Kamis, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 29 Juli 2010 13:01 wib
3.062 views
Melaksanakan Sholat, Tujuh Muslim AS Diinterogasi Polisi
LOS ANGELES (Berita SuaraMedia) – Mohammed masih terkejut dengan fakta bahwa berdoa di sebuah tempat parkir mobil pom bensin di AS dapat menuntun pada interogasi oleh petugas polisi dan bahakan sebuah kunjungan oleh agen dari agen investigasi kriminal tingkat atas pemerintah AS.
Mohammed tidak ingin nama aslinya diungkapkan karena kekhawatiran bahwa urusannya dengan Biro Investigasi Federal (Federal Bureau of Investigation – FBI) dapat membahayakan karirnya sebagai seorang guru dan konsultan ekonomi. Namun ia ingin kisahnya diceritakan.
Mohammed adalah salah satu dari tujuh orang yang nampaknya dianggap mencurigakan oleh FBI setelah mereka sholat di dekat sebuah pom bensin di negara bagian barat Nevada.
Bulan lalu, agen FBI melaksanakan kunjungan pagi ke California, rumah lima dari tujuh pria tersebut untuk menginterogasi mereka lebih jauh tentang kejadian di Nevada tersebut berjaga-jaga jikalau FBI memutuskan untuk menghubungi mereka di rumah.
Tidak satupun dari tujuh pria tersebut telah didakwa dengan kejahatan apapun. Memang, Mohammed yakin bahwa jika hal apapun yang salah telah dilakukan, hal tersebut bertentangan dengan dirinya dan teman-temannya.
"Sebuah permintaan maaf dari polisi atau FBI akan menjadi sebuah pengakuan bahwa polisi maupun FBI salah dan akan baik-baik saja," Mohammed, 27 tahun, yang lahir di Pakistan dan beremigrasi dengan keluarganya ketika ia masih berusia delapan tahun, mengatakan. "Namun pada akhirnya, kami tidak menginginkan hal seperti ini terjadi pada sekumpulan pria yang lain dengan janggut yang berhenti untuk berdoa."
Mohammed mengatakan bahwa ia sadar bahwa agen penegak hukum sedang bearada dalam keadaan waspada tingkat tinggi karena serangan baru-baru ini dan plot teroris terhadap target AS.
Beberapa minggu sebelum ia dan temannya diinterogasi di Nevada, seorang mayor tentara Muslim Amerika menembak mati 13 orang di sebuah pangkalan di Texas.
Lima hari kemudian pada Natal, seorang warga Nigeria berusaha untuk meledakkan peledak di sebuah penerbangan dari Amsterdam ke Detroit.
Bagaimanapun juga, Mohammed ingin melihat lebih jauh kesadaran para pihak yang memimbing kehifupan mayoritas Muslim Amerika, yang adalah warga cinta damai.
Ketujuh pria tersebut, yang bertemu di perguruan tinggi, antara usia 21 sampai 29 tahun dan tinggal di daerah Los Angeles. Keluarga mereka berasal dari Mesir, Libanon, Palestina, dan Asia Selatan.
Pada Desember lalu, mereka sedang dalam perjalanan mendaki gunung ke Taman Nasional Zion di Utah. Salah satu dari mereka berencana untuk pindah ke daerah Pantai Timur dan paa waktu itu adalah kesempatan terakhir mereka untuk bersenang-senang bersama. Mereka berpakaian dengan peralatan mendaki.
Dalam perjalanan kembali ke Los Angeles, mereka berhenti di sebuah restoran cepat saji di Henderson County, Nevada, kemudian mereka pergi untuk mendapatkan bahan bakar. Mereka berhenti di sebuah parkir mobil terdekat, memarkir mobil van sewaan mereka dengan benar dan melakukan doa malam mereka di luar kendaraan. Mereka berdoa di sisi trotoar tanpa alas untuk berdoa.
