Sabtu, 12 Jumadil Awwal 1446 H / 3 Juli 2010 08:46 wib
2.119 views
Bos Klab Gay Inggris Ancam Boikot Bisnis Muslim
LONDON (Berita SuaraMedia) – Salah satu pemilik klub gay terkenal di London memicu kontroversi setelah memposting caci maki di internet mengenai Muslim Inggris.
Pria itu, yang menanggapi sebuah cerita dari situs web Evening Standard berjudul "Pemrotes Berkelahi Dengan Polisi Dalam Bentrokan di Luar Masjid" dalam akun Facebooknya, berjanji akan memboikot semua bisnis yang dimiliki oleh kaum Muslim sebagai respon terhadap kekacauan baru-baru ini di London Timur. Dia juga mencoba membenarkan keputusannya dengan menyebutkan jumlah korban tewas dari tentara Inggris di Afghanistan, yang bulan ini meningkat di atas 300 jiwa.
PinkPaper.com sudah berusaha menghubungi Mark Ames dari Klab XXL di London untuk menanyakan bagaimana dia membenarkan pernyataannya itu.
Ames – atau seseorang yang memposting dengan berpura-pura menjadi dirinya – menulis, "Mulai hari ini aku akan memboikot semua toko, pom bensin, restoran, atau bisnis-bisnis yang aku tahu dimiliki oleh kaum Muslim. Ini juga termasuk berlibur ke negara-negara Muslim. Angka kematian tentara kita mencapai 300, kenapa tidak kita usir saja orang-orang ini kembali ke negara tercinta masing-masing dan biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri di sana!"
Tidak mengejutkan jika komentar itu menimbulkan kritik. Salah satu pembaca PinkPaper.com mengatakan, "Saya merasa pernyataan ini, siapapun yang melontarkannya, sangat mengganggu. Tapi berasal dari komunitas gay? Saya sangat terkejut."
Tokoh-tokoh masyarakat mengecam keras Mark Ames atas pernyataannya di Facebook itu.
Tidak ada tanda-tanda bahwa anggota Klub XXL yang lain sependapat dengan pandangannya tapi salah satu perwakilan dari mereka mengatakan akan mendukung kebebasannya untuk berbicara.
Sekarang, anggota komunitas gay London mengkritik komentar asli Ames.
Ali Hili dari IraqiLGBT mengatakan, "Saya rasa, berasal dari siapapun, pernyataan semacam ini tidak bisa diterima, apalagi dari seseorang dengan status tinggi. Ini terutama ketika orang-orang yang dibicarakannya bisa dideportasi ke sebuah negara yang mungkin akan membahayakan keselamatan mereka. Saya ada di negara ini karena saya mengkhawatirkan nyawa saya dan saya masih mengalami diskriminasi, bahkan di sini sekalipun."
Royston Ford, sekretaris kelompok gay Imaan, sependapat, "Jika dia (Ames) memegang sudut pandang itu, dia telah menunjukkan dirinya sebagai contoh komunitas LGBT London yang tidak representatif dan tidak menyenangkan."
"Meskipun sudut pandang rasis dan Islamofobia seperti ini ada di antara minoritas orang-orang LGBT, dia tidak mewakili mayoritas anggota yang berpikiran terbuka dan pantas. Jika Ames memilih untuk mempermalukan dirinya sendiri, sementara sebagian besar dari kami sedang bersiap untuk merayakan keragaman komunitas kami dalam Pride 2010, maka itu kerugian bagi dirinya sendiri."
Penggiat kampanye hak asasi manusia, Peter Tatchell, menekankan betapa salahnya untuk mencap dan menghukum seluruh populasi Muslim.
"Tidak semua Muslim fundamentalis dan anti-gay," tambahnya.
"Boikot akan melukai kaum Muslim yang tidak homofobik. Itu juga akan melukai gay yang memiliki bisnis. Kenapa mereka harus diboikot? Itu tidak masuk akal dan sangat tidak adil."
Bos klab malam lainnya, Jeremy Joseph, dari G-A-Y London juga bergabung dalam gelombang kritik, mengatakan bahwa dia terpukul oleh komentar Ames.
Dia mengatakan bahwa sementara Ames mungkin berusaha menghormati tentara Inggris di Afghanistan, dia sebenarnya menghina mereka dan gagal memahami apa yang mereka perjuangkan. "Tujuan yang dinyatakan oleh militer Inggris adalah mendatangkan kedamaian dan stabilitas yang sangat didamba oleh mayoritas Muslim di Afghanistan," ujar Joseph. (rin/iw) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!