Senin, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 14 Juni 2010 10:40 wib
1.928 views
Hacker kah Di Balik Sabotase Siaran Piala Dunia Al Jazeera?
BETHLEHEM (Berita SuaraMedia) - Al-Jazeera Sport, jaringan dengan hak siaran khusus untuk Piala Dunia di Timur Tengah dan Afrika Utara, mengatakan sinyalnya macet pada saluran satelit Nilesat dan Arabsat oleh "aksi pembajakan", mengarah pada pertengkaran antara kedua jaringan.
Kemacetan itu juga meningkatkan kemarahan penggemar sepak bola yang membayar biaya berlangganan sebesar 600 real di Saudi.
Pemirsa dihadapkan dengan layar kosong atau beku ketika mereka berusaha menonton laga pembuka antara Meksiko dan Afrika Selatan hari Jumat lalu sampai sinyalnya kembali di babak kedua, tapi kualitasnya kurang bagus, demikian jaringan berita The Qatar melaporkan.
Pertandingan Argentina melawan Nigeria kemarin hilang selama beberapa menit, kemudian menghilang sepenuhnya dari satu saluran televisi, dan mengalami gangguan pikselasi dan distorsi.
Aficionados sepakbola di kafe dan hotel dari Al Ain hingga Dubai dibingunggkan oleh masalah, yang pada satu saat mereka melihat komentar permainan berubah dari Bahasa Inggris menjadi Bahasa Perancis.
Penyiar menayangkan permintaan maaf langsung atas kejadian yang terjadi saat pertengahan pertandingan Argentina - Nigeria, dan kemudian berita itu mendapat pesan panjang yang memberitahukan pemirsanya untuk kembali ke saluran satelit pengganti.
Pihak resmi Al-Jazeera Sports mengatakan penyabot mengalihkan berita itu.
"Kami melakukan penyelidikan untuk mencari tahu bagaimana itu terjadi. Mesir sama sekali tidak berminat merusak reputasi penyedia terbesar dunia Arab, Nilesat," ujar Mahmoud Juma, kepala Persatuan Radio dan Televisi Mesir, yang memiliki 40 persen saham Nilesat, seperti yang dikutip kantor berita Aljazeera.net.
Dia melanjutkan: "Al Jazeera menghukum pemirsa dan pemasang iklan di Nilesat. Warga Mesir bukan pencuri atau orang jalanan; kami adalah orang terhormat dan profesional. Kami tidak ingin merusak kesenangan keluarga Mesir dan Arab yang menonton Piala Dunia."
"Kami sedang menonton pertandingan Afrika Selatan lawan Meksiko ketika tiba-tiba siaran pertandingannya terpotong," ujar Mohammed Al-Zahrani, 23 tahun, sambil duduk di kedai kopi Jeddah.
"Awalnya kami bertanya pada pemilik kedai kopi kalau mereka sudah membayar langganan untuk saluran Al Jazeera Sport atau belum, dan dia bilang sudah, jadi tidak ada alasan pertandingan itu terpotong."
Di Riyadh, penggemar sepak bola melancarkan cacian kemarahan terhadap Al Jazeera.
Para fans itu kemudian melanjutkan ke forum online untuk menunjukkan kemarahan mereka.
"Demam Piala Dunia dihancurkan oleh kesalahan teknis Al Jazeera," ujar pengguna Twitter "mjeddy" memprotes.
"Saya ingin berterima kasih pada Al Jazeera karena menghancurkan pertandingan Piala Dunia pertama saya. Tidak ada sinyal dan tidak ada dukungan pelanggan. Briliann sekali," ujar yang lainnya yang menyebut dirinya Nasserak.
Analis industri telekomunikasi di Amerika Serikat, Jeff Kagan, mengatakan hal itu secara virtual tidak mungkin.
"Ketika perusahaan mengatakan ada orang jahat yang melakukan ini, mereka sebenarnya tidak tahu siapa yang membajak," ujarnya.