Ketika mereka kembali ke kendaraan mereka, dua mobil polisi datang. Dua pertugas polisi mengatakan kepada pria-pria tersebut untuk duduk di tepian trotoar dan untuk tidak membuat gerakan tiba-tiba.
"Salah satu polisi menarik sebuah senjata. Ditujukan ke arah bawah, namun masih, ia mengeluarkan pistol," Mohammed mengatakan.
"Setelah sekitar lima sampai sepuluh menit interogasi, ketika kami menjelaskan bahwa kami semua telah melaksanakan sholat, saya mulai mengambil rekaman video dengan telepon seluler saya."
Dalam rekaman tersebut, salah satu petugas polisi terdengar menjelaskan bahwa mereka mendapat sebuah telepon dari seorang anggota publik tentang "sekelompok pria melakukan gerakan yang aneh".
"Anda tahu bahwa Anda berdoa, yang lain tidak," seorang polisi mengatakan kepada pria tersebut. "Kami tidak tahu apakah Anda mengatakan 'Saya harap saya membunuh seorang polisi hari ini'."
Polisi ketiga tiba dan mengatakan kepada tujuh pria tersebut bahwa ia sedang menyelidiki sebuah perampokan di sebuah toko.
"Kami mengatakan kepada mereka bahwa mereka seharusnya menyelidiki perampokan tersebut, tidak mendudukkan kami di jalan hanya karena melaksanakan sholat," Mohammed mengatakan.
Interogasi tersebut berlangsung selama satu jam. Pada akhirnya para pria tersebut melanjutkan perjalanan mereka.
"Terdapat kesunyian di dalam mobil ketika kami mulai berkendara agi," Mohammed mengatakan.
"Kejadian tersbeut sangat memalukan. Ketika kami kembali, kami mengatakan kepada Dewan Hubungan Amerika-Islam (Council on American-Islam Relation – CAIR) tentang apa yang terjadi, dan mereka sekarang membantu untuk memastikan hal tersebut tidak terjadi lagi."
CAIR mengatakan bahwa para pria tersebut tidak terikat dalam tindakan yang cukup mencurigakan untuk membenarkan interogasi panjang semacam itu.
Departemen polisi Henderson mengatakan bahwa pihaknya tidak dapat mengkonfirmasi dugaan kesalahan petugasnya tersebut, Ameena Qazi, deputi direktur eksekutif dan staf pengacara kantor CAIR Los Angeles, mengatakan.
Qazi mengatakan bahwa ia dan tujuh pria tersebut menganggap tuntutan hukum, khususnya menyoroti interogasi lima dari tujuh pria tersebut oleh FBI.
Laura Eimiller, seorang juru bicara FBI di Los Angeles, tidak akan berkomentar pada jalur agen yang menginterogasi, mengatakan bahwa tidak satupun dari pria tersebut dituduh melakukan perbuatan yang salah.
"Para pria tersebut diwawancarai oleh agen FBI untuk mengklarifikasi laporan rutin atas aktivitas mencurigakan," ia mengatakan. "Para pria yang diwawancarai bekerjasama dengan para agen. Para pria tersebut tidak ditahan, namun diwawancarai tanpa kejadian."
Mohammed mengatakan bahwa ia berharap untuk melanjutkan untuk mendidik warga Amerika tentang Muslim dan terlibat dalam proyek "Why Islam?", sebuah kampanye oleh Lingkar Islam Amerika Utara yang termasuk poster dan sebuah saluran telepon yang memberikan informasi tentang agama Islam.
"Sedih untuk mengatakan, bahwa ini adalah salah kami sebagai Muslim juga karena tidak membuat lebih banyak upaya untuk proaktif dan mendidik orang-orang di sekitar kami tentang siapa kami," ia mengatakan. "Namun masih tidak ada alasan bagi polisi untuk menjalankan pelatihan yang benar atau pengetahuan yang benar tentang Islam." (ppt/tn) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!