hilal. "Daerah Cilincing, tidak bisa untuk mengamati hilal. Karena banyak hambatannya di lingkungan itu seperti, gedung-gedung yang menjulang tinggi," jelasnya.
"Untuk mengamati hilal di Jakarta, kenapa tidak dilakukan di Cakung. Tapi saya hanya mengingatkan, dan tidak menyesal dengan hasil sidang," tambahnya.
Sedangkan, Menteri Agama Suryadharma Ali menegaskan, keputusan penetapan awal puasa sudah disepakati oleh organisasi masyarakat atau ormas Islam, pejabat Kementerian Agama, serta perwakilan-perwakilan negara Islam. "Saya senang tidak ada perbedaan penetapan awal puasa dari pemerintah dengan ormas Islam lainnya," katanya
Sementara itu, masyarakat di seluruh penjuru Indonesia bisa menyaksikan penampakan hilal menandai awal Ramadhan melalui Internet dengan mengunjungi website http://hilal.depkominfo.go.id.
"Masyarakat juga dapat menyaksikan di alamat http://bosscha.itb.ac.id/hilal, yang berfungsi sebagai relay situs web hilal Kementerian Komunikasi dan Informatika," kata Kepala Pusat Data Kementerian Komunikasi dan Informatika Dr Yan Rianto melalui surat elektronik.
Menurut dia, pemberian alternatif ini dimaksudkan agar informasi hilal astronomi bisa tersebar lebih luas dan terbuka bagi masyarakat.
Ia mengatakan, pengamatan hilal tahun ini dilaksanakan dengan pola konsorsium yang melibatkan sembilan lembaga, yaitu Kementerian Komunikasi dan Informatika, Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung, PT. Telkom, Tbk.
Selanjutnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Universitas Pendidikan Indonesia, Rukyatul Hilal Indonesia, Planetarium Jagad Raya Tenggarong dan UINSUSKA Pekanbaru, Riau.
Melancarkan kegiatan pengamatan hilal melalui website, tim Kementerian Kominfo bersama Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung telah menyelenggarakan bimbingan teknis pengamatan hilal dan video streaming.
"Pada tanggal 23 sampai 24 Juli lalu di Jakarta, dilatih petugas pengamatan hilal, dan video streaming untuk mendukung layanan informasi online itu.
Tradisi melihat awal bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah dengan memanfaatkan informasi dan teknologi dilaksanakan Kementerian Kominfo sejak tahun 2007.
Dalam pengamatan itu Kementerian Kominfo mempersiapkan seperangkat alat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses pencarian hilal sore hari pada titik pemantauan yang akan mendukung tujuh sampai sebelas daerah tempat pemantauan.
"Selama ini hilal dilihat oleh perseorangan baik dengan mata telanjang atau pun dengan alat bantu teropong, yang kemudian orang-orang yang menemukan itu diambil sumpah," katanya.
Dengan teknologi informasi, apa yang dilihat oleh perseorangan itu bisa dipancarluaskan dan dilihat oleh seluruh masyarakat, dengan mekanisme alat bantu teropong digital yang kemudian ditransferkan melalui website dan bisa dipancarluaskan melalui televisi.
Sebelumnya Tim Observatorium Bosscha ITB Bandung untuk wilayah Nusa Tenggara Timur Dr Mahasena Putra, didampingi staf dari Kemenkominfo Taufik Hidayat di Kupang, mengatakan pengamatan hilal akan dilakukan di 12 titik di seluruh Indonesia .
Ke-12 titik hilal yang tersebar di seluruh Indonesia adalah SPD LAPAN Biak - Papua, Pantai Barat Kupang-Nusa Tenggara Timur, Mataram-Nusa Tenggara Barat.
Berikut Lantai atas MTB Makasar-Sulawesi Selatan, Tenggarong Kalimantan Timur, Condrodipo Gresik-Jawa Timur, Pos Observasi Bulan, Bukit Belabelu - Yogyakarta, Observatorium Bosscha - Bandung.
Menyusul Menara timur UPI ? Bandung, Anyer - Banten, UINSUSKA Pekanbaru-Riau dan terkahir adalah, Observatorium Lok Ngah-Nangro Aceh Darussalam. (fn/lp/ant) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!