Jum'at, 7 Jumadil Awwal 1446 H / 9 Juli 2010 13:33 wib
1.382 views
Segelintir Teror Dalam AS Negeri Ancam Komunitas Muslim
WASHINGTON (Berita SuaraMedia) – Seorang penulis Muslim Amerika mengatakan bahwa pemerintahan Obama menghadapi tugas sulit memastikan mayoritas penduduk Muslim yang taat hukum tidak dicemari oleh beberapa oknum jahat, atau memastikan tidak ada satu pun bentuk radikalisme yang menerobos masuk.
Jika pemerintah, untuk alasan tertentu, memutuskan tidak ada masalah, mereka bisa kelewatan teroris di masa depan.
Menurut Asra Nomani, penulis buku "Berdiri Sendirian di Makkah: Perjuangan Seorang Wanita Amerika Untuk Jiwa Islam", pemerintahan Obama juga menghadapi masalah di mana jika mereka memutuskan untuk menetralisir bentuk radikal ini, mereka berisiko memprovokasi jutaan kaum Muslim yang penuh damai.
Nomani mengatakan, "Ada tarik ulur di dalam diri kita untuk berusaha berdamai dengan Islam dan menjadi seorang Amerika."
Hati dan pikiran beberapa anak muda bisa menjadi target mudah bagi kelompok radikal yang memakai YouTube dan situs web lain untuk memasang retorika membakar. Retorika semacam itu bisa menarik anak-anak muda, tambahnya.
"Kesadaran saya muncul pasca 11 September dan penculikan rekan saya, Daniel Pearl (reporter agensi berita Wall Street Journal). Dan saya menyadari bahwa kita sedang tertidur di sini, dan kita harus jujur tentang fakta bahwa kita memiliki masalah di dalam masyarakat kita," ujarnya.
Komentator Muslim lainnya mengatakan bahwa komunitas mereka tidak mendukung radikalisme.
Komunitas Muslim mengecam aksi pengeboman Times Square, ujar Osama Siblani, penerbit Arab American News di Dearborn, Michigan.
"Ini adalah sebuah pengecualian, bukan peraturan. Saya telah meyakinkan banyak orang dari generasi muda bahwa ada jalan untuk mengekspresikan diri di dalam sebuah peraturan, bahkan dengan sebuah keputusan yang dibuat di Gedung Putih," tambahnya.
Beberapa kelompok Islam mainstream mengatakan bahwa komentar Shahzad dan penerimaan perannya dalam serangan itu serupa dengan retorika yang berasal dari kelompok-kelompok radikal selama bertahun-tahun yang mencoreng nama Islam.
"Satu-satunya perbedaan adalah ini terjadi di dalam ruang sidang Amerika alih-alih rekaman video dari sebuah gua di Afghanistan," ujar Ibrahim Hooper, direktur komunikasi Council on American-Islamic Relations di Washington.
Penilaian Ancaman Tahunan 2010, yang ditulis oleh Dennis Blair, mantan direktur intelijen nasional, mengatakan bahwa kekerasan dari oknum dalam negeri akan bertahan tapi akan bersifat sporadis.
"Segelintir individu dan sel-sel rahasia kecil akan berusaha melakukan serangan tiap tahun, dengan hanya sedikit dari aktivitas itu yang terwujud menjadi kekerasan terhadap dalam negeri dan terhadap komunitas Muslim ," bunyi penilaian tersebut. (rin/bn) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!