Jum'at, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 23 Juli 2010 09:22 wib
2.049 views
Terbukanya Kasus Belasan Tahun Diskriminasi Muslim Kanada
TORONTO (Berita SuaraMedia) – Pengadilan Banding Federal memutuskan bahwa polisi nasional Kanada (Royal Canadian Mounted Police atau RMCP) melakukan diskrimimasi rasial dan relijius ketika mengeluarkan seorang pria Muslim dari akademi kadet kepolisian, membuka jalan bagi pria itu untuk kembali ke pelatihan 11 tahun setelah dipecat.
Keputusan itu menguatkan temuan Pengadilan Hak Asasi Manusia Kanada di tahun 2008 bahwa Ali Tahmourpour, 37, mengalami pelecehan verbal dan perlakuan buruk dari para instruktur, diolok-olok karena memakai perlengkapan relijius, dan evaluasi kinerja yang buruk saat mendaftar di Akademi Kadet Regina RMCP (yang dikenal sebagai Depot).
"Akhirnya saya mendapatkan pemulihan nama baik," ujar Tahmourpour dari rumahnya di Mississauga, mengatakan bahwa dirinya berniat untuk kembali ke akademi itu untuk mewujudkan impiannya menjadi anggota RMCP.
"Kakek buyut saya adalah seorang kepala polisi di pegunungan barat Persia, jadi itu sudah mengalir dalam keluarga."
Kontrak pelatihan Tahmourpour dihentikan pada bulan Oktober 1999, sekitar 14 minggu sejak memasuki 22 minggu masa pelatihan kadet RMCP, dengan alasan memiliki kelemahan dalam kemampuan berkomunikasi, partisipasi kelompok, dan kemampuan untuk mengatasi tekanan. Karena masalah-masalah itu, sebuah rekomendasi dibuat agar dia tidak diijinkan untuk daftar ulang.
Keputusan pemecatannya didasarkan pada penilaian diskriminatif terhadap kemampuan Tahmourpour dan keputusan untuk mencegah kembalinya pria itu ke akademi sebagian didasarkan pada ras, agama, atau/dan kewarganegaraannya.
Tapi polisi nasional menantang keputusan itu tahun lalu di Pengadilan Federal, di mana seorang hakim mengeluarkan perintah dan mengirimkan kembali keluhan itu ke pengadilan untuk sidang dengar pendapat.
Tahmourpour mengajukan banding pada hakim pengadilan federal itu pada Pengadilan Banding, di mana hakim Karen Sharlow minggu ini menjunjung tinggi keputusan pengadilan tahun 2008, yang menyatakan bahwa perlakuan diskiminasi terhadap Tahmourpour oleh RCMP tidak memberikan kesempatan pada dirinya untuk menyelesaikan pelatihan di Depot dan mencari nafkah sebagai petugas RMCP.
Dia hanya merujuk pada satu aspek dari keputusan awal Pengadilan untuk dipertimbangkan, yaitu pada bagian pemberian kompensasi pada Tahmourpour untuk mengganti pendapatan yang hilang.
Tahmourpour mengatakan bahwa masalahnya dimulai pada hari pertama pelatihan ketika dia diasingkan oleh instrukturnya karena meminta ijin untuk memakai perlengkapan relijius di kelas olahraga. Dia mengatakan bahwa seorang perwira, Korporal Dan Boyer, kepala instruktur unit senjata api, terutama memusuhi dan melecehkan secara verbal dirinya, sering berteriak di telinganya di lapangan tembak bahwa dia adalah "pengecut", "pecundang", dan "tidak berguna".
Dalam satu kesempatan, Boyer (yang sekarang sudah pensiun) mengawasi Tahmourpour menuliskan namanya pada formulir evaluasi dalam gaya "Persia" dari kanan ke kiri dan diduga mengatakan, "Bahasa macam apa itu? Atau itu sesuatu yang kau karang sendiri?"
Pengadilan Banding mencatat dalam keputusannya minggu ini bahwa RCMP tidak membantah klaim-klaim tersebut, juga temuan lainnya dari pengadilan bahwa lelucon rasis selama pelatihan kepekaan dibolehkan oleh instruktur dan bahwa evaluasi kinerja Tahmourpour dipalsukan dan dipengaruhi oleh sikap yang diskriminatif.
Pengacara Tahmourpour, Paul Champ, mengatakan bahwa kasus itu menunjukkan kecenderungan RCMP untuk berusaha melindungi reputasinya apapun yang terjadi.
"Aspek paling menyulitkan dari kasus ini adalah cara RCMP melawannya selama bertahun-tahun," ujarnya. "Ujian bagi sebuah organisasi adalah bagaimana ia menanggapi insiden-insiden semacam ini. Tindakan dari para instruktur itu jelas tidak mencerminkan RCMP secara keseluruhan, tapi yang mencerminkan RCMP secara keseluruhan adalah bagaimana mereka meresponnya. Dan mereka jelas gagal dalam hal itu." (rin/lp) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!