Senin, 12 Jumadil Awwal 1446 H / 19 April 2010 09:37 wib
1.736 views
Kehadiran Militer India Di Afghanistan Ancam Pakistan
WASHINGTON (SuaraMedia News) – Duta besar Pakistan untuk AS, Hussain Haqqani, mengatakan bahwa negaranya tidak akan mau India membangun pangkalan militer atau intelijen di Afghanistan, yang akan merusak integritas dan stabilitas Pakistan.
Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita The Financial Times, Haqqani mengatakan bahwa Pakistan menginginkan kedamaian dan stabilitas di kawasan, mereka tidak akan pernah mau tanah Afghan digunakan untuk mendestabilkan dan melemahkan negara-negara lain.
“Kehadiran India di Afghanistan seharusnya tidak menjadi keberadaan intelijen atau militer strategis yang mengancam integritas, stabilitas, dan kekuatan Pakistan,” ujar Haqqani.
Ketika diminta untuk menjelaskan kekhawatiran Pakistan atas meningkatnya kehadiran India di Afghanistan, Haqqani mengatakan bahwa Islamabad telah berbagi informasi dan intelijen dengan AS terkait aktivitas India di Afghanistan yang kurang baik bagi keamanan negaranya.
Ia menekankan bahwa Pakistan berkomitmen untuk mengusir kelompok militan dari tanahnya, dan tidak akan membiarkannya digunakan oleh organisasi-organisasi seperti Al Qaeda.
“Tidak akan ada wilayah Pakistan yang akan tersedia untuk kelompok Al Qaeda manapun baik itu yang berasal dari Afghanistan maupun Pakistan, yang menghadirkan ancaman bagi Pakistan atau anggota komunitas internasional lainnya,” ujar Haqqani.
Haqqani menambahkan bahwa Pakistan tidak mau Taliban kembali mengambil alih Afghanistan setelah AS keluar dari negara tersebut.
“Itu seharusnya jelas bagi semua orang. Pakistan tidak mau melihat Taliban kembali berkuasa di Afghanistan. Yang kami nanti adalah pasca penarikan Amerika dari Afghanistan, realita terbesar bagi Pakistan adalah bahwa kami tidak mau Taliban menguasai Afghanistan, dengan tuntutan dari Taliban Pakistan untuk berusaha menciptakan sistem yang serupa di Pakistan,” jelasnya.
Bulan Januari lalu Pakistan berhasil menggerakkan kembali formula pembicaraan enam plus dua untuk melawan tekanan AS terkait pemberian peran yang lebih besar kepada India dalam rehabilitasi Afghanistan.
Tetangga-tetangga dekat Afghanistan – Pakistan, Iran, China, Tajikistan, dan Uzbekistan – dan AS bertemu pada bulan itu di Turki untuk membahas situasi di Afghanistan dan untuk mengukur restorasi perdamaian di negara tersebut.
Pembicaraan itu awalnya juga melibatkan Rusia, tapi dalam formula yang baru perwakilan Moskow telah digantikan oleh Inggris.
Menteri Luar Negeri China dan pejabat senior dari Iran, Turkmenistan, Uzbekistan, Tajikistan, Pakistan dan Afghanistan menghadiri konferensi yang juga diikuti oleh Menteri Luar Negeri Inggris David Miliband dan Wakil Utusan Khusus AS Richard Holbrooke, Paul Jones.
Sumber diplomatik mengatakan bahwa Pakistan telah melobi tetangga-tetangga Afghanistan untuk memperbarui pembicaraan itu guna menggagalkan rencana India mendapatkan pijakan di Afghanistan.
Pakistan meyakini bahwa India bukan tetangga dekat Afghanistan dan karena itu seharusnya ia memiliki peran yang terbatas di negara tersebut.
Turki diminta mengadakan pertemuan itu karena ia dipercaya oleh Pakistan dan diterima sebagai pihak yang netral guna mempromosikan pendekatan umum terhadap konflik ini.
Pada bulan yang sama, 50 negara bertemu dalam Konferensi London untuk membahas isu Afghan. Penyelenggara konferensi, seperti AS, berusaha meyakinkan Pakistan agar menerima peran India yang lebih besar di Afghanistan.
“Tidak mungkin bagi kami untuk memberikan India sebuah peran di Afghanistan karena negara itu telah menggunakan tanah Afghan untuk mendestabilkan Pakistan. Selain itu, India secara tradisional telah bersekutu dengan Rusia dan berperan dalam penghancuran Afghanistan,” ujar beberapa sumber. (rin/nk/dt) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!