Jum'at, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 9 April 2010 08:08 wib
1.620 views
Curiga Berlebihan, ''Bom Sepatu'' Picu Kehebohan Penerbangan AS
WASHINGTON (SuaraMedia News) – Para pejabat pemerintahan AS mengatakan badan intelijen FBI tengah menyelidiki dugaan bahwa seorang pria yang bernama Mohammed Yacoub mungkin berupaya meledakkan sepatunya dalam sebuah penerbangan dari Washington DC menuju Denver.
Seorang pejabat mengatakan, petugas keamanan pesawat tampaknya mampu menahan pria tersebut.
Kristin Lee dari Dinas Keamanan Transportasi mengatakan bahwa pria yang bersangkutan tengah diinterogasi aparat penegak hukum di Denver.
Dua orang pejabat mengatakan pria tersebut adalah seorang diplomat Qatar yang telah bertahun-tahun tinggal di AS.
Tidak seperti upaya pengeboman hari Natal dalam sebuah penerbangan menuju Detroit, para pejabat mengatakan masih belum jelas apa yang hendak dilakukan pria tersebut, apakah menyalakan api dan memicu ledakan, atau sesuatu yang tidak berbahaya seperti merokok.
Para pejabat bersikukuh bahwa masih terlalu dini untuk menilai apakah insiden tersebut merupakan tindak “terorisme” atau hanya kesalahpahaman belaka.
Dalam perkembangan terbaru, seorang anggota aparat penegak hukum mengatakan tidak akan ada tuntutan kriminal yang diajukan terhadap diplomat Qatar yang menghebohkan penerbangan Washington – Denver hari Rabu malam waktu AS karena hendak merokok di kamar mandi pesawat.
Pejabat tersebut merahasiakan namanya karena tidak diizinkan memberikan penjelasan secara rinci mengenai kasus tersebut.
Sama sekali tidak ada bahan peledak yang ditemukan pada pria tersebut, dan para pejabat yakin bahwa dia tidak berniat melukai siapapun, tambahnya.
Seorang diplomat Arab yang memberikan penjelasan mengenai masalah tersebut mengidentifikasi diplomat yang bersangkutan sebagai Mohammed Al-Madadi.
Dinas Keamanan Transportasi mengeluarkan pernyataan dan menyebutkan bahwa penumpang yang menimbulkan “gangguan” tersebut masih ditanyai.
Karena kepanikan tersebut, aparat penegak hukum waspada dan bahkan mengirimkan jet tempur.
Dua orang anggota aparat penegak hukum mengatakan bahwa para penyelidik menanyai pria tersebut terkait bau asap di kamar mandi, dan pria tersebut berkelakar dan mengatakan dirinya hendak meledakkan sepatunya, merujuk pada pengebom sepatu Richard Reid pada tahun 2001.
Sumber-sumber tersebut tidak bersedia memberikan identitas karena tidak diizinkan membicarakan investigasi yang tengah berlangsung.
Pesawat Boeing 757 tersebut mengangkut 157 orang penumpang dan enam awak kabin, kata juru bicara United Airlines, Michael Trevino. Pesawat tersebut meninggalkan Bandara Nasional Reagan pada pukul 17.19 dan mendarat di Bandara Internasional Denver pada puku; 19.00 waktu AS.
Para awak kabin menghubungi lembaga pengontrol lalu lintas udara dan meminta aparat penegak hukum menunggu pesawat tersebut di bandara tujuan, kata Trevino.
Para penumpang mengatakan, mereka diharuskan tetap tinggal dalam pesawat selama hampir satu jam setelah pendaratan, mereka juga diinterogasi di kantor pemadam kebakaran bandara tersebut.
Mei Turcotte, 26, penumpang asal Kalispell, Montana, mengatakan pada Associated Press bahwa dirinya mencium bau asap setelah satu jam pesawat mengangkasa. Dia kemudian menengok ke luar jendela pesawat dan melihat ada dua jet yang terbang mengiringi pesawat.
“Saya sering bepergian dengan pesawat, jadi saya tahu hal itu tidak wajar,” katanya.
Dia mengaku marah karena ditahan di luar kemauannya untuk ditanya-tanyai perihal masalah kecil.
“Dia pergi dengan tenang-tenang saja. Tidak ada kejadian,” kata Turcotte. “Mereka (aparat) menjadikan hal ini sesuatu yang konyol.”
Dave Klaresma, 55, dari Parker, Colorado, mengatakan bahwa Istrinya, Laura, duduk di belakang pria tersebut di kabin kelas satu United Flight. Sang istri mengatakan, ia melihat pria itu pergi ke kamar mandi dan beberapa saat kemudian pria itu mengatakan sesuatu pada awak kabin. Setelah itu, dua orang petugas keamanan pesawat AS di kabin kelas satu menangkap pria itu dan duduk di samping kiri-kanannya hingga mendarat.
Menurut Klaversma, istrinya mengatakan, segalanya berlangsung dengan tenang. “Tidak ada yang histeris, tidak ada perlawanan, tidak ada apa-apa,” katanya. Istri Klaversma kemudian mengatakan tidak ada suatu apapun dari pria itu yang patut dicurigai sebelum insiden penangkapan terjadi.”
“Pendaratan di Denver berlangsung tidak seperti biasa,” kata Smith, seorang programmer komputer, kepada wartawan via telepon genggam. “Kami datang dengan cepat, dan kami terbang rendah dalam waktu lama. Saya belum pernah melihat pesawat melakukan itu. Tidak ada pengumuman apapun.”
Ketika sudah mendarat, kata Smith, pilot pesawat akhirnya menyampaikan pengumuman. “Ada kejadian di dalam pesawat.”
Bandara tetap dibuka selama peristiwa itu, dan tidak ada penerbangan yang ditunda atau dibatalkan, kata Jeff Green, juru bicara bandara.
Di dalam terminal bandara, para penumpang penerbangan lain mengambil barang, menjalani pemeriksaan keamanan dan tidak tampak menyadari ada keadaan “darurat”.
Erin Montroy, seorang penumpang yang transit di bandara tersebut dalam perjalanan dari Kansas City menuju Las Vegas, mengatakan bahwa dirinya tidak mendengar apapun mengenai peristiwa itu dan sama sekali tidak merasa takut.
“Saya tidak merasa terancam, tidak seperti yang mereka (aparat) pikir seharusnya terjadi,” katanya.
Di atas pesawat kepresidenan Air Force One, Presiden Barack Obama diberi tahu mengenai insiden tersebut oleh Penasihat Keamanan Jenderal Jim Jones, dan Kepala Staf Keamanan Nasional Denis McDonough, sesaat sebelum pukul 9 malam waktu setempat, kata seorang staf Gedung Putih, yang tidak bersedia menyebutkan namanya karena membahas masalah yang tengah diselidiki. Presiden bertolak menuju Praha untuk menandatangani kesepakatan senjata nuklir dengan Rusia pada hari Kamis (Jumat WIB). Click Video (dn/in/ap) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!