Rabu, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 28 Juli 2010 10:31 wib
1.573 views
Media Isrel Bocorkan Teknik Penyiksaan ''Tak Biasa'' Shin Bet
TEL AVIV (Berita SuaraMedia) – Surat kabar Israel, Haaretz, melaporkan bahwa interogator Shin Bet negara Yahudi itu menggunakan teknik tekanan psikologis dan siksaan fisik untuk menarik informasi dan pengakuan untuk kejahatan yang dituduhkan pada tahanan Palestina.
Koran itu menyebutkan bahwa tahanan diperlakukan dengan kasar sampai mereka mengaku, bahkan jika pengakuan itu diberikan di bawah paksaan.
Kantor berita Haaretz mengutip sejumlah orang yang mengatakan bahwa investigator, yang bisa berbicara bahasa Arab dengan fasih, menggunakan hinaan dan ancaman untuk melanggar kehormatan dan keluarga tahanan dan menghancurkan reputasi mereka.
Seorang tahanan mengatakan bahwa dirinya disiksa secara fisik dan berada di dalam sel seluas tak lebih dari dua meter persegi, dengan satu toilet di pojok dan keran yang memompa untuk sepuluh detik setelah ditekan, dan tetap berada di dalam tanpa mengetahui pergantian siang dan malam, dan tanpa bisa mengetahui waktu.
Sebuah laporan yang dirilis pada hari Senin waktu setempat oleh dua organisasi HAM menuduh bahwa agen keamanan Shin Bet menerapkan metode interogasi “tak biasa” termasuk tekanan fisik dan penyiksaan, terlepas dari larangan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Tinggi terhadap praktik-praktik semacam itu.
Laporan gabungan oleh B’Tselem dan HaMoked: Center for the Defense of the Individual, didasarkan pada kesaksian dari 73 tahanan yang ditawan antara bulan Juli 2005 sampai Maret 2006. Laporan itu menyatakan bahwa metode interogasi khusus yang dianggap sebagai penyiksaan tidak sering dilakukan, tapi digunakan menurut regulasi yang ada.
Menurut laporan itu, penyiksaan fisik termasuk pemukulan, ikatan yang menyakitkan, peregangan tubuh, dan pengurangan waktu tidur. Kedua kelompok itu mengatakan bahwa metode-metode semacam itu tergolong penyiksaan menurut hukum internasional.
Laporan menyebutkan bahwa metode itu digunakan untuk mematahkan semangat tahanan ketika ditanyai.
Serangkaian praktik lain yang ditujukan untuk mematahkan semangat tahanan dilaksanakan secara rutin dan mungkin bisa menurun menjadi penyiksaan.
Penulis laporan mengkritik tajam Kantor Penuntut Negara dan pengadilan karena diduga membiarkan praktik semacam itu digunakan.
Keputusan Pengadilan Tinggi tahun 1999 melarang digunakannya siksaan dalam interogasi. Tapi pengadilan membolehkan penggunaan metode-metode untuk menciptakan tekanan atau ketidaknyamanan sebagai bagian dari interogasi, tapi tidak dengan tujuan untuk mematahkan semangat mereka yang diinterogasi.
Sebuah pengecualian jika dibuat dalam kasus-kasus yang didefinisikan sebagai “bom waktu”, dalam mana interogasi bisa mencegah sebuah serangan teror yang direncanakan untuk segera dilaksanakan. Di bawah situasi-situasi ini, langkah-langkah pendisiplinan tidak akan diambil melawan interogator yang menggunakan bentuk-bentuk penyiksaan.
Kementerian Kehakiman, yang mengawasi investigasi agen keamanan, menyangkal laporan itu, mengatakan bahwa investigasi Shin Bet dilakukan sesuai hukum.
“Laporan itu penuh dengan kesalahan, klaim tak berdasar, dan ketidakakuratan,” ujar kementerian, seraya menambahkan bahwa laporan itu didasarkan pada contoh-contoh tak representatif yang dipilih dalam cara yang tendensius untuk mendistorsi realitas yang ada.
Sejak keputusan Pengadilan Tinggi diumumkan, jumlah dan keparahan insiden penyiksaan telah cukup banyak berkurang. (rin/pic/hz) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!