Senin, 14 Jumadil Awwal 1446 H / 24 Mei 2010 16:00 wib
1.932 views
Takut Ditinggal, Facebook Janji Gelontorkan Aturan Privasi Baru
LONDON (Berita SuaraMedia) – Seorang kolonel Inggris mengundurkan diri setelah dalam program Panorama tayangan stasiun televisi BBC mengungkapkan mengenai “biaya psikologis” dari tugas tersebut yang muncul dalam video penyelidikan seorang janda prajurit perang.
Pejabat tertinggi satuan penjinak bom Inggris tersebut mengundurkan diri kemarin malam setelah menyarakan kekhawatiran mengenai tekanan yang dihadapi timnya di Afghanistan.
Kolonel Bob Seddon mundur dari posisi kepala teknis amunisi Korps Bantuan Logistik setelah dalam program Panorama BBC mengatakan bahwa dirinya membutuhkan lebih banyak orang untuk terjun ke lapangan dan menyebarkan ketakutan mengenai dampak psikologis pekerjaan tersebut.
Dalam program yang sedianya ditayangkan malam ini tersebut, Seddon mengatakan bahwa Angkatan Darat menginginkan lebih banyak orang untuk ditempatkan di tim penjinak untuk mengatasi medan yang dicurigai ditanam bahan peledak buatan (IED), namun, ia menambahkan, langkah tersebut mungkin membutuhkan “sedikit waktu”.
Ia menambahkan, “Itu berarti bahwa orang-orang yang sudah ada saat ini akan berada di bawah tekanan. Saya amat khawatir bahwa dalam jangka waktu lebih panjang, orang-orang yang telah melakukan pekerjaan sulit dan berbahaya di Afghanistan mungkin harus menanggung ‘biaya psikologis’ lebih besar untuk apa yang telah mereka kerjakan.”
Dalam wawancara untuk program tersebut, Seddon mengatakan AD mencari cara untuk merilis sebuah rincian studi mengenai dampak psikologis dari penjinakan bom terhadap para pelakunya.
Dokumenter tersebut dibuat oleh janda seorang ahli penjinak bom yang kehilangan nyawa di Afghanistan. Ia menggunakan program tersebut untuk mempertanyakan apakah militer telah gagal dalam menjalankan tugas untuk melindungi suaminya.
Kopral Kepala Olaf “Oz” Schmid tewas pada Oktober tahun lalu saat berusaha menjinakkan bahan peledak di dekat Sangin, pusat provinsi Helmand, satu minggu sebelum ia dijadwalkan pulang ke Inggris.
Christina Schmid mengatakan suaminya mengeluh kelelahan pada hari nyawanya melayang karena tuntutan tugas tanpa henti yang dibebankan kepada dirinya dan para anggota timnya akibat kekurangan staf.
Shmid membacakan surat yang diterima dari suaminya sebelum meninggal, yang mengungkapkan kondisi stres terkait pekerjaannya.
“Saya sudah menjalani kehidupan yang keras selama lima minggu di Afghanistan.” Pernyataan lainnya berbunyi, “Bertahan hidup (di Afghanistan) sama seperti (bermain) lotere, dan berpatroli di wilayah-wilayah berbahaya Afghanistan sama saja seperti bermain Rolet Rusia dengan kaki Anda.”
Schmid adalah satu dari empat ahli penjinak bom yang tewas di Afghanistan dalam kurun waktu sedikit lebih dari satu tahun. Saat ia meninggal, timnya terperangkap di sebuah gang setelah menemukan kabel yang terhubung pada sebuah bom. Ia mengikuti kabel tersebut menuju bahan peledak dan tewas kala berusaha menjinakkannya.
Kepada program tersebut, sang janda mengatakan, “Dia (Olaf Schmid) sedang lelah saat itu, ia mengaku perlu istirahat dari aktivitasnya. Saya rasa saat itu dia sama sekali tidak punya waktu.”
Menteri Pertahanan Inggris Liam Fox mengeluarkan pernyataan untuk membantah ancaman IED terhadap pasukan Inggris di Afghanistan, ia mengatakan bhwa hal itu menjadi “rprioritas utama” bagi pemerintahan koalisi baru Inggris.
“Ada sejumlah tantangan yang amat nyata. Ancaman tersebut tidak tetap, demikian halnya dengan respons kami,” katanya. “Saya akan memastikan bahwa kita telah melakukan segala hal yang penting untuk memastikan bahwa pasukan kita mendapatkan segala yang mereka perlukan untuk mengatasi ancaman ini. Mereka pantas menerimanya.
“Seperti yang telah saya saksikan dalam kujungan saya, mereka telah melakukan pekerjaan luar biasa di Afghanistan untuk mendukung keamanan nasional Inggris” kata Fox.
Pengunduran diri Seddon disampaikan saat Fox menggunakan kunjungan perdananya ke Afghanistan kemarin untuk menjanjikan imbalan lebih baik bagi para prajurit Inggris yang diterjunkan di medan tempur Afghanistan.
Fox datang bersama William Hague, menteri luar negeri baru Inggris, dan Andrew Mitchell, menteri perkembangan internasional, dan melakukan kunjungan akhir pekan, yang merupakan kunjungan pertama pejabat pemerintahan baru. (dn/gd) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!