Jum'at, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 16 Juli 2010 09:18 wib
1.350 views
Negara Teluk Bersatu Hadang Film Kekerasan Di Wilayah Muslim
MUMBAI (Berita SuaraMedia) – Sebuah film Bollywood tentang isu sensitif kehidupan etnis Kashmir India dicekal di sejumlah negara Teluk, ujar pembuatnya.
Lima negara – Uni Emirat Arab, Kuwait, Qatar, Bahrain, dan Oman – tidak akan memutar "Lamhaa" (Momen), yang mengklaim berisi kisah nyata di balik kekerasan di kawasan mayoritas Muslim itu.
"Pemerintah India meloloskan film ini dan tidak ada yang menjadi keberatan," ujar sutradara Rahul Dholakia. "Tapi otoritas film Teluk tidak merasa demikian. Saya sangat kecewa."
Dholakia mengatakan dirinya sangat terkejut bahwa "Lamhaa" dicekal karena dia percaya filmnya adalah tentang perdamaian dan persaudaraan.
Produser Bunty Walia mengatakan distributor Timur Tengah untuk film itu telah mengonfirmasi adanya pencekalan.
Film yang dirilis di India pada Jumat minggu lalu itu dibintangi oleh aktor veteran Sanjay Dutt dan rekan aktris Bipasha Basu.
"Pencekalan terhadap sebuah film yang jujur? Apa yang terjadi pada kebebasan berekspresi??" tulis Basu pada laman Twitter-nya kamis (15/7) kemarin.
Lamhaa berhasil lolos dari sensor India dan Kashmir sendiri, karena kebencian yang besar terhadap peraturan dari New Delhi di kawasan Himalaya itu.
Dewan sensor India mempermasalahkan trailer promosi untuk film itu dan dilaporkan keberatan dengan deskripsi Kashmir sebagai "tempat paling berbahaya di dunia", memaksa Dholakia untuk memotong bagian itu.
Penduduk setempat juga dilaporkan memaksa kru film untuk mengambil ulang gambar sebuah adegan karena marah terhadap penggambaran kawasan itu yang telah hancur akibat pertempuran dan protes separatis selama puluhan tahun.
Walia menambahkan, "Mereka tidak menyarankan untuk menghapus adegan-adegan tertentu dari film. Mereka langsung menolak menayangkan Lamhaa di sana."
Bunty Walia kemudian mengatakan, "Saya benar-benar kecewa dengan berita ini. Film-film Bollywood memiliki pasar yang besar di Timur Tengah dan pencekalan di sana bisa menimbulkan kerugian yang sangat besar. Kami bisa memperoleh balik modal yang cukup banyak jika film ini ditayangkan di sana. Tapi saya sedih untuk orang-orang di sana, yang tidak bisa menonton sebuah film indah seperti Lamhaa."
Para pemain dan kru menyebut pencekalan Lamhaa tidak diperlukan. Beberapa aktor dan sutradara dari Bollywood maju membela film itu di situs Twitter.
Pembuat film India terkenal, Madhur Bandarkar, men-Tweet, "Saya mendukung para pembuat Lamhaa sepenuh hati. Mencekal sebuah film di negara manapun hanyalah 'wisata budaya'. Saya sangat kecewa terhadap pencekalan Lamhaa di negara-negara Teluk."
Pemain utama film ini, Bipasha Basu mengatakan, "Kenapa mencekal film yang jujur seperti Lamhaa? Di mana kebebasan berekspresi? Menyedihkan bahwa sekarang rakyat Qatar, Bahrain, Kuwait, dan Oman tidak bisa menonton film ini."
Produser Bunty Walia menginformasikan bahwa Lamhaa akan dirilis di 750 bioskop di seluruh India.
Konflik di Kashmir adalah warisan dari pembagian anak benua India setelah berakhirnya kekuasaan Inggris di tahun 1947 dan telah menjadi pemicu tiga perang antara India dan Pakistan. (rin/meo/bn) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!