Sabtu, 14 Jumadil Awwal 1446 H / 22 Mei 2010 10:47 wib
1.833 views
Jerman: Kebijakan Barat Di Afghanistan Gagal Total
BERLIN (Berita SuaraMedia) – Sekelompok ahli dari pusat penelitian terkemuka di Jerman, seperti HSFK, IFSH, dan INEF, yang menangani keamanan dan politik internasional, mempersembahkan “Laporan Perdamaian 2010”.
Penulis laporan menyimpulkan bahwa kebijakan negara-negara Barat, terutama Jerman, di Afghanistan gagal total.
“Hasil dari perang selama sembilan tahun di Afghanistan sangat menghancurkan,” ujar dokumen tersebut. Setelah kejatuhan Taliban, Barat, termasuk Jerman, tidak pernah berhasil menciptakan struktur negara yang berfungsi secara normal, kecuali untuk beberapa kota, di Afghanistan.
Pemerintah Afghan sangat lemah dan korup, dan masyarakatnya terpecah-pecah.
Penulis laporan mengindikasikan bahwa kepentingan negara-negara tetangga terlalu bertentangan untuk memiliki efek menstabilkan.
Para pakar menyebut dimulainya negosiasi dengan Taliban sebagai salah satu syarat untuk stabilisasi situasi di Afghanistan.
Terlebih lagi, menurut mereka, karakteristik tradisional dari struktur masyarakat Afghan harus menjadi pertimbangan, dan akan diremehkan bahwa di dalam proses penyelesaian damai perlu untuk meninggalkan sejumlah standar demokratis, penting bagi Barat.
Para ahli mendesak untuk fokus pada penguatan lembaga kepemerintahan dan struktur kekuasaan Afghan, daripada memperluas pertempuran melawan Taliban.
Bertempur melawan Taliban dan melindungi warga sipil, dalam pandangan mereka, pada dasarnya tidak sejalan.
Mereka menyarankan Jerman untuk mengikuti jejak Belanda dan Kanada, yang berniat untuk mengakhiri keikutsertaan mereka dalam operasi pertempuran tanpa menarik pasukan dari Afghanistan. Dengan melakukannya, beberapa negara NATO berharap dapat melepaskan diri dari serangan Taliban.
Dalam hal ini, posisi penulis laporan sangat berlawanan dengan rencana pemerintah Jerman, yang tidak hanya meningkatkan kekuatan pasukan pendudukan Bundeswehr dengan tambahan 850 tentara di tahun 2010, tapi juga berniat memperkuat persenjataannya untuk memerangi Mujahidin dengan lebih efektif.
ACS PzH 2000, mampu menyerang target dalam jarak jauh, dan tambahan kendaraan lapis baja, akan dikirimkan ke Afghanistan dalam waktu dekat, dan di bulan Juni 2010 Bundeswehr di Afghanistan akan menerima lebih dari 50 helikopter tempur.
Sementara itu, sebuah konferensi damai, atau jirga, untuk memperkuat konsensus nasional tentang bagaimana berdamai dengan Taliban akan digelar akhir bulan ini di Kabul.
Koran Inggris The Guardian melaporkan baru-baru ini bahwa Afghanistan mengusulkan untuk menawari para pemimpin top Taliban pengasingan jika mereka sepakat menghentikan pertempuran melawan pemerintah. Koran itu merujuk pada sebuah dokumen yang menyebutkan bahwa pemimpin pemberontak memiliki kemungkinan untuk diasingkan di negara ketiga. Dokumen itu juga menyerukan untuk kelas-kelas deradikalisasi bagi para pasukan perlawanan dan ribuan lapangan kerja bagi pejuang Taliban yang menyerahkan senjatanya.
Dalam sebuah pergeseran strategi, kebanyakan negara Barat kini menerima bahwa solusi politik apa pun untuk konflik Afghanistan harus mencakup unsur-unsur moderat dari Taliban. Awal tahun ini, Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Westerwelle, menggalang dukungan untuk “program keluar” bagi pejuang Taliban yang didanai oleh komunitas internasional. (rin/kc/dw) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!