Rabu, 6 Jumadil Awwal 1446 H / 5 Mei 2010 13:18 wib
2.376 views
India Kalang Kabut Kedatangan Ratusan Anggota Al Qaeda
NEW DELHI (Berita SuaraMedia) – Sebuah data intelijen lemah dari kawasan Assam menyebutkan mengenai sekelompok anggota gerakan al-Qaeda yang masuk ke India. Informasi tersebut memicu kewaspadaan sepanjang minggu lalu.
Polisi diminta untuk mengawasi kelompok dari jaringan al-Qaeda yang berusaha masuk ke India dari pantai barat. Meski data tersebut tidak kuat, aparat tidak ingin membiarkan hal itu ketika Lashkar dan kelompok-kelompok yang berbasis di Pakistan mantap untuk meluncurkan serangan besar ke India.
Setidaknya beberapa masukan dari Assam dalam dua minggu terakhir menyebutkan 140 orang yang diduga anggota al-Qaeda mungkin telah menyusup ke wilayah India dari pantai barat, dengan menumpangi kapal nelayan Sri Lanka.
Sejumlah sumber Angkatan Laut mengesampingkan masukan tersebut. Mereka mengatakan mustahil orang sebanyak itu dapat mencapai pantai India dengan menggunakan kapal nelayan asing.
Namun polisi Assam tidak hanya mengulangi peringatan mereka, mereka juga memberikan lebih banyak rincian mengenai plot al-Qaeda dan bersikeras bahwa mereka telah mendarat di sepanjang pantai Gujarat – Maharashtra dan menyebar ke berbagai wilayah India. 30 orang di antara mereka disebut-sebut telah berada di Rajshtan dan 14 orang di Uttar Pradesh. Sekitar 15 hingga 20 orang mungkin pergi ke Hyderavbad dan 12 lagi ke Maharashtra. Sementara sisanya, 40 orang, pergi ke negara bagian di selatan dan lima orang ke Delhi atau Haryana.
Polisi Assam menyebutkan bahwa beberapa orang dari mereka mungkin terbunuh di Jammu dan Kashmir dalam bentrokan yang terjadi beberapa hari terakhir. Namun, sejumlah sumber keamanan meragukan klaim tersebut karena tidak ada pernyataan dari sumber lain untuk membuktikan hal itu.
Akan tetapi, Kementerian Dalam Negeri India mengeluarkan peringatan pada Jumat lalu terhadap beberapa negara bagian yang bersangkutan, agaknya pemerintah tidak ingin mengambil risiko.
Ini adalah peringatan kedua dalam dua minggu terakhir di mana pemerintah pusat mengeluarkan peringatan serius kepada beberapa negara bagian.
Sebelumnya, dalam sebuah percakapan yang telah disadap antara seorang “teroris” yang berbasis di Nepal dan rekannya di Pakistan, pemerintah India mengklaim mendengar rencana untuk menyerang New Delhi dan kota-kota lainnya untuk memaksa pemerintah pusat mengeluarkan peringatan teror pada pertengahan April. Dua peringatan tersebut berujung pada semakin meningkatnya keberadaan polisi dan pengintaian di kota-kota tersebut pada akhir minggu, kata sumber-sumber tersebut.
Sementara itu, sejumlah kematian karena radiasi yang melanda para pekerja besi memantik kekhawatiran mengenai keamanan nuklir di India, pada saat negara-negara kuat Asia tengah merayu negara-negara asing untuk ambil bagian dalam pasar nuklir sipil India senilai $150 miliar.
Aparat keamanan India meluncurkan penyelidikan terhadap pembuangan mesin yang tidak lagi dipergunakan dari departemen kimia di Universitas Delhi, yang mengandung materi radioaktif cobalt-60 dan berakhir di tempat pembuangan besi tua di ibu kota India.
Seorang pria meninggal di rumah sakit karena terpapar radioaktif minggu lalu. Seorang anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan bahwa kasus tersebut adalah kasus yang paling serius di seluruh dunia sejak tahun 2006.
Kematian tersebut memantik kekhawatiran mengenai cara penanganan materi nuklir di India ketika partai penguasa Kongres mencoba mendorong diloloskannya undang-undang di parlemen India untuk membantu negara-negara asing mengakses pasar energi nuklir India.
India, satu dari sedikit negara yang menolak menandatangani kesepakatan non proliferasi nuklir, menandatangani kesepakatan nuklir sipil penting dengan Amerika Serikat pada tahun 2008.
“Saat kesepakatan nuklir antara India dan AS membawa negara kami ke depan di jalur perdagangan nuklir, kemampuan untuk menerapkan keamanan akan menjadi hal yang penting,” tulis surat kabar Financial Express dalam editorialnya minggu ini.
“Dengan dilatarbelakangi hal itu, kematian seorang pria karena radiasi adalah sebuah peringatan yang harus ditindaklanjuti dengan sangat serius.”
Pemerintah India akan memperkenalkan rancangan undang-undang baru di Parlemen pada akhir minggu ini.
Partai Komunis India, yang menjadi bagian koalisi pemerintahan dan merupakan pengkritik kesepakatan nuklir dan penundaan RUU pertanggungjawaban nuklir, mengangkat masalah kematian pekerja tersebut di parlemen.
Standar keselamatan merupakan isu penting di India. Sebuah kebocoran gas di pabrik Union Carbide seperempat abad yang lalu menewaskan ribuan orang. Kecelakan tersebut menjadi kecelakaan industri terburuk di dunia. (dn/ti/re) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!