Sabtu, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 12 Juni 2010 14:12 wib
1.854 views
Sutradara AS Rilis Video Pembantaian Flotilla
NEW YORK (Berita SuaraMedia) - Rekaman video baru mengenai serangan Israel terhadap armada pos ke Gaza dirilis oleh produser film dan aktivis Tribeca.
Cuplikan video Iara Lee yang berdurasi selama satu jam tanpa editan menangkap kedatangan helikopter dan komando militer Israel yang menaiki Marmara Mavi pada 31 Mei, tetapi tidak menunjukkan salah satu pertempuran yang sebenarnya.
Sebuah potongan dua menit tersedia di nydailynews
Militer Israel awalnya mengatakan bahwa pasukannya, yang menewaskan sembilan orang, pertama kali diserang penumpang kapal Turki dan menembak demi pertahanan diri, dan merilis klip video yang mendukung hal ini.
Para pembuat film Brazil - Amerika itu berkata ia menyelundupkan kartu memori dari Israel di pakaian dalamnya setelah peralatan kameranya disita.
"Kami membutuhkan bantuan untuk rakyat ... Jangan gunakan kekerasan terhadap warga sipil., Kami adalah warga sipil!" seorang wanita dapat terdengar berteriak kepada para prajurit sementara alarm meraung di latar belakang.
Pada satu titik, penumpang yang menggunakan pelampung penyelamat menggunakan ketapel untuk mempertahankan diri dari tentara Israel ketika mereka menaiki kapal.
"Ini cukup menyedihkan melihat bahwa mereka memerintahkan semua komando turun dan kami memiliki beberapa orang dengan katapel kecil, Anda tahu? Ini seperti Daud dan Goliat pastinya," kata Lee.
Juru kamera Lee juga menangkap penumpang yang panik memompa dada seorang pria yang berdarah dan membawa seseorang dengan sebuah tandu, genangan merah di belakang kepalanya. Gambar yang lain memperlihatkan seorang tentara Israel yang ditangkap.
"Saya sendiri siap untuk pergi ke penjara. Saya tidak siap untuk membunuh," kata Lee.
"Mereka mengatakan itu adalah 'kapal kebencian', Anda tahu - saya akan mengatakan kami adalah 'kapal cinta'," katanya.
Selain merilis video, sutradara Iara Lee juga menulis sebuah editorial pada San Francisco Chronicle pada 5 Juni.Dalam editorialnya ia merunut kejadian sebenarnya di atas kapal.
"militer Israel melancarkan serangan malam dengan pasukan bersenjata berat. Di bawah serangan, beberapa penumpang melawan para pasukan yang naik ke kapal menggunakan sapu dan barang-barang lainnya yang berada dalam jangkauan tangan. Komando dan tentara angkatan laut menembak dan menewaskan sedikitnya sembilan warga sipil dan puluhan lainnya mengalami luka serius. Lainnya masih hilang. Jumlah akhir korban tewas belum ditentukan."
Ia mengatakan bahwa takut akan nyawa sesama penumpang ketika ia mendengar tembakan dilepaskan di geladak, dan ia kemudian melihat mayat beberapa orang yang tewas dibawa ke dalam. "Saya berharap tentara untuk menembak di udara atau di kaki orang-orang itu, tetapi saya melihat mayat orang-orang yang tampaknya telah ditembak beberapa kali di kepala atau dada."
Ia mengisahkan bahwa setelah selesai, para prajurit Israel mengkomandoi kapal-kapal itu, secara ilegal menculik mereka dari perairan internasional, menggiring mereka ke pelabuhan Ashdod, dan menangkap semua yang naik di kapal.
"Pemerintah Israel telah menyita seluruh peralatan video kami, hard drive dengan rekaman video, ponsel dan notebook. Mereka menahan para wartawan di atas kapal saya, mencegah mereka selama berhari-hari dari berbicara tentang apa yang terjadi. Bertindak atas nama Israel di Dewan Keamanan PBB, Amerika Serikat telah mencoba memblokir penyelidikan internasional yang menyeluruh dan tidak memihak atas insiden itu."
Pemerintah Israel menyangkal bahwa blokadenya atas Gaza adalah sumber penderitaan bagi warga sipil di sana. "Sementara juru bicara perusahaan secara aktif bekerja untuk menciptakan kebingungan di media, kebenarannya jelas untuk semua orang yang akan peduli untuk melihatnya, tulis Lee. "Kesimpulan besar yang sangat dihormati otoritas hak asasi manusia adalah bahwa pemerintah Israel, karena tidak menerima legitimasi pemerintah Hamas yang terpilih, sedang mengejar kebijakan apa yang Human Rights Watch sebut sebagai "hukuman kolektif terhadap penduduk sipil," sesuatu yang ilegal menurut hukum internasional." lanjut Lee dalam Editorialnya.
Juru bicara Israel bersikeras bahwa Freedom Flotilla Gaza adalah provokasi. "Itu sama seperti mengatakan bahwa pengunjuk rasa hak-hak sipil di bagian selatan Amerika yang duduk di gerai makan siang yang dipisahkan mewakili provokasi untuk pemecahbelahan, atau dalam arti bahwa semua protes tanpa kekerasan terhadap tindakan tidak sah dari pemerintah adalah definisi provokasi," tulis Lee.
Di bawah pengepungan ilegal, pengiriman bantuan untuk warga sipil adalah tindakan dilarang; "maksud konvoi kemanusiaan kita adalah untuk melanggar larangan yang tidak adil ini." (iw/nydn/sfg) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!