Kamis, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 10 Juni 2010 10:19 wib
2.139 views
Ditinggal Presiden Peru Saat Konferensi, Clinton Kebingungan
LIMA PERU (Berita SuaraMedia) – Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dihadapkan pada momen yang canggung ketika Presiden Peru Alan Garcia Perez melakukan aksi walk out meninggalkan Clinton dalam konferensi pers gabungan di Lima, Peru.
Clinton berada di Peru sebagai bagian dari lawatan panjangnya ke Amerika Latin dan Karibia untuk Majelis Umum Organisasi Negara-Negara Benua Amerika (OAS) yang menyebut diri sebagai organisasi multilateral utama belahan bumi barat.
Garcia memberikan pernyataan dalam bahasa Spanyol, ia memuji Clinton dan mengatakan Clinton merupakan “seorang perempuan yang mewakili modernitas, seorang perempuan yang telah terlibat berbagai perjuangan demi hak-hak perempuan sejak lama.”
Tapi, ia kemudian keluar, meninggalkan ruangan dan meninggalkan Clinton yang tengah menunggu terjemahan komentarnya seorang diri.
Mengenai insiden itu, seorang staf Departemen Politik Kedutaan Besar Peru mengatakan bahwa memang bukan hal baru jika para pemimpin Peru menemui pers seorang diri, namun ia menambahkan dirinya tidak mengetahui rincian peristiwa itu.
Sementara itu, dalam pernyataannya, Garcia mengutip apa yang dilakukan Clinton ketika menjadi ibu negara, membela hak perempuan di Beijing, dan kegagalan Clinton dalam reformasi perawatan kesehatan.
“Jadi kita tahu (Clinton) memiliki panggilan untuk melayani kaum perempuan, melayani orang-orang miskin, melayani masyarakat, dan itulah mengapa kami sangat senang ia berada di sini untuk menunjukkan bahwa persahabatan kami akan melanjutkan persahabatan antara Peru dan Amerika Serikat,” kata Garcia.
Pada hari Selasa waktu setempat, Hillary Clinton meminta negara-negara Amerika Latin membebankan pajak lebih besar kepada orang kaya, ia menambahkan pertumbuhan ekonomi dan persaingan di kawasan Amerika Latin bergantung pada hal itu.
Dalam pidato di ibu kota Ekuador, Clinton mengatakan bahwa jumlah orang kaya yang menghindari pajak di belahan bumi barat amat tinggi, hal itu merusak upaya membangun infrastruktur yang amat diperlukan, seperti jalan, jembatan, dan pembangkit listrik. Ia menambahkan hal itu jugaa memungkinkan negara-negara di benua Amerika mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
“Meski ada perkembangan di beberapa sektor, sistem pajak dan anggaran yang berlaku tidak efektif dan tidak efisien di sebagian besar belahan bumi ini,” katanya.
Ia menambahkan bahwa di banyak negara, sebagian besar beban ditanggung oleh masyarakat kelas bawah.
“Tapi,” kata Clinton. “Ada banyak contoh di mana-mana bahwa orang kaya tidak membayar bagian mereka secara adil. Kita tidak bisa menganggap remeh hal ini. Jumlah orang yang menghindari pajak amat tinggi dan tidak bisa diterima. (Jumlahnya) sama banyaknya atau bahkan melebihi 50 persen pajak pendapatan di beberapa kawasan.”
Akibatnya, Clinton mengatakan sebagian besar pemerintahan di kawasan tersebut tidak mampu menyediakan layanan dasar.
“Ini bukan peperangan antar kelas atau retorika kami melawan mereka,” kata Clinton. “Melainkan menyadari bahwa ini bukan permainan zero sum (menyeimbangkan keuntungan atau kerugian satu pihak dengan keuntungan atau kerugian pihak lain) dan pemenangnya mendapatkan semua pendekatan terhadap masa depan ekonomi kita. Itu adalah pandangan sempit dan kuno.
“Semakin banyak penambahan pajak akan memperkuat ekonomi kita secara keseluruhan dan menjadikannya lebih kompetitif dalam jangka panjang, demi keuntungan semua pihak,” kata Clinton.
Clinton menjadikan perimbangan pajak sebagai tema utama dalam beberapa pidato terbaru di Washington dan luar negeri. Ia kembali menjadikan hal itu sebagai tema pada babak kedua lawatan empat negara Amerika Latin dan Karibia yang telah membawanya mengunjungi Peru dan akan membawanya ke Kolombia pada hari Rabu, disusul dengan Barbados pada hari Kamis. (dn/nk/ap) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!