Selasa, 14 Jumadil Awwal 1446 H / 9 Maret 2010 10:49 wib
1.903 views
Tifatul: Semua Pihak Harap Istirahat Sejenak Dari Century
JAKARTA (SuaraMedia News) - Menyikapi kasus Century yang tak kunjung selesai. Salah seorang anggota Gerakan Indonesia Bersatu (GIB) yang tak lain Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti, mengungkapkan ada lima indikasi dugaan barter kasus skandal Bank Century dengan kasus hukum lainnya.
Ray, kepada Persda Network, Senin (8/3/2010) mengungkapkan, indikasi pertama adalah gagalnya pembentukan badan pengawas tindak lanjut rekomendasi pansus. Alasannya bahwa, badan tersebut dimaksudkan bila kasusnya sudah masuk ke pengadilan dan lain sebagainya.
"Atau seperti yang disinyalir oleh Marzuki Alie bahwa pengawasan cukup diserahkan kepada Komisi III karena sudah sesuai dengan wewenangnya. Indikasi yang kedua, membiarkan Boediono dan Sri Mulyani tak tersentuh hukum dan bahkan tak dilengserkan dari jabatannya. Untuk memuaskan kemarahan masyarakat, maka jajaran dirjen, deputi dari lingkungan Depkeu dan BI akan tetap diperiksa bahkan mungkin akan ditetapkan sebagai tersangka," kata Ray.
Indikasi yang ketiga, adanya upaya menaikkan rekomendasi DPR menjadi hak menyatakan pendapat tak akan terealisasi. Kasus ini akan dibiarkan mengambang sampai sayup hilang ditelan waktu.
"Mungkin, riak-riak akan dibuat di awal, tapi tak lebih sebagai upaya mengaburkan jejak untuk hilang bersama dengan kasus lain yang akan muncul. Saya juga mengindikasikan, tidak akan ada reshuffle kabinet dan pecah kongsi koalisi di eksekutif, setidaknya hingga 2010. Akan aman seluruh menteri yang ada," lanjut Ray.
Teriakan Demokrat dan PAN agar dilakukan perampingan koalisi, dianggapnya, hanyalah dapat dibaca sebagai bagian dari cara tawar menawar tersebut. Semacam perang urat syaraf untuk mencari titik kompromi yang saling menguntungkan.
"Pada indikasi yang kelima, akan dimunculkan isu demi stabilitas, pembangunan ekonomi, kenyamanan investor, kelelahan politik dan lain sebagainya. Maka, persoalan-persoalan yang terkait dengan Bank Century sementara ditunda untuk kembali fokus pada pembangunan ekonomi. Kami sudah bisa menebak cara-cara seperti itu," tandas Ray Rangkuti.
Sementara itu, berbeda dengan Ray, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring meminta semua pihak khususnya para elit politik, pengamat politik dan media massa untuk menahan diri dan istirahat sejenak dari perdebatan panjang masalah Bank Century.
"Legislatif sudah merampungkan tugasnya, sekarang bola di yudikatif, jadi eksekutif dan legislatif tidak ikut campur dulu, sama-sama menghormati ranah masing-masing," kata Tifatul di Jakarta, Senin.
Himbauan itu disampaikan terkait telah selesainya tugas Panitia Khusus DPR-RI yang menangani masalah Bank Century.
Menurut dia, semua komponen bangsa berhak menyampaikan aspirasinya secara bebas dan terbuka di era demokrasi saat ini.
Namun Menteri menghimbau semua pihak agar tidak menimbulkan suasana provokatif, karena masyarakat umum sudah mulai kelelahan menyaksikan suasana debat dan kericuhan setiap hari di forum Pansus DPR-RI, maupun sejumlah aksi demonstrasi yang diliput oleh berbagai media massa secara langsung.
Ia berpesan secara khusus kepada sebagian besar para mahasiswa yang selama ini sangat kritis dalam mencermati masalah Bank Century, yakni agar tetap bersikap siaga dan mengawasi tindak lanjut penanganan Bank Century tapi dihimbau agar menghindari tindakan yang anarkis dan konfrontatif.
Proses kasus Bank Century, kata dia, kini sudah berada di ranah hukum (yudikatif). "Oleh sebab itu biarlah tafsir hukum yang bekerja. Sebab jika tafsir politik bisa bermacam-macam, tiap orang bisa beda," kata Tifatul.
Ia berpendapat, hal ini penting disampaikan, karena bila masih berada ranah politik maka hanya akan menimbulkan multi persepsi yang berkepanjangan.
Di samping itu, himbauan yang ia sampaikan juga didasarkan pada esensi pidato Presiden Republik Indonesia pada 4 Maret 2010 yang menurut dia, sangat komprehensif dalam menjelaskan sikap pemerintah.
Sebagaimana diketahui, Presiden dalam pidato tersebut telah menyampaikan ucapan terima-kasih terhadap kinerja Panitia Khusus DPR-RI yang telah selesai menangani masalah Bank Century.
Presiden juga menyampaikan rasa hormat terhadap keputusan-keputusan yang telah diambil dan direkomendasikan oleh DPR-RI.
"Presiden tidak pernah sama sekali meremehkan hasil-hasil Sidang Paripurna DPR-RI, dan bahkan menghargainya, sehingga tolong jangan ditambahi dengan embel-embel yang provokatif," kata Menteri Kominfo.
Bahkan sebagai salah satu wujud apresiasinya, Menteri berpendapat, Presiden sama sekali tidak menunjukkan menyerang pihak manapun, tetapi justru mengajak semua pihak untuk kembali fokus pada kewajiban masing-masing institusi, melanjutkan program peningkatan kesejahteraan rakyat dan bidang ekonomi.
Terkait gonjang ganjing koalisi dan reshuffle kabinet, Presiden SBY justru mengajak agar semua partai koalisi untuk bekerja-sama bahu membahu untuk mensejahterakan rakyat.
"Jadi teman-teman koalisi juga kami serukan untuk cooling down dulu, berpikir tenang dan tidak emosional, karena kita butuh statemen-statemen publik yang menyejukkan. Kita butuh komunikasi dan konsolidasi yang lebih baik dan tertata ke depan. Harus segera dilakukan sekarang, jangan ditunda-tunda sampai sudah ada masalah, lalu muncul pertengkaran baru," demikian Tifatul. (an/km) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!