Survei: 37 Persen remaja Yahudi AS Bersimpati Pada HamasSabtu, 23 Nov 2024 20:25 |
LOS ANGELES (Berita SuaraMedia) - Hukum tegas baru di Arizona terhadap imigrasi legal telah mencuatkan protes kemarahan dan boikot tapi kelompok Yahudi mengatakan pihak lawan yang membandingkannya dengan kemunculan Nazi Jerman terlalu berlebihan.
"Hal ini memperkecil Holocaust," ujar Rabbi Marvin Hier, penemu dan dekan Wiesenthal Center, sebuah pusat studi Holocaust yang terkenal di dunia dan berbasis di Los Angeles.
"Korban-korban selamat dan lainnya sangat gelisah tentang hal ini," dia mengatakan. "Ketika Anda berlebihan, sangat menyakitkan bagi mereka ketika mereka tahu bahwa para ibu dan ayah mereka dibawa ke ruang gas tanpa ada pertolongan hukum. Mereka kehilangan anak-anak."
Hukum Arizona yang dijalankan bulan Juli nanti membuat imigran ilegal setingkat dengan kejahatan federal. Dibutuhkan polisi untuk menanyai seseorang tentang status imigrasinya jika ada "kecurigaan beralasan" bahwa seseorang berada di suatu negara secara ilegal.
Kritik mengatakan hal ini membuka pintu terhadap profil rasial terhadap warga Hispanik, walaupun jaksa penuntut hukum mendasari semata-mata karena ras.
Bulan lalu, Kardinal Roger Mahony, kepala Katolik Roman Achdiocese Los Angeles, mengatakan hukum itu mendorong orang ke dalam represi Nazi - Soviet satu sama lain.
Juru bicara Mahony, Tod Tamberg, mengatakan bahwa kardinal "tidak pernah membandingkan Arizona atau warga Arizona terhadap Nazi Jerman."
"Yang dia katakan adalah ketakutan kalau hukum semacam ini diciptakan di sebuah masyarakat, dimana orang tidak yakin apakah mereka akan dibuat berhenti dan memproduksi kertas-kertas, adalah sudah tentu merupakan karakteristik" dari rezim Soviet dan Nazi.
"Kita semua harus berhati-hati dengan pembandingan terhadap Holocaust," ujar Tamberg. "Holocaust sudah terjadi dan masih menjadi pengalaman unik dan mengerikan sehingga tak ada pembanding terhadapnya."
Referensi kepada fasisme juga ketika Dewan Kota Los Angeles memberikan suara mendukung pemboikotan bisnis Arizona.
Anggota dewan kota Paul Koretz menyamakan hukum itu - dan hukum Arizona lain seperti satu yang menyisihkan program studi etnik di sekolah menengah - dengan permulaan Nazi Jerman ketika Yahudi diasingkan untuk diadili.
"Kita tidak bisa membiarkan kemajuan ini lebih lanjut," ujar Koretz, yang mengatakan ia kehilangan keluarganya dalam Holocaust. "Ini sangat berbahaya."
Wiesenthal Center menentang hukum imigrasi.
"Kami pikir hukum ini menodai para imigran, misalnya, orang-orang Latin," Hier mengatakan. "Seorang Amerika kulit putih tidak pernah harus menghadapi tantangan semacam itu jadi ini adalah diskriminasi terbuka pada dasarnya."
Bagaimanapun, Hier mengatakan ini tidak adil, membandingkan sebuah hukum yang melewati proses pemilihan resmi secara demokratis dengan mereka yang membuat hukum totaliter yang membuat korbannya tidak punya jalan lain ke hukum.
"Di sini, menyebut orang Amerika itu Nazi kelewat batas. Tidak semua getaran bumi adalah gempa Haiti," ujar Hier.
Hukum Jerman mengarah pada kamp kematian "dan Amerika tidak mengambil jalan itu," ujarnya.
Panggilan untuk mengumpulkan komentar dari Koretz tidak segera dikembalikan. Koretz sedang dalam pertemuan dewan untuk mendengar rekomendasi anggaran untuk penutupan celah besar anggaran.
Direktur nasional Liga Anti-Fitnah, Abraham H. Foxman, lebih awal bulan ini menulis bahwa pembandingan antara hukum Arizona dan Nazisme "membatalkan dan menyepelekan kematian 6 juta Yahudi dan jutaan tentara lainnya yang berjuang melawan Nazisme. Mereka juga bermain dalam kelompok orang-orang yang mendukung hukum Arizona."
Dia mengatakan beberapa pihak oposisi terhadap kebijakan Presiden Barack Obama membandingkannya dengan Adolf Hitler.
"Sepertinya hal ini terjadi dengan keteraturan lebih besar dalam debat politik Amerika saat ini daripada sebelumnya: Ketika kemarahan mencapai puncak demam dalam persoalan tertentu, hasilnya pembandingan tak terelakkan terhadap Holocaust," Foxman mengatakan dalam sebuah artikel di Agen Telegrafis Yahudi. "Ini telah menjadi hukum ibu jari, slogan yang-terlalu-baik-sekali sepanjang waktu."
Kemarahan tersebut berawal ketika Kepala keuskupan Katolik terbesar di AS mengatakan bahwa kebijakan anti imigrasi Arizona mendorong penindasan ala Nazi.
“Parlemen Arizona baru saja meloloskan undang-undang anti imigran yang merupakan kemunduran, kejam dan tidak berguna,” tulis Kardinal Roger Mahony dalam blognya.
RUU tersebut akan mengharuskan polisi menentukan status imigrasi seseorang jika ada alasan yang cukup untuk mencurigai keabsahan orang yang bersangkutan tinggal di AS.
“Saya tidak bisa membayangkan bahwa Arizona kini menerapkan teknik-teknik Nazi Jerman dan Komunis Rusia yang mengharuskan semua orang saling melaporkan kepada yang berwajib mengenai kecurigaan terhadap dokumen,” kata kardinal yang dikenal sebagai pendukung hak-hak imigran tersebut. (raz/nbc/sm) www.suaramedia.com
FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id
Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com
Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com
Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%.
Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com