Rabu, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 31 Maret 2010 08:07 wib
1.734 views
Warga Korut Bocorkan Rahasia Negara Lewat SMS
PYONGYANG (SuaraMedia News) – Korea Utara, salah satu negara yang paling sulit ditembus di dunia, sedang menghadapi ancaman baru: jejaring dari warga negaranya sendiri yang menyebarkan informasi mengenai kehidupan di sana ke Korea Selatan dan sekutu-sekutu Baratnya.
Jejaring itu adalah kreasi dari sekelompok pembelot Korea Utara dan aktivis HAM Korea Selatan yang menggunakan telepon genggam untuk menembus berita tentang Korea Utara. Untuk membangun jejaring, perekrut menyusup ke China untuk membujuk beberapa warga Korea Utara yang diperbolehkan bepergian ke sana, memberikan telepon genggam untuk diselundupkan melewati perbatasan, kemudian memasang laporan SMS dan telepon dari informan ke situs online.
Itu adalah pekerjaan yang berisiko. Perekrut menghabiskan waktu berbulan-bulan mengidentifikasi dan membujuk calon informan sembari menghindar dari agen-agen Korea Utara dan polisi China yang akan menghentikan kinerja mereka. Korea Utara bahkan menghadapi bahaya yang lebih besar lagi, pengungkapan akan mengarah pada pemenjaraan atau kematian.
Hasilnya adalah berita cuma-cuma untuk semua, sejumlah laporan yang terkadang telah dikonfirmasi namun seringkali bertentangan. Beberapa bersifat penting, situs itu menjadi yang pertama melaporkan kemarahan di kalangan warga Korea Utara terhadap revaluasi mata uang drastis akhir tahun lalu. Yang lainnya lebih membosankan, meliputi topik-topik seperti apakah warga Korea Utara memelihara hewan dan keluhan mereka tentang harga beras.
Namun, fakta bahwa berita-berita semacam itu bocor ke luar adalah sebuah revolusi bagi negara yang sangat efisien yang selama puluhan tahun telah menutup paksa warganya bahkan ketika masyarakat tertutup lainnya telah dengan enggan bersedia menerima sejumlah intrusi dari negara lain yang lebih maju.
“Di dalam kekosongan informasi seperti di Korea Utara, berita kecil apa pun – bahkan yang bersifat rumor – sangat membantu,“ ujar Nicholas Eberstadt, seorang cendekiawan dari American Enterprise Institute yang telah mencatat kesengsaraan ekonomi dan populasi negara itu selama puluhan tahun.
“Dulu Anda tidak akan bisa mendapatkan informasi semacam itu,“ ujarnya tentang laporan krisis mata uang. “Mengesankan untuk melihat perlawanan dari tingkat bawah masyarakat Korea Utara.“
Berita yang dibocorkan para informan kecil kemungkinannya akan menjawab pertanyaan tentang program nuklir Korea Utara atau suksesi kepemimpinan yang paling dipedulikan oleh AS. Sejauh ini tidak ada bukti bahwa sumber-sumber baru ini memiliki akses, atau pengetahuan tertentu, ke dalam kepemimpinan atau elit militer Korea Utara.
Para informan sendiri masih belum banyak berguna bagi mata-mata Amerika dan Korea Selatan, sebagian dikarenakan Utara tidak memiliki jaringan telepon genggam yang luas, memudahkannya bagi otoritas untuk menyadap panggilan telepon dan menyulitkan handler untuk mengarahkan personel saat itu juga.
Seperti yang dikatakan oleh seorang petinggi intelijen senior AS, ”Anda tidak akan menemukan proyek uranium Korea Utara dari orang-orang ini.” Jadi, metode tradisonal pengumpulan intelijen dengan menggunakan gambar satelit, pencegatan telepon dan komputer, serta informan dan agen intelijen Korea Selatan, masih menjadi sumber informasi utama.
Meski demikian, situs tersebut tampaknya telah menimbulkan kerusakan. Agen mata-mata Korea Utara, yang hampir tidak pernah mengakui kelemahannya, baru-baru ini mengingatkan bahwa ”Rencana Korea Selatan untuk menggulingkan sistem kami, menggunakan segala cara dan tindakan mata-mata, menyebar dari pinggiran perbatasan kami dan masuk ke dalam.” Mereka menjanjikan pembalasan, terutama terhadap ’sampah manusia,’ merujuk pada warga Korea Utara yang telah mengkhianati perintah diam pemimpin mereka atas prinsip atau untuk upah pelengkap pendapatan kecil mereka.(rin/nbc) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!