Jum'at, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 9 Juli 2010 13:47 wib
2.220 views
Dukungan Masjid Menguat, Warga Staten Island Ungkit 9/11
NEW YORK (Berita SuaraMedia) – Meminta agar diperlakukan seperti penganut agama lainnya, sekitar 50 pendukung rencana Masjid di Midland Beach menggalang dukungan untuk proyek tersebut di kaki tangga Borough Hall di St. George.
"Reaksi terhadap penjualan biara itu melukai kami," ujar Heshm El Meligy, warga New Springville yang berbicara atas nama Federasi Arab Muslim Amerika.
"Kami adalah penduduk Staten Island. Kami punya hak untuk memiliki tempat ibadah sesuai dengan hukum pertanahan."
Penggalangan dukungan itu diorganisir oleh Masyarakat Muslim Amerika (MAS).
Terjadi perdebatan di seluruh borough tentang apakah MAS harus mengubah sebuah biara kosong, yang dimiliki oleh Gereja St. Margaret Mary di Midland Beach, menjadi Masjid dan Pusat Komunitas. Tapi kaum Muslim mendebat bahwa mereka punya hak yang sama besarnya dengan Katolik maupun Yahudi untuk berada di sana.
"Kami tidak menginginkan keistimewaan yang tidak dimiliki orang lain," ujar El Meligy.
Warga mengetahui kesepakatan antara gereja dan MAS di bulan Mei, tapi marah karena kontraknya tanpa masukan dari mereka.
Mereka berdalih kecemasan tentang lalu lintas dan lahan parkir di lingkungan sekitar, dan berpendapat bahwa mendatangkan Masjid ke wilayah itu akan menunjukkan kekurangpekaan terhadap penduduk setempat yang tewas dalam serangan 11 September.
"Parkir di sini sudah susah. Bagaimana pusat komunitas lain akan mempengaruhi lingkungan ini, baik dikelola oleh kelompok Islam atau bukan?" tanya seorang warga.
"Ini menyakitkan, dilakukan bahkan tanpa berkonsultasi dengan kami, secara diam-diam," ujar Eugene Reems, 42, warga yang sudah tinggal di wilayah itu seumur hidupnya.
"Serangan 11 September meninggalkan bekas luka di lingkungan ini yang akan ada selama sisa umur kami," tambahnya, merujuk pada jalan Freeborn di depan biara, yang dinamai ulang untuk Kapten Martin Egan, 36, dari dinas pemadam kebakaran yang tewas dalam serangan tersebut.
"Hanya ada sedikit informasi, dan saya memiliki lebih banyak pertanyaan daripada jawaban," ujar anggota dewan James Oddo. "Tidak seorang pun dari kelompok itu yang menghubungi saya sebagai pejabat publik yang mewakili wilayah ini. Satu-satunya cara saya mengetahui tentang hal ini adalah melalui telepon dan email dari orang-orang di dalam komunitas."
Warga lainnya di Midland Beach menyuarakan kekhawatiran yang serupa.
"Organisasi Islam macam apa ini? Apa tujuan dan sejarah dari kelompok ini?" tanya Gerri Owens, seorang ibu empat anak.
"Ini adalah rumah kami, keluarga suami saya sudah tinggal di sini selama 80 tahun. Kami perlu merasa aman di lingkungan kami sendiri. Saya tidak mau menggeneralisir semua orang tapi sesuatu yang tidak kami ketahui itulah yang kami takutkan," ujar Owens.
Di bulan Juni, pastur gereja, Keith Fennesy, menarik dukungannya terhadap rencana Masjid tersebut, membatalkan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya.
"Kami merasa bahwa apa yang terjadi sekarang banyak disetir oleh ketakutan dan histeria, dengan beberapa dipicu oleh kelompok profesional yang memiliki sejarah prasangka terhadap kaum Muslim," ujar MMA, merujuk pada rencananya untuk mengubah lokasi itu menjadi sebuah Masjid dan pusat komunitas.
Pernyataan MMA itu sebagai respon dari penarikan dukungan terhadap rencana tersebut oleh Pendeta Keith Fennessy, pastur di Gereja Margaret Mary R.C., yang menandatangani kontrak penjualan bulan lalu. (rin/sv/sm) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!