"Mereka hanya mengatakan apa yang mereka pikirkan. Orang membajak ke dalam sistem mereka dan mengambil alih, dan kemudian mereka keluar. Sinyal yang mereka gunakan untuk mengambil kendali bisa datang dari mana saja di dunia ini."
Kagan mengatakan jaringan televisi yang menjalankan operasi digital harus bersiap terhadap serangan oleh pembajak canggih yang semakin meningkat.
"Semuanya dijalankan dengan komputer," ujarnya. "Telepon seluler saat ini semuanya dijalankan oleh komputer dan itu bisa dibajak, dan semakin lama hal-hal semacam ini akan menjadi targer besar bagi orang-orang jahat itu."
"Ini adalah peringatan dan jaringan harus menggunakan proteksi virus. Ini adalah perang konstan, dimana orang-orang jahat itu terus berupaya menyerang, dan ini terus dan terus terjadi."
Pemirsa kemarin tidak hanya dikecewakan oleh gangguan itu. Setidaknya mereka yang membayar lebih untuk Dh295 hingga Dh384 untuk menonton Piala Dunia dari saluran Al Jazeera, permasalahan itu merupakan saat yang mahal karena mereka kehilangan dan kemungkinan tidak mendapat penggantian.
"Kami meminta maaf atas gangguan yang terjadi, itu karena gangguan satelit dari sumber yang tidak diketahui," Nasser, Al-Kholeifi, direktur pelaksana al-Jazeera Sport, mengatakan dalam pernyataan yang tercantum di situs Al-Jazeera International Sabtu lalu.
"Kami akan melakukan apapun untuk mencari tahu siapa yang bertanggung jawab," ujar Al-Kholeifi, yang jaringannya menjanjikan akan menempuh jalur hukum, dengan mempertimbangkan aksi itu mengherankan karena pertandingan itu "bukan acara politik, tapi pertandingan olah raga."
"Setelah berbulan-bulan bernegosiasi dengan Fifa, kami ingin pemirsa Arab menikmati beberapa acara Piala Dunia secara gratis," ujar Al-Kholeifi. "Tapi sayang sekali, ada orang-orang yang sebaliknya memiliki agenda politik. Kami akan melakukan yang terbaik untuk mengetahui siapa dibalik semua ini."
Nilesat, perusahaan satelit Mesir, mengatakan mereka telah menyelidiki sumber gangguan, Al-Jazeera melaporkan. Perusahaan berjanji "menempuh segala cara terhadap tindakan tidak bertanggung jawab yang melanggar segala hukum dan norma internasional."
Pihak resmi Al Jazeera memperkirakan sekitar 85 juta pemirsa menonton siaran mereka pada pertandingan hari Jumat lalu, walaupun mereka tidak yakin berapa banyak yang terganggu oleh kesalahan teknis itu.
Direktur komunikasi Al Jazeera, Satnam Matharu, menolak membahas persoalan tersebut kemarin.
FIFA, badan internasional yang mengatur Piala Dunia, mengatakan ia "mendukung Al Jazeera dalam usaha menemukan sumber gangguan" dalam penyiaran.
Dalam pernyataan hari Sabtu lalu, FIFA mengatakan "ini merupakan tindakan yang menggemparkan, berusaha menghentikan siaran transmisi resmi Piala Dunia FIFA karena tindakan semacam itu menghilangkan kesenangan penggemar sepak bola saat menikmati pertandingan dunia di wilayah itu."
Al Jazeera Sport, sementara itu, berjanji mengambil jalur hukum atas insiden tersebut.
"Setelah berbulan-bulan bernegosiasi dengan FIFA, kami ingin pemirsa Arab kami menikmati sedikit acara Piala Dunia dengan gratis," ujar al-Kholeifi.
"Tapi sayang sekali, ada orang-orang dengan agenda politik yang bertentangan. Kami akan melakukan yang terbaik untuk mengetahui siapa dibalik semua ini." (raz/mn/tn/an/alj) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!